"Reen, Lo apa-apaan sih!" Ketus Fara yang tiba-tiba memasuki kemar Naureen tanpa izin.
"Apa sih Lo? Dateng-dateng malah marah-marah!" Kesal Naureen. Bagaimana tidak marah, sepupunya datang tiba-tiba dan berteriak di malam hari.
"Kok Lo malah nyuruh gue buat temenin tuh cowok kondangan sih?" Tanya Fara dengan alis yang tertaut.
Naureen memutar bola matanya malas. "Emangnya salah? Lo kan calon bininya. Jadi wajarlah kalo gue nyaranin dia buat ajak lo. Yang gak wajar tuh gue yang ngasih saran ke dia biar Tante Dewi jadi partner kondangannya," jawabnya.
Fara mendengus kesal. "Lo tau kan, gue gak mau sama dia."
"Gue cuma nyaranin Lo ikut kondangan sama dia, Far. Nggak nyuruh nikah hari ini," ucap Naureen. "Jangan berlebihan deh,"
Fara melotot tidak terima. "Gue gak berlebihan! Gue cuma gak mau ketemu sama tuh cowok. Gue gak mau cowok gue cemburu!" Jelas Fara.
"Cowok lo mana? Emang pernah nemuin Lo? Kok gue nggak pernah liat," tanya Naureen. Benar, selama ini Fara tidak pernah mengenalkan pacarnya pada Naureen. Naureen tau, lelaki mana yang tak mau dengan Fara si model terkenal. Tapi setidaknya Naureen sebagai kakak sepupu yang baik harus mengetahui nya juga kan? Was-was laki-laki yang dipilih gadis itu salah.
"Gue LDR-an sama cowok gue. Lo tau kan, cowok gue tuh cowok tajir? Dia kerja di London sebagai fotografer terkenal. Pasti dia sibuk, dan gak sempet balik ke Indonesia." Jelas Fara. Fara mendengus kesal.
Naureen memicingkan matanya. Terasa janggal dengan cerita Fara. Fotografer terkenal? Tapi laki-laki itu juga seorang fotografer ....
"Siapa nama pacar Lo?" Tanya Naureen. Keringat dingin mulai bercucuran. Detak jantungnya berdetak tak menentu, takut jika apa yang dipikirkannya barusan adalah benar.
"Dustin. Emangnya kenapa?" Tanya Fara balik.
Naureen menggeleng. Hatinya kini terasa lega. Lega jika prasangka yang ia miliki ternyata tidak benar. "Nggak kok. Cuma kepo aja."
"Udah ya, Reen. Lo gak usah banyak nanya tentang urusan pribadi gue. Intinya, gue gak mau ikut tuh cowok. Titik!" Putus nya bulat.
"Mending Lo aja yang pergi sama dia. Masalah gaun dan yang lain biar gue yang tanggung," ucap Fara.
Naureen menggeleng. "Yang calon istrinya itu Lo, bukan gue," tolaknya. "Lagian, gue nemenin dia dapet apa? Untung nggak, rugi iya!" lanjutnya.
Fara mendesah. Tangannya ia lipat di depan dada. "Jadi Lo nggak mau?" Tanyanya.
"Iya, gue gak mau,"
Fara mengeluarkan handphone miliknya. "Gue transfer uang dua juta kalo Lo setuju gantiin gue nemenin tuh cowok," ucapnya tersenyum miring.
Naureen sedikit melebarkan matanya. Sejujurnya ia tertarik akan tawaran yang Fara berikan padanya. Tapi tidak, gengsinya terlalu besar. "Gue nggak akan pernah terpengaruh sama duit dua juta Lo, ya!"
"Yakin?" Tanya Fara ulang. "Pay-later lo gimana tuh nasibnya? Udah lunas?" Tanyanya dengan alis terangkat sebelah.
Naureen menghela napas ketika mengingat pay-later miliknya yang sudah nunggak pembayaran. Seketika kepalanya terasa berat.
"Gue masih bisa bayar," angkuhnya. Tentu saja bertolak belakang dengan keadaannya saat ini yang tak memiliki uang. Untuk meminta uang pada Tante Dewi atau Om Ali, Naureen masih enggan karena malu. Masih mendingan biaya kuliah dan makan di tanggung mereka. Masa harus ngelunjak?
"Dapet duit darimana lo?" Tanya Fara.
"Gue-" Naureen menggantung perkataannya ketika mendengar notifikasi dari ponsel miliknya. Ia membukanya, dan menghela napas lelah ketika mendapati pesan dari agen pay-later miliknya yang sudah menungggak.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPARE BRIDE
RomanceNaureen Zhafira, gadis yatim-piatu yang terpaksa menggantikan sepupunya menikahi pria yang tak ia cintai, Azraf Alvelandro yang tak lain dan tak bukan adalah kakak kelasnya semasa SMP demi menjaga nama baik keluarga bibi nya. Menikah, namun tak cint...