KF 1: - 16. Kaizo & Maman

734 63 20
                                        

Walau sudah tamat, tetap jangan lupa di vote.

Happy Reading

Kaizo sedari tadi tak henti-hentinya menangis dan meminta maaf pada Fang. Ini semua salahnya karena asal melempar barang dan tak memperhatikan sekitar. Mereka sekarang tengah berada di rumah sakit terdekat.

"Hiks ... Maaf ... Maafin Abang, Dek. Abang salah ..." Isaknya dengan lirih.

Fang menatap prihatin pada Kaizo, apalagi melihat wajahnya yang kusut seperti gembel. "Udah, lah, Bang. Gue udah maafin lo juga. Lagian, kan, lo gak sengaja. Lo juga gak tau kalo gue ada di situ." Fang mengelus rambut lepek Kaizo yang ada di lengannya. Kepala bersurai biru tua itu tengah bertumpu di lengannya sembari terus bergumam maaf. Sweet banget kan mereka?

"Maafin, Abang ..."

"Ck, Bang. Udah puluhan kalinya lo bilang maaf. Udahlah, lagian gak sakit juga."

"Iya, gak sakit. GUE YANG SAKITNYA, BANGSAT!!" celetuk sosok lain. Sontak, Kaizo dan Fang mengalihkan pandangan mereka ke arah kasur rumah sakit. Fang dan Kaizo hanya cengengesan tak jelas saat menatap orang itu.

"Lo juga, Kai. Yang kena siapa, yang lo minta maafin siapa. Abang sama adek, sama aja! Sama-sama buat emosi! Kayak duo anomali yang punya pemikiran di luar logika, gitu loh!" Ketusnya menatap sengit Kaizo dan Fang. Sedangkan mereka berdua semakin cengengesan tak jelas.

Oke, mari kita Flashback dulu, ya.

"PANG!" teriak Kaizo saat pintu terbuka lebar.

"ARRRGGGHHH ... SAKIT!" pekiknya sembari memegang keningnya dengan kuat. Matanya memejam sembari menahan sakit di area kening itu. Darah segar perlahan mengalir begitu saja.

Pusing di kepalanya pun tak terelakkan. Kaizo dibuat panik karenanya. Dia meringis kesakitan dan perlahan pingsan karena tak kuat menahan sakit yang mendera. Lemparan Kaizo memang tak main-main. Apalagi, gadget-nya itu tebal, berat dan menghantam tepat di pelipis. Ketika terkena, pasti akan sangat pusing.

"BANG RAMEN!" teriak Fang saat melihat tubuh bongsor itu meluruh ke lantai dan pingsan. Fang berjalan dengan cepat dan melihat apa yang terjadi.

"Bang! Kenapa ini? Kenapa bang Ramen pingsan?!" panik Fang tak kunjung reda. Apalagi melihat keningnya itu ternyata bocor dan mengeluarkan banyak darah.

"Nanti abang jelasin, Dek. Sekarang kita bawa dulu dia ke rumah sakit!" Kaizo semakin panik ketika melihat sahabatnya pingsan dengan darah mengucur keluar. Mereka gotong royong mengangkat tubuh bongsor Ramen Man dan membawanya ke dalam mobil. Kaizo yang menjadi supir memicu laju kendaraan beroda empat itu.

Dalam hati Kaizo ada rasa syukur yang mendalam ketika bukan adiknya yang menjadi sasaran lemparan. Melainkan Ramen Man yang ada temu janji dengannya, untuk membahas perihal presentasi.

Kaizo hanya menyengir dan cengengesan saat mengingat kejadian beberapa jam lalu. Apalagi saat Ramen Man sadar, dia bukannya meminta maaf pada sahabatnya itu melainkan pada Fang. Ramen Man kesal dan merajuk di atas brankar sana. Kesal sekali melihat dua bersaudara ini.

"Sorry, Ram. Gue beneran gak sengaja dan gue gak tau kalo lo nongol tiba-tiba." Kaizo mendekat dan ingin menjabat tangan Ramen Man. Ramen Man langsung membalas jabatan itu dan tersenyum memaklumi satu angkatannya ini.

𝐊𝐀𝐈𝐅𝐀𝐍𝐆 || END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang