10. Bertetangga

117 19 2
                                    

***

Pagi-pagi sekali keadaan dorm boyband ternama itu sudah rusuh dengan berbagai kegaduhan yang member lakukan, Rafael yang selalu menyiapkan sarapan itu menegur Alex dan Genta yang pagi-pagi sudah memainkan game di handpone nya menganggu semua orang yang masih tertidur lelap.

"Berisik banget bocah, masih pagi bukanya beres-beres malah main game. Cepetan beresin kamar lo pada semua gue ambil ya handphone lo" Omel Rafael dibalik dapur.

Ardan, yang baru bergabung dengan mata yang masih mengantuk mencoba menegur adik-adiknya itu. Alex kalau udah berhubungan sama bapak leader udah diem dia.

"Lex cepetan beresin kasur lo dulu, pagi-pagi gak usah berisik coba ganggu orang istirahat aja" Ucap Ardan, lelaki itu yang masih setengah mengantuk duduk di meja makan menatap Rafael yang tengah memasak, Alex dengan langkah gontai malas untuk kembali naik ke lantai atas.

Dua lantai dorm 'Slash' 4 kamar di atas, dan 3 kamar dibawah untuk urusan beres-beres mereka melakukan nya secara bersamaan atau bisa dijadwal sesuai agenda. Tetapi untuk memasak Rafael lah yang satu-satunya bisa diandalkan, sebagai member tertua juga Rafael bisa diandalkan.

"Semalem Kavin pulang jam berapa?" Tanya Ardan pada Genta yang masih sibuk game itu.

"Gak tau bang, gue malem udah tidur duluan abis latihan" Jawab Genta.

"Paling jam 10an dia abis ke agensi, ada jadwal makan malam sama keluarga nya. Lo semua akhir pekan gak pada pulang?" Tanya Rafael menyajikan nasi goreng dipiring masing-masing.

"Gue gak ada bang, lo balik ke rumah?" Tanya Ardan.

"Gue balik rumah auto cuti gue seminggu" Celetuk Rafael, memang keluarga Rafael masih menetap di surabaya. Hanya sebagian saja yang menetap di ibukota, orangtuanya masih menetap disana.

"Bangunin semua Dan anak-anak sarapan udah siap" Kata Rafael ketika sudah siap dengan sarapan nya.

"Genta bangunin Arsel sama Rey cepetan, gue banting ya lama-lama handphone lo" Ancam Rafael ketika masih melihat Genta yang masih sibuk dengan hp, Genta yang takut dengan ancaman nya langsung terburu membangunkan yang lain.

Ardan naik kelantai atas membangunkan Kavin dan menyusul Alex untuk segera makan, Genta-Kavin-Alex-dan Ardan berada di kamar atas. Sedangkan Rafael-Reynald-Arsel dikamar bawah mereka terlalu mager untuk naik turun tangga.

Ardan mengetuk pintu kamar Kavin, belum ada sahutan Ardan membuka pintu yang tak di kunci. Terlihat Kavin yang masih terbungkus selimut nya, terlelap dari tidurnya.

"Vin bangun" Kata Ardan, tidak ada tanda-tanda sang empu akan bangun Ardan menarik selimut Kavin membuat nya menggeliat mencari selimut mencari kehangat dari selimut itu.

"Bangun, sarapan" Kata Ardan melihat Kavin yang bergerak-gerak matanya, menetralkan cahaya matahari yang menyilaukan akibat Ardan membuka gorden kamarnya yang langsung tertuju pada sinar matahari.

"Silau bang, tutup lagi gue masih ngantuk 10menit gue janji turun ke bawah" Kata Kavin dengan suara serak khas bangun tidur.

"Semalem pulang jam berapa?" Tanya Ardan duduk di kursi yang berada di dekat kasur Kavin.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Home Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang