KF 1: - 5. Tidur di Luar!

1.1K 84 5
                                        

Walau sudah tamat, tetap jangan lupa di vote.

Happy Reading

"Lagi apa, Kak? Kok sendirian, aja? temennya mana, mau dedek ganteng temani, gak?" ucapan buaya tersebut keluar begitu mulusnya dari bibir tipis dengan merah alami milik Fang, tanpa memikirkan konsekuensi yang bakalan diterima.

Iya, Fang. Entah masalah apa, mereka malah berakhir berpecah dan menyisakan Fang yang entah bagaimana, sudah ada di taman kota. Kebetulan Fang melihat wanita cantik, berbodi gitar spanyol dan lebih tua delapan tahun darinya, jadilah dia dekati supaya bisa melepaskan label jomblonya. Fang tidak peduli kalau wanita itu bahkan lebih tua dari abangnya.

Seseorang yang sedari tadi menguntit mereka berempat, juga memilih mengikuti Fang, ternyata tujuannya sedari tadi memang hanya Fang. Dia menggeram marah dengan tangan yang terkepal erat, memperlihatkan tonjolan urat-urat panjang pada lengannya serta garing rahang tegasnya.

Matanya menatap tajam dengan iris mata yang berkilat saat melihat bagaimana cara Fang menggoda wanita cantik itu. Walau tidak ditanggapi, tapi mampu membuat hatinya terasa panas-terbakar api cemburu. Kalau diperiksa, mungkin dia mengidap brothers complex.

"Izinnya cuma main sama Boboiboy. Gak taunya malah godain cewek montok, di sini, di tempat ramai gini! Kan, benar filing gue. Awas aja ya lo, Dek ... Liat aja pembalasan dari gue," celetuknya dengan tatapan datar. Nada bicaranya sudah seperti menyimpan dendam seribu lamanya.

Sedari tadi yang mengikuti mereka berempat adalah Kaizo. Dia mempunyai firasat bahwa Fang bukan hanya sekedar bermain biasa saja. Dan ternyata benar, ternyata Fang bermain mata dan menggoda anak orang.

Memang firasat seorang Abang itu benar-benar tepat. Biasanya yang mempunyai firasat kuat hanyalah seorang Ibu. Mungkin, karena yang membesarkan Fang adalah Kaizo seorang, makanya firasat Kaizo sangat tepat.

✯Kaifang✯

"BANG, BUKAIN PINTUNYA!"

Jika Kaizo berbicara maka itu akan terjadi, apalagi ketika aset berharganya sudah sembuh dan tidak memerlukan bantuan Fang. Setelah malam tiba, Fang langsung pulang ke rumah. Saat pulang dan ingin membuka pintu, tiba-tiba, pintunya tak bisa dibuka.

"Bang, bukain pintunya!"
Fang berteriak kencang karena tidak mendapati sahutan dari dalam. Dia tau kalau abangnya ada di dalam. Karena jika dia keluar, pasti kunci ada di tempat penyimpanan rahasia.

"MAIN AJA, TERUS! GAK USAH PULANG SEKALIAN!" balas Kaizo dengan teriakan yang tak kalah kencang dan nyaring. Ingatkan dia bagaimana rasanya panas membakar wajahnya saat di taman tadi.

Jika Kaizo cemburu memang mengerikan, ya. Yang tadinya sangat lemah menyangkut sang adik, sekarang sangat tega dan tak berperasaan membiarkan Fang di luar rumah.

"Khilaf, Bang. Maafin gue, janji gak gitu lagi. Plis ..., bukain pintunya." Fang masih terus mencoba membujuk Kaizo, suaranya juga mendayu-dayu agar abangnya luluh.

Mau menangis saja rasanya. Badan lengket dengan keringat ditambah tidak boleh masuk ke dalam rumah, sudah mencoba namun, tiada hasilnya. Rasanya sangat menyiksa batin.

Walau Fang selalu melawan pada abangnya dengan sifatnya yang pemarah, tapi, jika begini dia juga bisa saja takut dengan sang abang.

"Gak akan gue bukain pintu! Tidur lo di luar rumah! Kalo perlu, tidur aja di RUMAH CEWEK yang lo dekatin itu!" Kan, benar, jika Kaizo itu cemburu semua masalah pasti akan diungkit-ungkit seperti tingkah cewek.

"Apaan sih, Bang?! Cewek yang mana? Cewek yang di taman tadi? Kok lo tau?!" Suara teriakan nyaring sahut menyahut dari mereka berdua. Tetangga di samping rumah mereka saja, sampai ingin sekali membakar rumah Kaifang agar tidak berisik.

"Gue gak ada ikutin lo, ya!"

"Yang bilang lo ikutin gue siapa, nyet?! Oh, jadi lo ikutin gue, ya?!"
Fang berdecak. Memang abangnya ini somplak namun bersamaan juga posesif. Ke mana pun dia pergi, tanpa Kaizo, pasti selalu diikutin. Gak ada kerjaan lain, apa? Ada kok, ya, kerjaannya ngintilin Fang.

"Geer bener lo, nyet! Pokoknya, lo tidur di luar!"

"Napa sih, Bang? Lo suka sama cewek yang tadi, terus lo cemburu karena gua deketin? Kalo iya, gua janji gak akan deketin lagi, deh. Tapi, bukain dulu pintunya!" Kaizo berdecak kesal saat bukan itu yang dia maksud dan inginkan. Adiknya ini-sungguh tidak peka sama sekali.

"Ntah lah, yaw! Pikir aja sendiri! Tidur lo di luar, besok pagi baru gua bukain pintu!" Kaizo menjauh dari ruang tengah dan masuk ke dalam kamarnya. Kamar yang didominasi warna biru laut dengan penuh lukisan bebek akibat ulah sang adik.

Sebenarnya dia tak tega juga, namun karena terlalu kesal pada Fang, dia membuang rasa teganya untuk semalaman ini saja. Agar Fang jera dan tak akan pernah menggoda wanita mana pun. Fang saja tidak pernah begitu kepadanya, tapi kenapa Fang melakukan itu kepada orang lain? Kaizo memang sudah gila kalau benar-benar menginginkan hal tersebut.

"Ck. Punya adek bukannya peka, malah pekak." gumamnya dengan gerutuan dan memilih untuk tidur.

Sedangkan yang di luar rumah.

"Tai, lah! Tega bener, sih, sama Adeknya sendiri. Dasar Abang, bangsat!" Umpat Fang dan duduk di kursi kayu panjang depan rumah mereka. Kursi itu sengaja di buat Kaizo untuk tempat bersantai satpam mereka.

Fang Berbaring dan mencari posisi yang nyaman agar bisa tertidur. Kali ini, meringkuk bak janin karena kedinginan. Fang beruntung karena sebelum pulang, dia makan di warung terlebih dahulu, jadi tidak, dia akan kelaparan untuk sepanjang malam ini.

PLAK!

"Asu! Banyak bener nyamuknya! Iya, gue tau gue ganteng, tapi gak usah gigit juga, dong! Entar darah gue abis, kalian gak bakal bisa liat kegantengan gue lagi, gimana, hah?! Nyamuk tolol!"






TBC.

Awokawok, poor Fang. Kena gigit nyamuk lagi.

Jadi siapa yang salah? Fang atau Kaizo?


Fang sih gak salah karna dia cowok normal yg tergoda sama body cewek, apalagi klo montok. Yg salah itu Kaizo dengan penyakit brothers complex-nya. Hahaha!

Jangan lupa vote dan komen ya, guys!
Vote👇

𝐊𝐀𝐈𝐅𝐀𝐍𝐆 || END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang