32. Luka Yang Tidak Terlihat

119 20 1
                                    

***

Syuting hari pertama dibuka dengan wajah cantik Syafa, yang sudah jauh lebih segar dan tidak ada raut sebal dan badmood dari nya. Sungguh luar biasa buka profesionalitas dari seorang Syafa Alika ini, Kavin acungi jempol. Jangan dipertanyakan bagaimana hubungan nya, karena mereka pun masih dalam mode berjarak.

Syuting pertama series akan dibuka dengan pembuatan trailer untuk series, jadi hanya memakan waktu beberapa hari saja. Untuk syuting secara full akan dimulai minggu depan nya lagi.

Syafa yang sedang bersiap sedang touch up, disebuah kelas yang sudah ditata rapi untuk ruang make up, berada persis disamping Kavin yang juga melakukan hal yang sama. Karena Tailer pertama yang akan mereka mainkan dimasa sekolah SMA. Dimana Kavin berperan sebagai Dirga yang sudah bersahabat dengan Pricilia(peran yang Syafa mainkan) dan keduanya terlibat hubungan 'Friendzone'. Dimana keduanya selalu mengandalkan satu sama lain, tanpa mereka sadari cintalah yang tumbuh diantara mereka.

"Kalian tumben kalau di lokasi gak banyak interaksi" Ucap penata rias yang sedang menata Kavin ini, Syafa hanya terdiam membiarkan laki-laki itu menjawab sesuai dirinya.

"Terus aku harus apa kalau disini?" Jawab Kavin dengan datarnya.

"Ya saya kan dengernya kalian punya hubungan, gapapa kali sesekali nunjukin lagian di lokasi gak bakal ada yang ember kok" Ujar nya lagi.

"Kita gak ada hubungan apa-apa sebatas rekan kerja aja. " Tukas Kavin menjawab nya, "udah kan? Kalau gitu aku duluan" Kavin lalu terburu, memang Kavin tidak perlu banyak untuk merias wajahnya.

Syafa menghela nafasnya pelan, berusaha untuk tidak membuat moodnya buruk.

Kavin lebih dulu memasuki set lokasi, berpapasan dengan Jeni yang baru saja kembali dengan membawakan tentengan kantong plastik, entah Kavin saja tidak tahu.

"Apa itu mba?" Tanya salah satu team produksi ketika melihat Jeni menenteng barang bawaan nya.

"Ini makanan Syafa, dia seneng banget lewatin sarapan nya, bisa-bisa dia kambuh lagi perutnya" Jawab Jeni yang masih terdengar jelas oleh Kavin, seketika Kavin khawatir tentang keadaan nya, Kavin melihat jam di ponselnya menunjukkan pukul setengah 10 siang. Hampir siang, bisa-bisanya Syafa melewatkan sarapan nya.

Kavin terdiam menatap Jeni yang tengah tergesa untuk menemui Syafa, memang tadi Syafa datang lebih dulu tanpa kehadiran Jeni.

"Kapan mulainya pak?" Tanya Kavin pada astrada yang tengah menyiapkan peralatan syutingnya, ia khawatir tak cukup waktu untuk Syafa menyelesaikan makanan nya.

"Masih ada 1jam kok Vin, kamu udah siap-siap nya?" Tanya Pak astrada itu.

"Mau ijin ke belakang sebentar ya pak" Pamitnya Kavin, membuat Kavin segera menghampiri gadis itu. Kavin yang membuat semua orang bingung dengan kehadiran nya diruangan, karena dia sudah terburu lebih dulu ke set.

"Loh ada yang kurang to mas?" Tanya MUA yang menangani Kavin itu.

Kavin menggarukkan pelan, mencari alasan apapun "ini charger hp ku ilang, tadi aku simpen disini ada gak ya?" Tanya Kavin sembari melihat kearah sekitar kursi yang tadi ia tempati, dan melihat masih ada Syafa yang sedang duduk dipaksa Jeni menghabiskan sarapan nya yang telat itu.

"Loh kamu kan gak bawa apa-apa kesini mas" Jawab MUA itu, menyadari Kavin yang tidak mebawa apa-apa keruang makeup tadi.

"Kenapa?" Tanya Tio yang barusaja memasuki ruangan mendapati Kavin yang sedari tadi sedang mencari sesuatu.

"Ini loh mas, mas Kavin cari chargenya terus gak ada. Tapi perasaan aku dia gak bawa kesini" Ujar MUA nya.

"Di mobil coba cari Vin, daritadi kan lo simpen dimobil" Jawab Tio pada Kavin, lalu tersenyum simpul kearah Syafa sebagai sapaan.

My Home Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang