chapter 4

114 0 0
                                    

Lisa melakukan ini cukup lama, entah kenapa aku menikmatinya.

Sesuatu hal yang sulit aku tolak, aku mengerakan tubuh kecilku perlahan,

Setelah itu aku berlutut di hadapan Lisa dan memasukanya perlahan,

Suara desahan pelan menyambut kedatangan nya. Sambil menggerakan pinggilku perlahan aku 
Menarik pakaian yang lisa kenakan tanpa membukanya, menggesernya kebawah melewati pundaknya.

Dua buah dada bergoyang pelan di hadapanku,,
Menciuminya, dan memasukan salah satu nya kedalam mulutku.

Desahan Lisa semakin keras terdengar, di dalam hutan ini seharusnya tidak perlu khawatir ada yang mendengarnya.
.
.
.
.
.
Aku hampir lupa berapa lama kami melakukanya,
Dari bawah sini aku melihat lisa masih bergerak diatas ku, dengan wajah senang dan ceria

Mungkin ia sangat menikmati hal ini ,tentu saja aku pun sama, bayangkan saja saat ini kami melakukan hal ini seperti anak berumur 10 tahun dengan seorang wanita dewasa berumur 30 tahun.

Dari segi ukuran tubuh ini tidak seimbang, tapi sepertinya Lisa tidak memperdulikan hal itu, ia masih bergerak keatas kebawah dengan raut wajah gembira dan menikmatinya.

Mungkin ia menginginkan hal ini lebih lama, namun aku sedikit menghawatirkan , nanti kami akan sulit pulang kedesa, ketika tidak ada lagi kendaraan gerobak yang lewat menuju desa yang bisa kami tumpangi.

Seharusnya membawa gerobak bawaan sendiri, jadi kapanpun akan pulang bisa dilakukan walau sampai malam.

Aku tidak ingin menceritakan apa yang ada di kepalaku ini kepada Lisa, aku tidak ingin menggagu kebahagian nya sekarang.
Akupun ingin lebih santai dan menikmati tubuh lisa yang indah ini disini.

.
.
.
.
.
Sampai pada akhirnya, tubuh dewasa Lisa terkulai lemas di atas tubuhku yang kecil.
Perasaan puas, bisa aku dengar dari setiap napas yang Lisa keluarkan,

Milikku masih tenggelam di dalam sana, dan mengangkat pingul Lisa perlahan berusaha mencabutnya,
Tanganku menepuk dan mencengkram kuat dua pantat lisa yang halus.

" Pllllakkk "

Suara suara itu meninggalkan bekas berwana merah telapak tangan kecilku.

Aku terduduk di samping lisa yang masih berbaring lemas sambil tengkurap.
lisa menoleh dengan senyum manis.

Tapi aku ingin segera, menyelesaikan semua ini dan segera kembali kedesa sebelum malam.
.
.
.
Di pinggiran hutan, setelah menunggu cukup lama, akhirnya kami mendapatkan tumpangan.
Aku menanyakan kepada Lisa kenapa tidak membawa grobak karapan sendiri,

Menurutnya roda grobak yang ada rusak, dan william belum memperbaikinya, jika tidak rusak akan bagus menggunakan karapan sendiri.

Sepertinya bukan ide buruk untuk memperbaikinya, aku pikir jika hal ini terjadi ladi di masa depan dan aku masih numpang tinggal di rumah Lisa.

Memperbaikinya sebagai ucapan terimakasih sudah memberikan tumpangan tinggal, akan jadi hadiah yang bagus, ketika william tidak ada rencana memperbaikinya.
.
.
.
.
.
Sudah 2 hari sejak william, pergi kekota untuk berdagang.

Aku masih sering bersetubuh dengan Lisa di beberapa kesempatan,
Aku sedikit sulit, menuruti keinginannya, kadang ada beberapa kesempatan, aku merasa bosan dan lelah,

Walau pun aku juga menikmatinya.

Wangi ringan yang harum meresap paru paru.
Tubuh halus terasa di telapak tangan ku.
Bibir lembut sesekali mengeluarkan suara yang mendayu.
Ini bukan mimpi, yang nantinya sirna dan menghilang.
Tubuh kecilku dan tubuh Lisa saling memeluk tanpa penghalang.
Tangan Lisa meraba kepala ku bagian belakang.
Membenamkan wajahku, di kedua dadanya yang bergoyang.
Mengikuti irama pinggul yang aku gerakan.
Terasa telapak tangan ku mulai mendingin.
Seluruh perasaan tubuhku, terfokus pada satu titik.
Pelukan Lisa semakin erat dan mulai menyekik.

Tanpa di sadari suara bel sebuah kuda yang pamiliar di telinga Lisa terdengar,
Itu suara lonceng kuda yang sebelumnya dibawa oleh William,
Aku melihat wajah Lisa yang sebelnya terlihat sangat menikmati ini, berubah panik, suami yang selama ini pergi telah kembali.

Aku tidak memperdulikanya, aku ingin menyelesaikan ini sedikit lebih lama, aku belum mendapatkan bagianku.

Aku sedikit menggigit payudara Lisa pelan,
Sambil mempercepat gerakanku.
Expresi terkejut karena aku gigit terlihat.

Ini di situasi tidak mendukung.
Saat ini ardenalin Lisa sudah mulai sampai puncak terasa, dari suhu tubuhnya. Perasaan takut hal ini di ketahui suaminya, mungkin pemicu hal itu.

Aku masih cukup baik, aku juga tidak ingin membuat hubungan william dan lisa hancur karena keberadaan ku.

Aku menyelesaikanya sesegera mungkin walau dengan perasan terpaksa.

Semua aku tumpahkan, lisa menutup mulutnya agar suaranya tidak di dengar. Dan setelah itu.
Lisa segera berdiri, dengan kaki yang sedikit bergetar,
Menghilangkan semua jejak yang sekiranya akan mencurigakan, dan merapikhan pakaian dan rambutnya.

Sambil membawa nampan yang sebelumnya digunakan untuk membawa makanan untukku.

Dan membuka pintu ruangan pekakas yang ada di belakang rumah.

Tak lama aku mendengar percakapan antara william dan lisa, aku tidak menyangkanya, william segera menuju ke belakang rumah.

KesunyianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang