PART 4

36 9 0
                                    

"ISH, Ma, ini kan hari Minggu. Biarin Fara menikmati hari libur Fara dengan tenang," protes Fara kepada Dewi yang menyuruh dirinya untuk pergi jalan-jalan dengan Azraf.

Dewi menggelengkan kepalanya. "Yaampun, sayang, kamu itu, ya! Kan kamu cuma mau pergi jalan-jalan sama dia. Itu sama aja kayak kamu liburan. Bener nggak, Reen?" Dewi melirik ke arah Naureen.

Naureen segera mengangguk setuju. "Iya, Tante. Bener. Lagian kan, hari ini jadwal pemotretan Fara lagi libur." Ucap Naureen tak ambil pusing. Ini masih lagi, ia malas untuk mencari keributan.

"Reen, Lo kok malah jadi belain Mama sih?" Kesal Fara. Padahal kemarin Naureen sendiri yang setuju dan semangat untuk mendukung keputusannya dalam membuat rencana saat di kamar.

"Ya kan ini Tante gue, Far. Masa nggak boleh belain?" Ucap Naureen berpura-pura. Naureen tertawa dalam hati. Seru juga rasanya bersikap seperti ini.  Jarang-jarang ia bisa membuat Fara sengsara.

Mendengar itu, Fara langsung saja melototi Naureen yang pagi ini sangat menyebalkan. "Bunglon, Lo!" Cibirnya.

"Udah-udah, jangan berantem. Pokonya kamu harus mau pergi sama Nak Azraf. Kemarin malam udah terlanjur dihubungi sama Naureen. Kamu nggak kasian sama dia?" Omel Dewi pada Fara.

"Naureen, siniin hape kamu," pinta Dewi pada Naureen dan langsung di angguki oleh Naureen. Gadis itu menyerahkan ponselnya pada Bibinya.

"Tuh, liat. Nak Azraf aja udah bilang kalo on the way kesini. Udah ya, Fara sayang. Pokonya kamu harus cantik dan bersikap baik sama Nak Azraf. Oke?" Ucap Dewi lantas mencium pucuk kepala Fara, lantas keluar dari kamar Fara.

Setelah itu, Naureen tertawa terbahak-bahak. "Yaampun, Fara. Malang banget nasib Lo, ya," ejek Naureen.

Fara menatap Naureen dengan tajam. "Lo bukannya bantuin gue malah mempersulit," ucapnya merasa kesal.

Naureen mengambil salah satu apel di atas nakas, lantas memakannya. "Kayaknya dulu Lo nyuap dosen di London deh biar Lo lulus," sindir Naureen.

"Maksud Lo apa?" Sinis Fara. Fara menghela napas, mencoba sabar dengan sikap sepupu nya yang sangat-sangat menyebalkan. "Udah ya, Reen. Gue lagi nggak pengen berantem sama lo," ucapnya.

"Ya mangkannya dong dengerin dulu sampe selesai," balas Naureen. Ia menyipitkan matanya, lantas menyeringai dengan licik. "Lo goblok banget ya, Far. Padahal ini kesempatan emas buat lo ngelakuin rencana Lo," ucap Naureen.

Fara tak mengerti. "Bisa nggak sih kalo nggak bertele-tele? Gue lagi males nih banyak bacot," ucapnya.

"Jadi gini, Lo bilang kan mau buat dia nggak nyaman dan risih sama Lo. Nah, Lo bisa lakuin itu sekarang juga. Lo harus nyari tau apa yang nggak dia suka dan Lo harus lakuin sesuatu yang nggak dia suka. Tapi Lo harus lakuin secara halus. Gimana? Bagus kan rencana gue?" Ujar Naureen bangga.

Fara mengangguk dengan semangat. "Iya, Lo bener juga." Ucapnya. "Eh, Reen. Tapi kalo dia ngadu ke Mama gimana? Bisa berabe kan," ucapnya khawatir.

"Udah, pokoknya Lo nurut aja. Ada gue yang siap bantuin Lo," ucap Naureen.

***

Mobil sedan putih milik Azraf masuk di pekarangan rumah Fara. Pria itu turun dari mobilnya dengan malas. Sejujurnya ia sama sekali tidak berminat untuk pergi jalan-jalan dengan Fara—yang notabene bukan gadis yang ia cintai. Namun karena paksaan Bunda dan Papanya kemarin, akhirnya ia memutuskan untuk mengiyakan.

Toh, kemarin dia sendiri yang mengiyakan pada Naureen. Lagi-lagi Azraf dibuat bodoh lagi.

Ia memencet bel rumah beberapa kali hingga akhirnya pintu rumah terbuka dan menampakkan sosok wanita yang berumur setengah abad lebih. Mpok Sumi namanya. ART di rumah Fara yang baru hari ini kembali bekerja setelah satu Minggu pulang kampung.

SPARE BRIDE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang