nine

124 12 2
                                    

Happy reading all✨️

"Gw tandain lu Sol!"

Setelah upacara pemakaman selesi mereka tetap perada di dekat makam Blaze. Ice hanya memasang muka datar seperti biasanya. Tapi kita tidak tau apa yang terjadi di dalam hatinya sekarang. Bayangkan sekuat apa Ice, dia tetap memasang muka datar walaupun didalamnya hancur lebur.

"Ya ampun kembaran gw. Lu mati dengan kondisi yang mengenaskan dan gw ngak terima itu. Lu ngak pantas dapetin semua ini Blaze." Ice dari tadi hanya berbicara sendiri.

"Udah ngak ada yang bisa gw banting kalo udah pagi Blaze. Bangs*t lo ninggalin adik lo yang sok kuat ini." Ice kembali mengoceh.

Yang lain hanya melihat Ice. Mereka tau betul keakraban Ice dengan Blaze. Kan saudara kembar.

"Oh ya gw jadi kepikiran. Pas Thorn mati, yang nangis dan ngoceh ngak jelas itu Blaze ama Taufan. Kok Solar sebagai saudara kembarnya ngak sedih kek gini? Gw kalo Gempa ato Taufan mati gw bakal depresi si." Batin Halilintar.

"Udah Ice yok pulang. Blaze juga ngak mau ngeliat lo kek gini." Ucap Gempa sambil memegang bahu Ice.

"Lu juga sam kali bang." Ucap Ice melihat wajah Gempa. Matanya sudah membengkak karena menagis sedari tadi.

Taufan? Dia sedari tadi menangis di pundaknya Halilintar. Dia tidak sanggup melihat Blaze dimakamkan dalam kondisi seperti itu.

Solar? Dia sedang berbincang tentang kejadia tersebut pada para polisi yang berada di lokasi pemakaman.

Mengapa ada polisi di upacara pemakaman Blaze? Karena ayah mereka adalah anggota kepolisian. Ayah mereka juga berpangkat tinggi di kepolisian.

Mereka semua berada di rumah mereka sekarang. Ice mengurung diri di dalam kamar. Gempa juga sama. Taufan sedang bersama Halilintar. Solar? Entah kemana bocah itu.

"Alinn.. gw ngak mau ada yang meninggal lagi. Sekarang gimana? Kita laporin Solar aja?" Ucap Taufan yang takut akan kehilangan saudaranya lagi.

"Ngak. Kita selidiki aja. Gw masih mau tau apa yang bakal dilakuin ama Solar." Ucap Halilintar.

"Tapi Linn.. gw ngak mau ambil resiko. Gw takut Lin.." ucap Taufan yang masih setia menangisi Blaze. Kondisi Blaze tadi pagi yang dilihat langsung oleh Taufan masih tengiang ngiang di kepalanya.

"Gw juga ngak mau ambil resiko Fan.. tapi gw yakin polisi ngak bakal bisa mecahin kasus ini." Ucap Halilintar yang masih merasa khawatir. Apalagi dia anak sulung dari 7 bersaudara tersebut. Dan sekarang hanya tersisa 5 orang.

"Kita berlima harus keluar dari masalah ini bersama sama." Ucap Halilintar agar Taufan tidak lagi takut.

Tapi Taufan masih takut. Dia ragu akan ucapan Halilintar. Tapi dia berusaha meyakinkan diri bahwa mereka berlima bisa melewati masalah ini.

Tanpa mereka berdua ketahui ada seseorang yang menguping pembicaraan mereka.

"Jadi Solar dalangnya? Kenapa mereka menyembunyikan semua ini? Dimana mereka tau tentang kode tadi pagi? Dimana mereka mendapatkannya? Apa yang kalian sembunyikan Fan.. Hali.." ucap seseorang di balik pintu kamar Halilintar yang tertutup.

STUCK IN DECEMBER, 31, 2023 [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang