PART 2

46 15 0
                                    

NAUREEN mengerutkan keningnya, bingung dengan Azraf yang dua kali bersemangat setelah dirinya menyebutkan dimana alamat rumahnya saat ini. Memangnya kenapa? Apa dia akan mendapatkan uang dari UANG KAGET? Tapi apa gunanya? Dia kan sudah kaya, pasti tidak memerlukan uang yang tak seberapa jumlahnya. Sudahlah, Naureen tidak ingin memikirkannya lebih lanjut. Yang terpenting saat ini adalah, ia bisa segera pulang dan menyelesaikan masalah yang dibuat oleh sepupunya itu.

Mobil Azraf berhenti tepat di halaman rumah berlantai dua, yaitu rumah Paman dan Bibi Naureen. "Makasih ya, Zraf." Ucap Naureen pada Azraf.

"Iya, sama-sama." Jawab Azraf dengan senyum yang lebar. Lagi-lagi seperti itu. Naureen tidak mengetahui jalan pikiran pria itu. Entah mengapa sedari tadi pria itu tersenyum tidak jelas seperti itu. Apakah pria itu masih waras?

Naureen turun dari mobil Azraf. Namun dirinya dikejutkan dengan Azraf yang juga ikut turun dari mobilnya. "Mau kemana?" Tanyanya bingung.

"Menurut kamu?" Bukannya menjawab, Azraf malah bertanya balik masih dengan senyum yang ... bahkan terlihat menyebalkan di mata Naureen. Hah, sejak kapan Azraf Alvelandro jadi jamet pasar Senen seperti ini?

Naureen memutar bola matanya malas. Ia berjalan ke arah rumah, lalu memencet bel di sebelah kanan pintu. "Lo ngapain masih disini? Di rumah ini mau ada tamu. Mending Lo pergi aja deh daripada lo diomelin Tante gue," ucap Naureen, mulai kesal.

Azraf tak mempedulikan perkataan Naureen. Bahkan tangannya malah ikut memencet bel rumah Bibi Naureen.

"Apaan sih? Lo nggak ada kerjaan ya? Gue bilang Lo harus pergi!" Kesal Naureen karena perkataannya tak dihiraukan Azraf.

Naureen hendak memencet bel lagi, namun perlahan terbuka, menampakkan sosok wanita berkepala empat dengan raut wajah terkejutnya. "Eh, Nak Azraf?!" Pekik Dewi Rahayu. Namun wanita itu segera merubah ekspresi nya menjadi bahagia. "Kamu udah datang?"

"Hallo Tante, selamat sore," sapa Azraf dengan senyum lantas menyalimi tangan Dewi.

"Eh ... kalian saling kenal?" Tanya Naureen dengan ekspresi tak kalah mengejutkannya. Bahkan kali ini dia seperti orang idiot. Astaga, apa jangan-jangan ....

"Ya-iya dong, Reen. Dia itu Azraf, yang Tante ceritain itu," balas Dewi sembari tersenyum. "Kamu sendiri kok bisa pulang bareng sama Azraf?" Tanya Dewi.

"Eh ... itu ..." Naureen menelan salivahnya susah payah, ntah mengapa seperti ada sesuatu yang tersangkut dalam kerongkongan nya. Oh my ... kenapa dunia sesempit ini?

"Saya kakak kelasnya Naureen waktu SMP, Tante. Kebetulan nggak sengaja ketemu di bengkelnya teman saya-Aldo, jadi sekalian aja saya anterin," Bukannya Naureen, namun Azraf yang menjawab.

"Oh, begitu," Dewi mendekatkan tubuhnya pada Naureen. "Reen, kamu bujuk Fara ya buat keluar. Nih liat, calon suaminya udah dateng," bisik Dewi pada Naureen.

Naureen mengangguk. "Naureen masuk dulu ya, Tante," ucap Naureen.

"Oh iya, Tante sampe lupa. Ayo masuk-masuk. Tante udah siapin masakan kesukaan kamu. Kamu harus coba pokonya," kata Dewi dengan semangat.

"Iya, Tante,"

***

Tok tok tok!

"Far, buka pintunya, Far. Ini gue!" ucap Naureen setelah mengetuk pintu kamar sepupunya beberapa kali.

"Far, buka pintunya!" Naureen mengeraskan suaranya, bahkan mengetuk dengan keras pintu kamar sepupunya dengan brutal. Hingga akhirnya pintu kayu itu terbuka, menampakkan sosok gadis cantik.

SPARE BRIDE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang