PART 5

32 9 0
                                    

NAUREEN berjalan mondar-mandir di ruang tunggu rumah sakit. Kini ia begitu panik. Sudah dua jam Azraf dirawat oleh dokter di ruang UGD dan sampai saat ini belum ada kabar dari dokter mengenai kondisi Azraf.

Naureen mengambil ponsel yang berada dalam tasnya. Lantas mulai menelepon seseorang. Ia berdecak ketika sambungan belum terangkat. Oh astaga, bagaimana ini? Naureen tentu butuh bantuan, apalagi tentang masalah administrasi. Jelas Naureen tidak memiliki uang.

"Duh ... gimana nih?" Gumamnya. Ia kembali menelepon seseorang. Kali ini panggilan berhasil terhubungi. "Hallo?"

"Hallo, ada apa Reen?" Tanya Anna Eviany-teman Naureen semasa kuliah.

"Gue butuh bantuan Lo. Lo cepetan kesini ya. Jangan lupa bawa duit sekalian," jawab Naureen dengan nada sedikit panik. Naureen memang sengaja menghubungi teman satu kuliahnya dulu karena dari beberapa temannya, memang Anna yang paling kaya-raya.

"Emang pernah gue pergi gak bawa duit?" Balas Anna sembari terkekeh. "Emangnya Lo ada masalah apa? Lo di tilang satpol PP?" Tanya Anna.

"Bukan, An. Ini lebih parah daripada itu." Balas Naureen.

"Maling bakso?" Tebak Anna yang semakin kemana-mana.

"Bukan itu. Gue hampir bunuh orang,"

****


Naureen Zhafira menghela napas lega ketika netranya mendapati Anna Eviany berjalan menuju kearahnya. Naureen bangkit dari kursi tunggu, lantas menghampiri Anna. "An ... bantuin gue!" Rengek Naureen.

Anna berdecak. "Bisa tenang dulu gak sih? Ini rumah sakit," ucapnya. "Coba lo sekarang tarik napas dalam-dalam terus hembuskan," tuturnya.

Naureen pun melaksanakan apa yang diperintahkan Anna. Setelah Naureen terlihat lebih baik, Anna bertanya. "Sekarang Lo cerita. Ada apa kok Lo bisa sampe ke sini?" Tanya Anna.

"Jadi gini ...." Naureen pun akhirnya menceritakan semuanya tanpa terlewat. Anna geleng-geleng kepala mendengar itu.

"Gila, gila. Makanya jangan ceroboh jadi orang," sindir Anna. Anna tersenyum licik ketika melihat wajah Naureen yang sudah sangat pasrah saat ini. "Lo bilang dia orang kaya kan?" Tanya Anna.

"Iya. Emang kenapa?" Tanya Naureen terdengar bodoh. Tidak ada yang bisa Naureen pikirkan saat ini. Ia sangat ketakutan.

Anna geleng-geleng kepala. "Abis Lo, Reen," ucapnya diiringi decakan.

Mendengar itu, Naureen semakin panik. "Maksud Lo apa?" Tanyanya sedikit keras.

"Gini, ya. Kalo dia orang kaya, pasti kan dia punya harta kekayaan yang banyak. Otomatis, ngelakuin apapun bakal gampang. Coba bayangin, kalo dia atau keluarganya gak terima, pasti mereka nuntut lo dan akhirnya Lo bakal masuk penjara." Ucap Anna menjelaskan.

"Gue bisa nyewa pengacara," ucap Naureen membela diri.

"Pengacara? Dapet duit darimana lo? Dari hasil jual tas pay-later yang belum lunas itu? Atau hutang ke Aldo yang bahkan biaya perbaikan si Rocky bulan lalu yang belum lunas?" Serang Anna sembari tersenyum.

Naureen melotot sembari geleng-geleng kepala. Astaga ... benar. Kenapa ia tidak memikirka itu. Pay-later nya saja masih menumpuk, hutangnya di Aldo juga masih belum lunas. Skripsinya juga belum kelar. Oh my ... jika dia dipenjara apa yang akan terjadi selanjutnya? Bagaimana masa depannya nanti?

Naureen menoleh kearah Anna yang tengah tersenyum kearahnya laksana tanpa beban. Ia menatap sinis. "Lo kok malah bikin gue makin pusing sih?! Seharusnya Lo bantu gue!" Kesal Naureen.

SPARE BRIDE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang