"Besok kamu pulang jam berapa?"
"Mungkin sore pa, soalnya ada pemeriksaan terakhir dan katanya aku mau di kasih kisi-kisi biar bisa jaga kandungan aku"
Jaehyun tersenyum mengelus pelan pipi si manis, haechan menerima nya dengan senang hati
Setelah tadi sedikit berdebat akhir nya mereka berbaikan, jaehyun berjanji akan selalu ada untuk haechan dan tidak akan membuat anak itu kecewa
Haechan menerima janji itu, ingat dia masih sangat cinta dengan papa nya ini jadi sejahat apapun papa nya pasti bisa haechan Terima
"Papa ga ke kantor?" tanya haechan yang melihat jaehyun mengambil duduk di kursi samping brankar nya
"Papa masih mau lihat dua bayi papa"
Haechan tersipu mendengar hal manis itu, gawat haechan bisa benar-benar melupakan semua hal yang terjadi kemarin kalau begini caranya
"HAECHAN!" teriak renjun yang datang dan masuk tanpa permisi
Terlihat keringat dan peluh di wajah anak itu, raut khawatir benar-benar kentara
"Tenang jun tenang"
"Gimana bisa tenang! Lo jatuh di toilet ege! Bayi lo aman?"
Haechan tersenyum, senang rasanya mendapat perhatian dari orang itu. "Jangan-jangan lo jatuh yang kena otak lo, bisa-bisa nya ketawa. Ponakan ga gapapa kan?"
"Bukan ponakan, tapi sepupu"
Renjun menoleh ke samping, bisa-bisanya dia baru sadar kalo ada jaehyun disana
"Ups" Renjun menutup mulutnya dengan kedua tangan, "maaf echan"
"Gapapa, papa udah tau kok"
"Hah!? Yang bener?"
Haechan mengangguk, renjun menoleh lagi menatap jaehyun yang senantiasa tersenyum
Entah kenapa renjun begitu emosi melihat itu, bisa-bisa nya setelah nyakitin haechan sekarang dia bisa duduk di sana dengan senyuman?
Renjun sangat tidak Terima.
"Bisa keluar ga?kami para Submisive mau ghibah" Ujar renjun ketus sangat ketus
Jaehyun saja terintimidasi dengan tatapan anak nya yuta, benar-benar garis keturunan
Sama-sama nakutin.
Jaehyun mengangguk lalu berjalan keluar, renjun langsung mengambil duduk di tempat jaehyun tadi
Menarik tangan haechan lalu dia genggam
"Lo yakin udah maafin dia"
"Yakin"
"Senudah itu, lo ga inget apa yang dia lakuin sama lo bahkan dia tega mu nikah sama orang lain"
"Katanya papa mau batalin pernikahan nya"
"Bener-bener brengsek, dia selalu ngelakuin hal semau dia tanpa mikirin apa kedepan nya"
"Emang salah?"
"Bego!"
"Kok injun bilang echan bego"
"Ya lo emang bego"
"Ekhem.."
Jaehyun masuk ke dalam ruangan sambil berdehem, renjun mengatup bibirnya
"Echan, papa pergi ke kantor ya ada urusan mendadak."
"Renjun, bisa jaga haechan untuk om?"
"Saya orang bertanggung jawab, tanpa di minta juga pasti saya jaga"
Jaehyun mengangguk, kenapa ucapan renjun begitu pedas. Jaehyun sangat tau anak yuta itu tengah menyindir nya
"Ok"
"Chan, papa pamit ya"
Haechan mengangguk melambaikan tangan nya saat papa nya itu melangkah pergi
Tangan haechan di tarik renjun, "apaan sih lo senyum sambil dadah gitu, gila lo"
"Echan...."
"Diemm"
Renjun memijit pelipis nya yang sangat terasa sakit saat ini, bisa-bisa nya haechan maafin tuh orang dengan mudah nya?
"Harusnya lo ga semudah itu maafin dia Chan"
"Tapi kasihan papa"
"Gw tanya dia kasihan ga sama lo kemaren? Dia bahkan bersikap bodo amat"
"Tapi dia udah minta maaf"
"Setidaknya lo persulit maaf lo buat dia"
"Echan ga tega"
"Dia aja tega sama lo"
Haechan menunduk dalam, dia serasa di marahin emak-emak sekarang emang apa salahnya maafin orang yang minta maaf
"Lo yakin mau maafin dia?" Haechan mengantuk dengan cepat mendengar pertanyaan dari renjun
Renjun diam sebentar, dia tengah berpikir. Kalo itu mau haechan dia bisa apa tapi bukan nya terlalu enak kalo jaehyun di maafin dengan begitu mudah?
Renjun harus lakuin sesuatu.
"Chan"
"Ha?"
"Lo mau ikutin saran gw ga?"
"Saran apa?"
"Saran biar papa lo jera dan ngerasa bersalah karna ngehindarin lo"
"Sampai dia ga akan berani ninggalin lo lagi"
Haechan tergiur dengan tawaran renjun.
"Mau, gimana caranya?"
Renjun membuat gerakan tangan agar haechan mendekat, anak itu menunduk untuk mendengar kan ide dari renjun
"Emang boleh?" Tanya haechan setelah mendengar ide itu
"Boleh"
"Dia ga akan marah?"
"Dia harus rasian kehilangan biar ngerti arti kasih sayang yang sebenarnya"
Haechan sedikit ragu dengan rencana renjun, tapi dia mengangguk mengiyakan