PART 9

12 1 0
                                    

KECANGGUNGAN Naureen dalam pesta meluntur ketika teman-teman Azraf mengajak Naureen mengobrol dan menari bersama. Mereka sangat asik dan tidak sombong seperti yang Naureen pikirkan. Naureen pikir, orang kaya dari kalangan atas seperti teman-teman Azraf dan tamu lainnya sombong dan jahat, namun tidak. Mereka sangat ramah dan baik. Naureen mulai merasa nyaman dan tidak canggung.

Naureen kini duduk satu meja dengan Azraf dan teman-teman nya. Untung saja Naureen mudah akrab dengan seseorang, jadi mudah baginya untuk bergaul.

Azraf tersenyum menatap Naureen yang tertawa lepas. Tidak seperti biasanya, datar dan dingin. Tawa perempuan itu begitu indah, menggetarkan jiwa. Andai saja. Andai saja jika semua harta benda miliknya bisa ditukar dengan kebahagiaan Naureen, Azraf pastilah akan merelakan semua harta benda itu.

"Hai semuanya, bagaimana pestanya? Semoga kalian tidak bosan ya. Mmm ... Untuk memeriahkan pesta pernikahan ini, akan diadakan dansa dengan partner masing-masing ya. Dan yang untuk yang jomblo, jangan khawatir ya karena akan ....."

"Yang, ada dansa tuh. Ayo ikutan," ucap Raffy pada Bianca. "Jarang banget kan kayak gini." Lanjutnya.

"Kalian nggak dansa? Ayok, gue sama Raffy mau ikutan." Tanya Bianca.

"Aelah, gue mah jomblo. Sama siapa gue?" Ucap Amar dengan raut wajah sedih. Sontak semuanya pun tertawa terbahak-bahak.

"Mangkanya Mar, cari pacar sono! Gue aja udah punya. Ya nggak, Dit?" sombong Dika melirik pada Adit.

"Yoii. Gue juga mau dansa sama pacar gue," ucapnya lalu menggandeng perempuan di sampingnya.

"Aelah. Gak pa-pa. Azraf juga nggak ikut. Ya kan, Zraf?" Tanya Amar pada Azraf, mencoba mencari teman sesama nasib.

Azraf berdiri dari duduknya. "Nggak. Gue dansa kok." Balasnya. Ia menghadap Naureen yang duduk di sampingnya, lalu menyodorkan tangannya.  Ia berdehem sejenak.

"Mmm ... Reen, kalo kamu gabut, dan kalo kamu nggak sibuk, mau nggak dansa sama saya?" Tanya Azraf pada Naureen menahan gugup.

"Aduh, cieee ... Ciee .... Cieeee ...." Itu suara dari Dika, Raffy, dan Adit. Sementara Amar berdoa agar gadis itu menolak tawaran Azraf. Agar dia tidak merasa menjadi orang paling menyedihkan di dunia.

Sementara Bianca, hanya tersenyum melihat interaksi di depannya.

Naureen terdiam. Mendadak keadaan menjadi canggung. Sementara Azraf, menelan salivah menunggu jawaban dari gadis itu. Astaga, astaga. Azraf, apa yang kau pikirkan? Kenapa dia menjadi seperti ini? Kontrol dirimu Azraf, kontrol! Apa dia harus membatalkan tawarannya ini? Ya, dia harus meralat ucapannya barusan ....

"Oke, gue mau." Gadis itu menerima tangan Azraf.

Sontak sorai sorakan dari teman-teman Azraf terdengar. Begitu ramainya meja mereka, membuat semua orang tertuju pada mereka. Menyadari hal itu, mereka tertawa terbahak-bahak kecuali Azraf, Naureen, dan Amar yang merasa bahwa dia menjadi jomblo mengenaskan.

Azraf menahan senyumnya. Tak mengira gadis itu mau menerima ajakannya untuk berdansa.

***


Lampu di gedung di matikan, digantikan dengan lampu kelap-kelip dengan penerangan yang redup dan lagu yang berjudul A Thousand Years-Christian Perri mengalun dengan merdunya memberikan kesan yang romantis bagi para sejoli yang berdansa di atas aula dengan indahnya.

Begitu pula dengan dua insan beda usia yang kini beradu tarian di aula. Naureen tersentak ketika tangan Azraf memegang pinggangnya, namun ia mencoba biasa saja karena ia pikir hanya sebuah dansa. Ia menahan gugup saat ini. Untuk pertama kalinya ia berdansa dengan seseorang, dan itupun dengan calon adik iparnya sendiri.

SPARE BRIDE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang