Walau sudah tamat, tetap jangan lupa di vote.
Happy Reading
Pagi hari telah tiba, udaranya sungguh menyejukkan tubuh dan mata, bahkan mampu merilekskan dari sakit kelapa. Namun, tidak untuk satu makhluk ini. Sedari tadi dia hanya menampilkan raut wajah masam dan sinis andalannya, membuat orang di depannya hanya bisa cengegesan dengan tangan yang mengusap tengkuk. Merinding, cuy.
Bibirnya maju beberapa centi ke depan, menatap sengit pada sosok di depannya. Dia masih kesal dan marah akan kejadian tadi malam, yang mengakibatkan dirinya habis di gigit nyamuk serta badan yang pegal linu.
Di depannya juga sedari tadi sosok pria dewasa tampan rupawan sedang berusaha meminta maaf padanya. Bahkan dia sudah bertekuk lutut tetapi sang adik tak mau memaafkan, melihatnya saja muak.
"Ampuni hamba, Yang Mulia... Hamba bersalah. Dekkk... maafin Abang, yaaa? Plis, maafin Abang. Abang khilaf, Pang juga sih yang salah, minta izin cuma main, eh, malah godain, tuh, cewek!" Sekarang sepertinya keadaan menjadi terbalik, yang tadinya Fang kesal sekarang giliran Kaizo yang menjadi kesal. Apalagi, ketika mengingat kejadian kemarin malam.
"Ya, emang kenapa? Wajarkan kalo anak seusia gue itu pdkt atau pacaran? Lo, sih, jomblo berkarat," ucap Fang dengan pedas plus teganya, menembus relung hati si ganteng.
Jleb!
"Nusuk bener ucapan lo, dek."
Dengan dramatis, Kaizo memegang dadanya dan merematnya kuat. Kelopak matanya terpejam dengan satu tangan lagi yang di tempelkan di kening. "Gini, ya, dedek-ku. Bukan masalah pacaran atau pendekatannya, yang jadi masalahnya itu, lo deketin cewek yang lebih tua dari gue, bego! Kalo ternyata dia ani-ani, gimana? Kalo ternyata dia lonte, LC, sugar mommy, bahkan istri orang, mau gimana lo, hah?"
"Tch. Mulai lagi..." Fang mengerlingkan bola matanya dengan malas. Sedari dulu, kalau dia mendekati cewek seusia, di bawah umur, bahkan lebih tua darinya, pasti pembahasan Kaizo tak jauh-jauh dari lonte dan LC. Memangnya, semua perempuan begitu? Kadang Fang kesal melihat tingkah posesif Kaizo. "Masa yang lebih muda dari gue, udah jadi istri orang?!"
"Ya, bisa aja! Dia hamil di luar nikah, terus langsung dinikahkan sama cowok brengseknya!"
"Gak semua cewek kayak gitu!"
"Ya, pasti bisa aja!"
"Mana bisa gitu! Berarti dunia udah gak aman lagi dong!"
"Yang bilang dunia aman buat lo, siapa?! Mau lo hamil di luar nikah juga, hah?!"
Brugh!
"KENTOT LO, BANG!"
Kaizo meringis saat sepatu kulit sang adik mendarat di wajah mulusnya. Fang tak main-main dalam menghantam wajahnya, langsung menggunakan sepatu kulit yang cukup berat pemberian dari mendiang ayah mereka.
Kaizo yang melihat raut wajah murka itu, terkekeh pelan dan mengacak-acak rambut Fang. "Maafin Abang, ya. Abang bilang gitu juga agar kamu gak terjerumus ke pergaulan bebas. Kalau sampai terjadi apa-apa sama kamu, Abang bakalan nyalahin diri sendiri. Dan pastinya Mama dan Papa kecewa berat sama Abang. Maafin, Abang. Karena Abang, badan kamu jadi kaya gini." Kaizo menatap Fang dengan teduh sembari tersenyum dengan lembut. Dia menggenggam tangan Fang dengan lembut lalu mengusapnya pelan.
Dia merasa bersalah karena dirinya, tubuh sang adik terdapat banyak ruam-ruam merah dan sedikit bengkak.
Fang yang menyaksikan itu, seketika terhenyak, apalagi mendapatkan afeksi yang manis. Seumur hidup, dia sangat jarang sekali melihat Kaizo yang seperti ini, bahkan bisa dihitung menggunakan jari. Jika Kaizo terus bertingkah seperti itu, aura persaudaraannya terus keluar, bukan Kaizo yang menyebalkan dan penuh drama.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐊𝐀𝐈𝐅𝐀𝐍𝐆 || END✔️
Fiksi PenggemarFang itu pendiam, hanya saja pada orang yang baru dikenal. Aslinya, dia itu pemarah, blak-blakan, bar-bar, dan pendendam orangnya. Manja hanya disaat-saat tertentu pada Kaizo. Sedangkan Kaizo, dia kebalikannya. Dia itu childs benget, semena-mena, s...
