Fang itu pendiam, hanya saja pada orang yang baru dikenal. Aslinya, dia itu pemarah, blak-blakan, bar-bar, dan pendendam orangnya. Manja hanya disaat-saat tertentu pada Kaizo.
Sedangkan Kaizo, dia kebalikannya. Dia itu childs benget, semena-mena, s...
Nt: Kaifang 2 aku gabungin di sini langsung, tp tetap aja beda cerita. Kaifang 2 ada di bab akhir. Mau ciptain rekor terpanjang ff kaifang di wp, mhehe. Moga gak muntah part lah ya mhehe
✨Happy Reading✨
"Apa-apaan ini, Fang? Kenapa rankingmu, menurun? Kau mau buat aku malu, hah?! Lihat Boboiboy, dia selalu mendapat juara satu!" teriak Kaizo, wajahnya memerah menahan kesal. Dia sangat marah pada Fang saat ini.
"Kau itu seharusnya mencontoh Boboiboy!" sarkasnya dan melempar Raport Fang begitu saja sehingga tergeletak lemah, letih, lesu, love you, di atas lantai. Bodoamat kalau sampulnya rusak.
Fang hanya diam memperhatikan, dia tak bersuara sama sekali. Tetapi matanya melirik sinis penuh iri dengki.
"Dan apa ini, nilai non-akademikmu juga rendah?! Kau tidak belajar sama sekali, ya?!" Kaizo tak habis-habisnya mencerca serta memarahi Fang dengan sesekali terselip bentakan. Dia menatap tajam pada manik yang sama dengan milikinya. Manik mata yang mampu melelehkan hati kaum hawa.
"Udah kenapa, sih, dramanya. Gak capek, apa? Gue aja capek dengarnya! Masuk televisi aja, kagak?!" hardik Fang dengan membalas tatapan tajam dari Kaizo. Seperti ada aliran listrik yang mengalir melalui tatapan mereka berdua; sengit dan penuh permusuhan.
Tak lama, raut wajah Kaizo berubah cengengesan dan menggaruk surai biru gelap yang tak gatal itu. "Hehe. Ya, maaf, Dek. Kan, pengen jadi aktor FTV. Mana tau dapet ya kan, jadi pemeran utamanya."
"Pemeran utama matamu! Gak cocok lo Bang jadi pemeran utama. Malah lebih cocoknya jadi antagonis sama antagonis figuran," cibirnya dengan perkataan yang sangat pedas. Kaizo sampai ngelus dada mencoba bersabar.
"Kok gitu sih Dek, ngomongnya? Kit ati Abang, Dek." Kaizo mencebikkan bibirnya hingga maju beberapa centi, dengan netra yang berkaca-kaca, sehingga itu sukses membuat Fang mengernyit jijik.
"Idih, najis! Gak usah gitu banget ekspresi lo Bang. Pengen banget gue banting!" julid Fang lagi, si landak ungu. Sekali lagi, netranya mendelik sinis pada Kaizo. Selalu sinis. Kalau tidak sinis, bukan Fang namanya.
"Jahat kamu, Mas!" Kaizo sudah pudung dan memilih berjongkok di pojok sudut ruangan. Bertekuk lutut menghadap dinding, memeluk lututnya, mencoret-coret abstrak lantai dengan jarinya, bibir manyun, percis seperti seorang anak yang tengah merajuk dengan ekspresi muram.
"Weh, malah merajuk. Gak cocok bener sama tua Bangka kek lo, Bang! Ingat umur napa, sih!" Sekarang, giliran Fang, lah, yang merajuk. Dia pergi begitu saja karena kesal akan tingkah Kaizo yang childish.
Yeah, inilah kisah sehari-hari Kaizo dan Fang yang dipenuhi bumbu-bumbu drama murahan mereka. Seperti yang terjadi tadi, Kaizo hanya acting memarahi Fang dengan rankingnya yang menurun.
Padahal aslinya, tidak turun sama sekali. Bahkan, semakin melonjak naik ke-3 besar. Sebenarnya, Fang bisa saja mendapatkan juara 1, namun, duo Y itu takkan membiarkan dan mereka berdua sungguh menyeramkan layaknya banteng merah menyala yang berjejer di jalan dekat rumah Author.
Kaizo itu suka sekali acting dan mengusili sang Adik, Fang. Dan Fang yang suka marah-marah karena diusili, itulah sensasi yang Kaizo cari. Apabila ketika sang Adik terus marah-marah, malah semakin menambah kesan imut di matanya. Ya, Kaizo itu bucin akut kepada Fang. Makanya ketika dimarahin Fang, Kaizo pasti akan diam dan tidak akan complain.
Bedakan sama karakter aslinya? Iya, di sini Author buat karakter Kaizo; lemah lembut, perhatian, usil, dan bucin akut sama Fang. Capek soalnya lihat Fang disiksa terus sama Kaizo di cerita-cerita lainnya. Makanya, cerita ini tercipta.
TBC.
Kayaknya yg di bawah ini (Transmigrasi Fang M/A) aku pindahin aja deh ke fizzo. Soalnya di sana udh ada yang ngomen.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.