KF 1: - 15. 2 Murid Legendaris

706 66 14
                                        

Walau sudah tamat, tetap jangan lupa di vote.

Happy Reading

Fang, sedari tadi dibuat pusing dengan seluruh murid yang berbisik namun sangat keras hingga terdengar jelas di telinganya. Bisikan macam apa itu? Yang mereka bisikan dan bicarakan juga hanya itu saja, tak ada topik lain selain legendaris dan legendaris. Mungkin mobile legend, ya?

"Woi, udahlah! Dari tadi yang kalian bisikin itu-itu mulu. Gak ada yang lain apa?" Fang merotasikan kedua matanya, menatap malas penghuni kelas ini. Dia sudah jengah. Dia juga mau tidur dengan tenang di kelas pun tidak bisa.

"Sstttt ...! Ada dua hal yang gak boleh di langgar di sekolah ini," celetuk Gopal, dia menaruh jari telunjuknya telat di bibir tipis Fang.

"Yang pertama," sambung iwan.

"Jangan ribut di kelas ketika Guru menjelaskan!" tambah Ali yang ada di serial Ejen Ali. Dia ikut party juga karena pindah sekolah, dan juga karena author-nya tidak tahu nama karakter lain selain Iwan.

"Kedua," lanjut Boboiboy.

"Jangan sebut nama dua mantan murid legendaris di sekolah ini," final Gopal pula.

"Murid ..., legendaris? Siapa?" tanya Fang setelah mendapat penjelasan yang sebenarnya tak bermutu untuknya yang menerapkan moto--- buang lah sampah pada temannya.

"Dei, lo tuli, kah? Kan, udah gue bilang, namanya itu gak boleh disebut-sebut. Nama itu adalah nama kramat. Mereka sering disebut sebagai KR."

Semakin berkerut kening putih Fang.
"

KR? Apaan tuh?" tanyanya lagi. Dia tahu ini pembodohan, namun entah kenapa dia malah penasaran.

Gopal berdecak, dia menatap serius Boboiboy seolah sedang mengatakan, "beri tahu Fang apa kepanjangannya." Boboiboy hanya dapat mengangguk.

"KR itu ..., kere dan rakus. Suka ngutang di kantin, gitu. Makanya mereka dijuluki sebagai KR. Panutan si Gopal, lah, karna dia juga suka ngutang di kantin."

Fang menganga lebar. Ada juga murid yang begitu. "Njir, buat malu doang. Itu pun lo jadiin panutan, Gopal? Panutan apaan tuh? Panu dan kurapan gitu?!" Dia berseru dengan menatap sengit Gopal.

"Enak aja! Lo belum ngerasain gimana rasanya ngutang di kantin tapi gak bayar-bayar. Rasanya nikmat banget pas dikejar-kejar serasa artis dadakan. Lagian gue sengaja, biar di tagih mulu sama anaknya buk kantin yang cantik itu tuh." Gopal mesem-mesem. Dia membusungkan dadanya bangga atas pencapaiannya.

Fang mendadak pusing. Dia memijat pelan pelipisnya. "Pasti yang jadi keluarga KR itu, sial banget dapat beban keluarga kek mereka berdua. Jangan sampe salah satu keluarga gue ada yang kek begitu. Ihh ..., amit-amit, deh! Pengen gantung diri rasanya." Fang memutuskan pergi keluar kelas saat dirasa guru tak kunjung masuk kelas-pasti jam kosong.

Kaifang✯

Om Korengan

||Kai, kapan kamu
menyiapkan
skripsimu? Mau
sampai kapan
kamu menunda
untuk kelulusan?||
13.00

Kaizo menghela nafas lelah, sudah berapa kali dia mengatakan pada pamannya itu bahwa dia tidak mau segera lulus. Jika dengan dia lulus dan pergi untuk meninggalkan sang adik, lebih baik dia tidak lulus sama sekali.

Sebenarnya sang paman bisa saja menyeretnya untuk dibawa ke sana, namun dia marah besar dan meminta kesepakatan yang tidak boleh di ganggu gugat oleh pamannya. Kaizo mengatakan syarat jika dia mau ikut ke sana setelah lulus kuliah. Dan itu ternyata dimanfaatkan dengan Kaizo-sengaja lama untuk lulusnya.

Om korengan

Ntah, Kai
gk tau.||
13.02
√√

||Apa maksudmu, Kai?!
Jangan menunda
lagi untuk lulus!
Om tau kamu
memang sengaja, kan!||
13.02

Klo Kai pergi,
Pang sama sp?
Dia sndri
di sini, om!||
13.05
√√

Pesan itu hanya dibaca oleh pamannya. Dia juga tidak peduli, namun tak lama kemudian, suara dering telepon berbunyi dari gadget Kaizo. Kaizo mendengus kesal saat membaca nama yang tertera di layar. Dia mengangkatnya dan suara pamannya terdengar ketus di telinganya.

"Heh, anak setan! Tidak usah banyak alasan lagi! Fang sudah besar, dia bisa menjaga dirinya sendiri. Sudah saatnya juga dia mandiri!" Ketus sosok di seberang sana.

"Busettt! Iya Kai tau kalo Kai anak setan. Mak-Bapak juga udah jadi ubi. Kai juga tau kalo Fang udah besar. Tapi nanti dia bisa aja kesepian, Om!" sanggah Kaizo. Intonasinya naik satu oktaf.

Pamannya Kaizo menghela nafas kasar mendengar alasan darinya. "Di sana ada Sai. Dia yang akan menemani Fang selama kamu di sini. Jangan banyak alasan lagi! Pokoknya dalam seminggu ini, siapkan skripsimu. Ingat Kaizo, apa sebenarnya tanggung jawabmu!" tegas pamannya.

"Idih! Orang gila mana yang mau nyiapin skripsi dalam seminggu?! Kasih waktu 3 bulan dong, Om! Nanti juga di sana aku lama banget! Masa aku harus pisah dari adek 5 tahun lamanya! Gak ngotak banget!" keluh Kaizo.

"Alasan lagi? Kamukan bisa saling berkabar lewat telepon, jaman sekarang sudah canggih, Kaizo! Nanti Om kirim orang-orang Om buat bantu menyelesaikan skripsimu!" Suara ketus masih terdengar dari seberang sana.

"Kalo Fang di jaga sama Sai, gak mungkin bisalah! Sai aja masih ceroboh, gimana bisa jaga dirinya sendiri, apalagi jagain Fang? Fang itu butuh sosok yang tangguh macam aku." Sebenarnya sih sudah berlebihan. Tapi itu salah satu teknik agar Kaizo tak jadi pergi.

"Alasan lagi, alasan teruss! Om gak mau tau, seminggu lagi Om ke sana buat jemput kamu. Jangan mencoba untuk mencari alasan lain, dan, jangan mencoba untuk lari!" finalnya. Dia langsung menutup telepon sepihak, tak mau dibantah lagi.

Kaizo mengerang frustasi. Dia mana sanggup meninggalkan Fang, di saat nanti sifat childish-nya kumat, siapa yang akan dia peluk, siapa tempat dia bermanja nantinya. Kalau dia sakit, siapa yang mengurus dirinya. Bisa saja dia membawa Fang, hanya saja itu tidak mungkin. Maksudnya tidak mungkin bisa sekarang. Kenapa, sih, ini semua secepat itu terjadi?

Karena kesal yang tak berkesudahan, dia melempar handphone-nya pada pintu yang secara bersamaan pintu terbuka. Matanya membelalak saat handphone itu sedikit lagi mengenai orang yang membuka pintu. Dia langsung berlari kencang sambil berteriak.

"PANG!!"







TBC.


Cuma mau bilang...

Vote👇

komen👇

𝐊𝐀𝐈𝐅𝐀𝐍𝐆 || END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang