chapter 11

28 0 0
                                    

Pemilik penginapan itu menoleh kearahku yang duduk di konter menghadap mereka,
Termasuk wanita berambut perah yang jelas ia anak dari sang pemilik penginaapan,

Melihatku sedikit aneh,
Mungkin dalam kepalanya wanita itu berpikir,, ini siapa sih bocah tiba tiba nimbrung.

Keheningan sempat tercipta, tapi tak berlangsung lama, setelah pemilik penginapan itu membuka mulutnya.

" Sudah,, aku sudah menggunakan potion dan  tingkat tinggi dan juga sihir penyembuhan,, namun tidak ada reaksi. Yah,, mungkin ini yang di sebut takdir "

" Jadi begitu "

Aku menutup pertanyaan ku dengan itu,
Tapi,,, kalau tau dan merasa penyakitnya adalah takdir kenapa harus membeli obat yang harganya dibuat mahal segala,,

Mungkin itu hanya sebatas usahanya saja, agar lebih terlihat sudah berusaha, dan tidak menerima nasib.

Aku mengakat tangan hormat kepada pemilik penginapan dalam hati.

Tak lama, aku merasakan kehadiran seseorang di belakang ku,

Aku menoleh kebelakang dan pesananku sepertinya sudah jadi..

Di bawakan oleh seorang wanita cantik berambut merah, yang aku asumsikan dia adalah istri dari si pemilik penginapan.

Tapi bukankah ia terlihat lebih muda di bandingkan suaminya,, mungkin ia menikah muda.
Yah,, siapa yang perduli..

" Ssaa, pesananmu sudah selesai, kau bisa langsung memakannya. "

Sambutnya dari balik meja konter seperti memberikan kepada seorang anak kecil,,

Ramah dan hangat, namun ada sedikit kebingungan diwajahnya, mungkin baru pertama kali melihatku, dan itu wajal,,

Aku mengabaikan tatapan anehnya kearah ku yang sepertinya ia sedang mencari cari di pinggiran ingatanya tentang siap yang sedang duduk di depannya.

Aku bisa saja mengatakannya,, tapi aku mengabaikanya dan memasukan kentang goreng ke mulutku.

" Sepertinya aku belum pernah melihatmu,, kau siapa yah? "

Tanya wanita istri pemilik penginapan sambil menyilangkan tangannya,,
Mungkin gestur melindungi diri atau agar membuat nya nyaman,, sambil masih terlihat mengingat ingat di ujung pikirannya.

" Ah, maaf saya orang yang di toloh oleh tuan William dan tinggal di sana sementara "

" Oooohhhhh, jadi kau anak itu yah,, pantas saja aku tidak mengingat wajahmu, dan saat itu kau juga di balut perban yang banyak, jadi aku tidak mengingat hajah mu "

Aku hanya tersenyum, dan berusaha normal ,
Dan sepertinya hujan diluar sedang turun..

" Kau bisa beristirahat sekarang, kondisimu juga semakin parah, sisanya biar aku yang mengerjakannya "

Itu perkataan istri pemilik penginampan kepada suami nya, bukan perintah menghina atau pun berusaha mengusirnya,,

Itu permintaan perihatin dan kekhawatiran sekaligus kasihan kepada suaminya.

" Dan alice,, kau bantu ayahmu pergi untuk istirahat, "

" Ya bu "

Jawaban yang cukup cepat dan tampa paksaan sepertinya ibu dan anak ini memang sangat mengkhawatirkan laki laki ini, yang berjalan pun terlihat kesulitan dan sesekali terbatuk batu.

Setelah pemilik penginapan itu menaiki tangga dengan anak nya aku berusaha menanyakan kondisi dari suaminya kepada wanita yang sedang mengelapi meja konter.

" Aku sedikit penasara sebenarnya penyakit apa yang di alami oleh suami nyonya?"

" Menurut tabib, itu penyakit ginjal dan konpikasi  penyakit lainnya."

" Ginjal,,, "

" Ya,, ginjal "

" Bukankah cukup aneh kalo ginjal tidak bisa disembuhkan oleh potion penyembuh dan sihir penyembuh... "

" Entahlah,, aku juga bingung,, mungkin itu ujian untuk nya dari para dewa "

" Ujian kah"

Aku menggumamkan hal itu sambil melihat atap atap.

" Sepertinya melelahkan yah mengurusi penginapan yang cukup besar ini, terlebih kondisi suami nyonya yang sedang seperti itu "

" Ya,, ini cukup melelahkan, terlebih ketika penginapan penuh dan banyak para petualang yang lewat dan datang "

Aku juga bisa merasakan kelelahan itu dari ekpersi nya dan helaan napasnya.

" Apa tidak mencoba mempekerjakan seseorang gitu?"

" Tentu saja pilihan itu bisa di ambil tapi... "

Perkataan nya terhenti yang seolah tidak ingin membongar rahasia usaha keluarga.

" Tapi.... "

Aku memancingnya untuk mengeluarkan semua unek unek di benaknya, aku tidak berniat sombong, tapi aku adalah orang yang cocok jadi teman bercerita,, dan pendengar yang baik.

Cukup lama terdiam, dan sepertinya ia tidak tertarik menceritakan apapun, perhatiannya teralihkan dan seperti mengingat sesuatu.

Ia bergegas ke arah belakang dan untuk melakukan sesuatu.
Dan aku berusaha menghabiskan kentang goreng ku,,
Benar juga ini harganya berapa,

Bukan berarti aku tidak bisa membayarnya, aku punya banyak koin emas dan perak di penyimpanan dimensi ku, tapi murni hanya penasaran saja dengan harga nya..

Tak lama kemudian anak dari penginapan turun melalui tangga dan membawa tumpukan kain yang sepertinya selimut yang akan di bersihkan ,

Saking banyak nya aku sampai tidak melihat wajahnya.
Tertutup tumpukan kain yang akan dicuci.

Wanita itu menuju ke belakang penginapan dan juga tak lama kemidian sang nyonya pemilik penginapan masuk ke bar lewat pintu lain sambil membawa seember air dan kain lapnya.

KesunyianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang