chapter 12

25 0 0
                                    

"Sedikit merepotkan kalau hujan sudah turun"

Perkataannya yang diarahkan kearahku sambil tersenyum menyeringis.

" Apa peinginapan ini juga bocor? "

Aku bertanya sambil menoleh kebelakang.
Nyonya pemilik penginapan kembali terlihat menyeringis tidak nyaman dan mengatakan.

" Yah,, tidak di semua tempat sih,, itu hanya di bagian belakang saja, di tampung menggunakan ember dan yang sejenisnya aku rasa itu sudah cukup."

" Jika tidak menggangu, saya bisa membantu memperbaiki gentengnya yang bergeser atau rusak "

" Eeh,,,, "

Sepertinya ia cukup terkejut atas penawaran ku.
Dengan wajah yang merasa kurang enak untuk meminta minta.

" Aku tidak meminta apapun,, tapi setidaknya merubah minuman teh ini gratis, karena sebelumnya saya sempat khawatir dengan harga makaan di tempat ini,, uang saya cukup atau tidak,,
Dan saya juga tidak keberatan membantu."

Nyonya pemilik pengeinapan cukup lama terdiam, sepertinya rasa tidak enakan merepotkan orang lain lebih kuat untuk menolak tawaran bantuan dari ku.

Tapi pada akhirnya ia menyetujui bantuan yang aku tawarkan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Aku tidak tau berapa umur dari istri dari pemilik penginapan ini, ia dewasa dan muda, di lihat dari anak perempuanya , mungkin umurnya sekitar 35 tahun sampai 40, dan anak perempuanya berumur 18 dan aku yakin ia sangat merawat tubuhnya,,

Wajar untuk istri pemilik penginapan dan juga yang bekerja di sini, terlebih banyak bertemu orang orang,
Kau tidak mau kan meninggal kan kesan buruk kepara pelangganmu jika mereka datang kesini dan menginap.

Dan aku penasaran sudah berapa lama suami istri ini tidak berhubungan, dan terlebih kondisi sang suami yang dalam keadaan sakit sakitan.

Yah itu hanya pemikiran liarku saja, sambil mengikuti nyonya pemilik penginapan dari belakang sambil membawa tangga lipat di pundakku.

Dan setelah sampai di tempatnya aku di bantu nyonya pemilik penginapan menyiapkan tangga menuju atap atap yang tampa ada penghalang sepertinya ini wajar karena ini dapur dan tidak aneh juga.

Aku meniapkan diri untuk menaiki tangga yang bersandar kedingding dan dari sana aku berencana berjalan ketempat yang gentengnya bergeser,, dan jumlanya cukup banyak.

Nyonya pemilik penginapan membantu menahan
Tangga agar tidak bergeser menjauh dari balik tangga.

Aku menaiki tangga nya,

Tanpa aku sadari, jari jari dari tangan nyonya pemilik penginapan menahan celanaku yang sedikit longgar,

Dan tentu saja, posisi ku yang berusaha menaiki tangga membuat celana ku melorot dan memuncul kan monster dari dalam kegelapan yang cukup besar tampa sedang ereksi.

Dan itu tepat di depan wajah nyonya pemilik penginapan.

Ini situasi yang cukup canggung.

Aku bisa melihat mata nyonya pemilik penginapan terbelalak dengan apa yang ia lihat,
Monster dari dunia kegelapan masih tertidur,
Dan belum terbangun dan jangan berusaha membangunkanya,

Karena sesuatu yang buruk pasti akan terjadi.

" Maaf "

Katanya sambil menolehkan wajahnya kesamping, dan sesekali melirik.

" Tidak saya yang harus meminta maaf karena tidak berhati hati."

Aku memperbaiki posisiku celanaku dan melanjutkan untuk menaiki tangga,
Aku tidak memikirkanya lebih dalam, toh itu hanya kecelakaan dan bukan maksudku untuk pamer atau yang sejenisnya.

Setelah aku memperbaiki beberapa genteng yang bergeser,

Dan melanjutkan makananku di konter bar.

Nyonya pemilik penginapan masih membersihkan semua meja dengan cepat,

Walaupun aku ada di ruangan yang sama aku dan dia, sepertinya kami tidak tertarik membahas lebih panjang insiden tadi,

Dan aku menghabiskan kentang gorengku.
Dan aku membayarnya,,
Satu koin perak,
Aku tidak tau itu mahal atau murah, tapi mungkin akan aku anggap mahal saja, dan aku tidak masalah, toh aku punya banyak uang juga.

" Apa kau membantu mencarikan bahan bahan untuk dijual william ?"

Ia bertanya dengan wajah yang tenang juga tidak menunjukan ekpresi penasaran,

Aku tidak tau tujuan pertanyaan itu, mungkin hanya bertanya saja kepadaku yang berusaha menghabiskan teh gratis.

" Ya,, itu kadang kadang,
Saya mengerjakan apapun yang bisa saya lakukan, setidak nya untuk tidak menjadi beban. "

" Jadi begitu,, andai saja bisa...."

Perkataan nya kembali terhenti,,
Aku tidak tau apa yang wanita ini pikirkan tapi aku akan mencoba memancingnya.

" Andai saja bisa...."

Sambil memiringkan kepalaku dan menunjukan ekpresi penasaran.

" Ia,,, mungkin,, kau juga,,, bisa,, membantu,, disini,,, mungkin,,, tapi pasti itu merepotkanyah,,hehe"

Aku tidak tau apa yang sedang dia pikirkan perkataan nya ter putus putus, dan kurang jelas.

" Apa nyonya menawariku, untuk bekerja dan membantu disini, jika maksudnya itu,, saya tidak keberatan untuk membantu disini,
Terlebih saya sudah tau kondisi di penginapan ini,
Saya tidak masalah,
Tapi mungkin di sip malam saja,,"

" Eh,,, "

" Eh,,, "

Aku juga mengikutinya, sepertinya ia sedikit tidak menedengarkanku dan lebih sibuk dengan pikirannya sendiri.

" Apa nyonya menawariku, untuk bekerja dan,,,, "

Aku berusaha mengulangi perkataan ku lagi

KesunyianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang