Happy reading all✨️
.
.
.
.
"Assalamualaikumm!!" -Taufan.
"Heh! Jaga image ya." -Gempa.
"Udah! Ribut bet dah lu bedua." -Ice.
"Haihhh.." -Fang dan Halilintar.
Mereka berada di ruang tamu rumah megah nan besar itu. Mereka di sambut hangat oleh si pemilik rumah. Ice, Gempa dan Taufan langsung duduk di sofa yang sudah tersedia di ruang tamu rumah tersebut. Sedangkan Halilintar dia sedang menuju ke balkon rumah yang terletak di lantai 2 untuk mencari udara segar.
"Bang Hali ngak tau malu bet dah! Masa langsung nyosor masuk rumah orang." Ucap Taufan dengan maksud menyindir Halilintar.
"Gpp Taufan. Dia udah sering kesini. Emang kalo lagi ke sini dia pasti langsung ke lantai 2." Ucap Kirana memaklumi sifat Halilintar.
"Bener yang di katakan oleh kak Kira Fan. Dia emang kek gitu. Tapi.. dia ngapain ya?" Tanya Fang kepada Kaizo.
"Dia pergi nyari udara segar doang. Ngak usah di pikirin." Jawab Kaizo.
Fang hanya mengangguk kecil sebagai tanda mengiyakan jawaban dari Kaizo.
"Hm? Fang lu bilangin ke mereka alasan gw manggil mereka ke sini. Gw mau nyusul Hali bentar." Ucap Kaizo saat handphonenya mendapatkan notif.
"Owhh.. ok bang." Jawab Fang.
Kaizo pergi menyusul Halilintar di balkon lantai 2.
.
.
.
"Hmmm... apa maksud surat ini? Dan siapa yang mengirimnya?" Monolog Halilintar di balkon tempat dia berdiri sekarang.
"Penting? Emang kami sepenting apa?" -Halilintar.
"B juga siapa? Gw ngak punya kenalan inisial B." -Halilintar.
Halilintar mulai bertanya tanya kepada dirinya sendiri. Siapakah si B ini? Sepenting apakah mereka sampai mereka harus kehilang saudara mereka?
"Kalo emang kami sepenting itu, kenapa yang jadi korban adek adek gw? Kenapa harus ngincar mereka kalo kami sasarannya?" -Halilintar.
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK IN DECEMBER, 31, 2023 [End]
Short StoryMenceritakan tentang kisah para saudara elemental disaat orang tua mereka sudah tak ada dan yang menjadi punggung keluarga adalah sang anak sulung Halilintar Thunderstorm. Para saudara elemental yang berusaha untuk tetap bertahan hidup dari para mus...