PART 1

59 16 1
                                    

TERIK matahari menerpa wajah seorang gadis dengan motor Scoopy yang ia tuntun. Wajahnya terlihat lusuh dan letih. Entah sudah berapa kilo yang sudah ia lewati dengan sepeda motornya yang mogok.

Naureen Zhafira sampai di sebuah bengkel. "Do, Aldo!" Panggilnya berteriak kepada sang pemilik bengkel yang tidak terlihat. Entahlah, mungkin si montir masuk kedalam rumahnya yang terhubung dengan bengkel.

Ia menduduki sebuah kursi, mengelap keringat di dahinya. Astaga, ia sangat lelah. Seharusnya setelah pulang kuliah begini, ia sudah rebahan dan tidur. Tapi karena Scoopy bututnya itu, ia jadi melewatkan waktu terbaiknya itu.

Tak lama dua orang pria keluar dari dalam rumah yang menyatu dengan bengkel itu. Satu dengan kemeja rapi, dan satu dengan kaos gembel penuh dengan noda oli.

Netra Naureen tertuju pada sosok pria dengan kemeja biru laut. Ia menyipitkan matanya, mengingat-ingat wajah gang begitu familiar dalam memorinya. "Oh yaampun! Lo kakak kelas gue kan? Yang waktu SMP itu. Yang ngelametin gue pas MOP. Kalo gak salah nama Lo tuh ... Ar ... Ar ... Ar siapa ya?" Naureen mengingat-ingat.

"Saya Azraf," koreksi Azraf Alvelandro.

"Kalian saling kenal?" Tanya Aldo-Pemilik bengkel langganan Naureen.

"Iya, dia kakak kelas gue pas SMP. Lo juga kok bisa kenal dia?" Tanya Naureen.

"Ya kenal lah. Gue sama dia dulu satu kampus." Jawab Aldo. "Ya ... walaupun cepet dia yang lulus," kekehnya.

Ya, Aldo Saputra dulu adalah teman satu kampus Azraf Alvelandro. Bukan hanya itu, tapi mereka sudah menjadi teman dekat.

"Oh iya, betewe makasih ya, Lo dulu udah mau nolongin gue pas PTA," ucap Naureen pada Azraf yang dulu tak sempat mengucapkan terimakasih karena pria didepannya ini pergi lebih dulu.

Azraf tersenyum. "Sama-sama. Itu juga kewajiban saya sebagai dewan waktu itu, saling membantu." Ucapnya. "Kamu sekarang tinggal di sini?" Tanyanya.

Sebelum Naureen menetap di Jakarta bersama paman dan bibinya, ia dulu tinggal di Bogor dan bersekolah di SMP dan SMA disana.

"Iya. Bareng Om-Tante gue," jawab Naureen.

Azraf mengangguk-angguk.

"Heh Reen, Lo kesini mau apa?" Tanya Aldo. Tak mungkin rasanya seorang Naureen datang di tempatnya jika bukan karena sebuah alasan.

"Oh iya, gue sampe lupa. Tuh benerin si Rocky tuh. Mogok lagi dia," ujar Naureen. Si Rocky yang ia maksud adalah nama yang disematkan untuk Scoopy tersayangnya.

"Aelah Reen, perasaan mogok mulu. Kenapa nggak beli lagi aja coba?" Ucap Aldo yang sudah hafal dengan keluhan Naureen. Bagaimana tidak? Setiap saat si Rocky-Scoopy bututnya selalu saja mogok.

"Ya biarin. Butut-butut gini gue tetep cinta sama ayang," ucap Naureen sewot.

"Kelamaan jomblo Lo, Reen. Sampe motor aja Lo pacarin." Ucap Aldo tak habis pikir. Orang waras mana yang memiliki pemikiran semacam itu?

"Eh, gue gak jomblo ya," ucap Naureen.

Sementara Azraf yang mendengar kalimat terakhir Naureen, langsung memasang telinganya dengan baik. Jantungnya berdetak tak menentu.

"Emang siapa pacar Lo?" Tanya Aldo penasaran. Siapa sosok pria yang kuat dengan sikap gadis gila itu. Cerewet, urakan, dan pemarah. Bahkan dulu dia pernah mendapat ketakan ketika tak sengaja mengatakan kata yang menyinggung Naureen.

"Tergantung harinya aja sih," Naureen tersenyum tidak jelas. "Kalo hari Senin tuh gue sama babang Jeno. Kalo hari Selasa gue sama babang Jaehyun. Kalo hari Rabu gue sama Ji Chang-Wook. Dan hari Kamis sampe Minggu, gue sama babang Kai. Oh ya Allah, manis banget pacar-pacar gue!!" Pekik Naureen tanpa malu diakhir kalimatnya.

SPARE BRIDE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang