KF 1: - 12. Kaizo Sakit

915 75 31
                                        

Walau sudah tamat, tetap jangan lupa di vote.

Happy Reading


Pagi kembali tiba, ini sudah hari keempat, dan Fang sudah sembuh total. Namun, semuanya tidak sebaik-baik itu karena di hari keempat, giliran Kaizo yang sakit akibat kelelahan dan stres.

Bagaimana tidak stres, kalau dia harus mengurus Fang yang sakit, ditambah lagi dia harus mengerjakan semua deadline dari Dosen killernya. Kalau tidak disiapkan, ancamannya tidak lulus dalam sidang. Anehnya lagi, Ramen Man pun turut mengganggunya dan Kirana yang menerornya habis-habisan.

Fang dibuat gemas oleh tingkah Abangnya, gemas pengen banting si Kaizo.

"Adek ... Huhu ... Sakit ... Hidung Abang mampet, pusing, mau dicium ..." Ini yang buat Fang gemas pengen banting Kaizo. "Adek ..., kayaknya Abang udah gak lama lagi. Kaki Abang gak bisa gerak, badan Abang semuanya lemas. Itu di atas kayak ada orang gantung, kayaknya itu Malaikat pencabut nyawa ... Huhuhu ..."

"Dada Abang juga sesek ..., kayaknya ketimpa dosa. Mata Abang juga sakit banget, sakit menerima fakta seterang lampu di atas. Huhu ... Abang gak akan lama lagi, bentar lagi nyusul Mama sama Papa. Adek ..., Abang pengen peluk sama cium buat terakhir kalinya ...," racau Kaizo dengan pembahasan yang entah ke mana.

"Plis, deh, Bang. Lo itu cuma sakit, bukan mau mati! Ada-ada aja, pusing gue." Bola mata Fang berputar, malas. Sudah dari tadi abangnya meracau tak jelas, seakan-akan bentar lagi mati. Padahal Kaizo hanya demam biasa, tapi kata-katanya luar biasa, melebihi orang yang sakit parah.

Dalam tiga atau empat hari, pasti sudah sembuh. Dia hanya kekurangan cairan dan istirahat. Dokter juga sudah menyuntikkan infus padanya.

"Abang gak boong, di atas juga ada orang hitam ngegantung ... Maaf udah buat Adek pusing. Abang emang selalu ngerepotin ... Kalo Abang udah pergi, Om Koreng yang bakal ngurus Adek, ya. Huhuhu..."

"Apaan sih, Bang? Makin lari omongannya," sungut Fang tak suka. Kemarin dia juga sakit, tetapi tidak sampai se-lebay Kaizo.

"Kalo Abang mati, Pang jangan nangis, ya ...?"

"Gak bakal nangis gue, Bang! Gue colok mata, lo!" Fang kembali menaruh kompresan di kening Kaizo setelah diperas. Sebenarnya kasihan juga melihat Kaizo yang menderita.

"Abangnya lagi sakit, bukannya di sayang-sayang, malah dimarahin mulu. Huhuhu ..." Fang sepertinya familiar dengan ucapan tersebut, seperti pernah dengar, tapi di mana, ya?

"Makanya, gak usah banyak bacot! Lo cuma demam biasa, bukan kena leukimia!" Setelah mengatakan itu, Fang bangkit menuju dapur untuk mengambil bubur. Kaizo yang melihat adiknya pergi, hendak protes tetapi Fang sudah melotot duluan.

✯KAIFANG✯

"Nih, makan." Fang langsung menyodorkan bubur tersebut pada Kaizo setelah membantunya untuk duduk. Kaizo hanya diam dengan bibir tertekuk.

"Suapin." Kaizo menolak mangkuk itu, dan membuang muka, merajuk, seperti anak kecil. Karena Kaizo sedang sakit, Fang langsung menuruti kemauan sang abang.

"Nah, aaaa ... Buka mulut," titah Fang tetapi Kaizo tetap enggan membuka mulut. Dia kembali membuang muka menghadap tembok dengan tangan menyilang di dada.

"Apa lagi, sih, Bang?!" Fang sudah hampir diambang batas kesabaran. Sedari tadi ada saja tingkah Kaizo yang membuat dia naik pitam.

"Pesawatnya, mana?"

"Hah?" Mendadak Fang nge-blank.

"Pesawatnya, mana?!" Lah, ngegas. Kaizo merajuk karena Fang tak mengerti.

𝐊𝐀𝐈𝐅𝐀𝐍𝐆 || END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang