mulai terasa

1.3K 93 6
                                    

Setelah semalam di antarkan pulang oleh mark, kini haechan sudah bersiap untuk pergi lagi

Pagi ini haechan bangun lebih awal, kalau biasanya dia langsung memasak kali ini dia langsung mandi dan menelpon mark

Dari semalam dia tidak bertemu dengan jaehyun, entah kemana pria itu di malam hari sampai tidak terlihat barang hidung nya sekalipun

Haechan udah siap, sekarang dia bergegas keluar rumah untuk menemui mark yang sudah ada di depan komplek

"Haechan"

Haechan berhenti saat mendengar namanya di panggil, itu jaehyun dia berbalik di bibir pintu

"Mau kemana?"

"Sekolah"

Jaehyun mengernyit kan dahi nya, kenapa anak itu sangat dingin?

"Tidak masak?" Ucap jaehyun menunjuk meja makan yang terlihat kosong

"Untuk apa?" Tanya haechan melirik sebentar meja makan itu.

Jaehyun semakin bingung, dia menyipit kan matanya. "Kamu nanya untuk apa"

"Anda lapar tuan?"

Kesal, itu yang jaehyun rasakan. Ada apa dengan haechan kenapa dia memanggilnya tuan

"Ada apa dengan nada bicara mu"

"Jelas saya lapar, saya butuh makanan untuk memulai pekerjaan saya"

"Kalau butuh makan beli saja tuan, kan uang tuan banyak"

"Saya mau masakan rumah"

Haechan menghela nafas nya berat, padahal niatnya mau menghindari pembicaraan dengan pria itu tapi masih pagi udah berdebat aja

Haechan mengeluarkan HP nya dari saku, meng scrool mencari nama yang akan dia hubungi

"Halo om?"

"..... "

"Punya no calon istri tuan jaehyun?"

"..... "

"Boleh saya minta?"

"..... "

"Terimakasih"

Haechan menutup telpon nya, dia masih mengotak atik HP nya saat ini mengabaikan jaehyun yang mulai mendekati nya

"Halo? Dengan nyonya winter"

"..."

"Apa yang kamu lakuin?"

Haechan menjauhkan hp nya dari telinga lalu meng klik tombol bisukan.

"Anda mau masakan rumah kan? Saya telpon kan dulu calon istri Anda untuk membuat apa yang Anda mau"

Haechan menempel kan lagi HP nya ke telinga

"Bisa Anda ke rumah sekarang? Calon suami mu kelaparan"

"...."

Tangan haechan di tarik, "ada apa sama kamu?" Nada bicara jaehyun menjadi tinggi

Haechan hampir goyah dan menangis mendengar suara keras itu.

"Haechan"

Keduanya menoleh ke arah luar, disana ada mark bersama moge nya. Mark turun dari motor dan langsung menghampiri mereka

"Kamu menyakiti dia tuan" Ucap mark saat melihat situasi ini

Bisa mark lihat haechan kesakitan di cengkram tangan nya seperti itu

Jaehyun melepaskan tangan haechan, dia mundur beberapa langkah saat haechan di hampiri mark

"Gapapakan?"

Haechan mengangguk menjawab pertanyaan itu, jaehyun baru ingat haechan itu kekasih mark

Jadi ga heran kalo anak itu ada disini sekarang, pasti untuk menjemput kekasih nya

Mark gada sopan santun banget, dia langsung narik haechan untuk dia bawa pergi

Haechan menoleh sebentar melihat raut kecewa di wajah papa ny.

"Mark, lebih sopan dikit ya.. Dia masih papaku" Haechan bicara sambil meluk mark lebih erat lagi

Motor gede dengan jok kecil itu membuat haechan semakin menempel dengan si pengemudi

Mark mendengus kesal, haechan masih aja mikirin orang itu

°°°°°

"Mas, kamu mau makan apa?" Jaehyun menggeleng saat mendapatkan pertanyaan itu

Tadi beberapa menit setelah haechan pergi, winter datang dengan beberapa bahan makanan di tangan nya

Jaehyun kini duduk di sofa dekat tangga mengabaikan winter yang sedari tadi mencoba membuka obrolan di antara mereka

Bahkan wanita itu sampai menanyakan mau makan apa padahal dia udah masak beberapa makanan

Basa basi yang sangat basi.

"Saya sedang tidak mood makan, kamu saja yang makan"

Winter menghela nafas kecewa, ada apa dengan jaehyun? Dua hari ini orang itu seperti menjaga jarak dengan nya

"Mas.."

"Winter... Kamu bisa pulang ga?"

"Ha??"

"Saya sedang ingin sendiri, untuk beberapa saat"

Winter mengangguk, hatinya terasa sakit melihat sikap dingin ini. Ada apa dengan kekasihnya?

Wajah sedih winter tidak bisa di sembunyikan, jaehyun bisa liat itu. Tapi dia benar-benar butuh waktu untuk saat ini.

"Baiklah, aku pulang... Jangan lupa makan"

Jaehyun mengangguk, dia menatap winter yang mulai melangkah pergi dari rumah nya

"Maaf"

PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang