Walaupun udah tamat, tetap, jangan lupa di vote dan komen.
✨Happy Reading✨
"Kenapa lo?" Ramen Man mengernyit bingung menatap aneh cara berjalan Kaizo yang mengangkang. Sesekali terdengar ringisan dari sahabatnya itu. Dia terdiam sebentar kemudian tak lama, heboh sendiri. "ANJIR! LO SUNAT LAGI?! SI JOJO JADI PENDEK LAGI, DONG?!"
Kaizo membekap kuat-kuat mulut liar Ramen Man yang memang suka sekali mengumbar aib masyarakat. "Diam lo, babi! Gak usah permaluin gue yang emang gak ada malunya, ya! Gue sebar juga foto lo yang nonton hentai!"
"Puihh!" Ramen Man melepeh ke sembarangan arah setelah melepaskan tangan Kaizo dari mulutnya. "Tangan lo bau belacan, setan!"
"Oh, iyakah? Tadi abis cebok, sih," kata Kaizo dengan santainya. Ramen Man melolot tajam kemudian menampol kuat kepala temannya.
"Ngapa lo jalan ngangkang gitu? Jangan-jangan, beneran lo sunat lagi?!"
Kaizo menggeleng. Dia bersandar pada kursi kampus dengan lesu. "Adek gue serem banget, cok. Melebihi emak-emak. Aset gue habis ditendang kuat sama dia. Udah dua hari gue susah jalan sama duduk. Huhuhu ..."
"Pfftt ... HAHAHA! Emang bener ya, cuma Fang doang yang bisa buat lo mati kutu! HAHAHA!"
✯KAIFANG✯
"Pang, yuhuuu! Kamu di mana? Abang bawa pisang, loh. Biasanya monyet suka pisang, loh. Kurr, kurr, Pang, sini ambil pisangnya. Masih seger, loh. Ini pisang khas dari Jawa!" Baru masuk rumah, dia sudah heboh sendiri sambil mencari-cari Fang yang tak nampak lubang hidungnya.
Sudah pasti, malam ini, Kaizo yang akan memulai perkara duluan. Kaizo terus mencari Fang hingga dia memutuskan masuk ke dalam kamar sang adik. Saat masuk, aroma lavender langsung tercium ke hidungnya, khas sekali dengan Fang.
"Paan?" sahut yang lebih muda, Fang. Dia tengah membaca buku sambil tiduran.
"Walaupun lo udah nendang aset berharga gue, gue tetap sayang sama lo, kok. Gak liat jam berapa?"
"Jam 01.00 malam menjelang pagi. Emang kenapa?" tanyanya kembali setelah melihat jam dinding. Dia tidak peduli kalimat pertama abangnya itu. Lagian, dia tidak merasa bersalah melainkan merasa sangat puas.
"Pake nanya. Lo bego atau gimana sih, Dek? Udah malam bukannya tidur malah berdagang," sembur Kaizo. Ia hanya takut adik kecilnya ini, jatuh sakit. Kali ini, dia jujur. Karena kalau Fang sakit, permintaannya sangat aneh, contohnya seperti sebulan lalu yang minta naik kapal angkasa bertemu UFO.
"Tolong ya, Bang. Lo udah kuliah, tapi kok goblok, ya? Bukan berdagang tapi begadang!" Sinis Fang, tampaknya kesabarannya sudah menipis. Sudah di bilang, Fang orangnya temperamental. Ibarat tisu dibelah tujuh dan di basahkan pakai air laut.
"Nah, itu dia maksud gue. Napa Lo gak tidur?" Kaizo nyegir lebar, merasa tak salah sama sekali. Di tangannya masih ada sepandan pisang kuning khas Jawa. Ucapannya tak main-main, itu karena dia masih kesal akibat ulah Fang, duduk dan berjalan, pun, rasanya susah.
"Malam itu tenang, makanya gue suka begadang." Simpel aja sih jawabannya. Namun, tetap saja, begadang adalah hal yang tidak boleh dilakukan setiap hari, terutama tidak ada kepentingan. Apalagi, untuk kalian yang mempunyai darah rendah.
"Malam emang tenang, Dek. Tapi ..., gak bagus buat kesehatan," petuah Kaizo sudah mulai keluar. Kaizo berjalan susah payah mendekati ranjang Fang dan duduk perlahan di kasur empuk itu. Jika sudah begini, terlihatlah aura ke abangan Kaizo. Menatap teduh pada adiknya yang sedang menatap balik dirinya.
"Bodo amat, lah." Fang yang dari tadi hanya memperhatikan apa yang dilakukan abangnya, memilih tidak peduli dan melanjutkan membaca novelnya.
Fang juga orangnya rajin membaca, tapi bukan buku pelajaran melainkan novel, bisa tuh dua jam berpart-part novel.
"Tidur, Dek. Udah malam," balas Kaizo dengan volume suara yang rendah. Tatapannya yang tadinya teduh berubah menjadi datar, itu tandanya tidak boleh dibantah. Fang yang paham abangnya tidak ingin dibantah, langsung berhenti membaca novel.
"Iya-iya. Cerewet banget sih." Cemberut Fang. Mana berani dia membantah sang abang kalau sudah mode gitu.
"Abang cerewet juga buat kebaikan kamu, Pang kesayangannya abang ..." Kaizo yang gemas melihat adiknya cemberut langsung menguyel-uyel pipi Fang yang memang agak tembam itu. Dalam hati berjanji untuk membuat pipi itu semakin chubby dan terlihat ingin tumpah.
Pasti semakin lucu dan imut. Khayalan Kaizo dibuyarkan oleh suara adiknya.
"Bwerentwi, Bwang!" ucap Fang dengan tidak jelas, akibat pipinya yang ditekan oleh Kaizo. Membuat bibir tipis merah alami itu maju beberapa senti dengan hidung yang kembang kempis. Terus mencoba melepaskan pipinya dari tangan besar dan kasar milik Kaizo.
Tangan yang kokoh dengan jari-jari yang panjang dan lurus, sangat kontras dengan Kaizo yang gagah. Kaizo semakin gemas saat melihat bibir itu cosplay ikan megap-megap.
"Yaudah, cepat tidur!"
Fang langsung memposisikan dirinya berbaring diranjang dan mencari posisi yang tepat agar nyaman dan tidur dengan nyenyak. "Masih sakit, Bang?"
"Sakit banget, Dek. Gak usah ditanya. Mau Abang tendang juga?" Fang langsung menggeleng. Melihat Kaizo yang susah berjalan saja membuat ia ikut meringis ngilu karena dia juga seorang lelaki.
Beberapa menit dalam keheningan, suara dengkuran halus terdengar. Kaizo menoleh pada Fang yang sudah terlelap dengan pulas disertai mulut sedikit terbuka. Kebiasaan tidur Fang yang tak pernah berubah dari kecil.
Kaizo hanya memperhatikan adiknya yang sudah tidur dengan nyenyak. Terkekeh akan pola tidur sang adik yang meringkuk bak janin. Itu salah satu kebiasaan Fang saat sudah tidur dengan nyenyak atau sedang kedinginan.
"Gak nyangka bisa besarin lo sendirian, dek." Senyum tipis terbit dibibir tebal Kaizo. Terus memperhatikan sang adik dengan sesekali mengusap lembut pada pelipis yang mengerut itu, mungkin mimpi di kejar setan.
Cup
Cup
Cup
Kaizo mencium kening dan kedua pipi Fang yang masih tenang seakan tak terusik, dan untuk terakhir...
Cup
Kaizo mengecup pangkal hidung Fang lalu memeluk erat tubuh adiknya. "Good night dan mimpi yang indah sayangnya, abang." Berbaring di kasur dengan badan yang menghadap pada Fang. Memejamkan mata dan tidur dengan memeluk erat tubuh mungil Fang.
TBC.
Q: "Kak, mereka tidur berdua, ya?"
A: "Iya, Kadang-kadang. Kaizo kan rada-rada, tp bukan Rada-krisna, ya. Fang itu gk mau sekamar sama Kaizo, tp Kaizo-nya maksa minta di keloni padahal udah gede."
Jangan lupa di vote!
Vote cepat!
Vote 👇
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐊𝐀𝐈𝐅𝐀𝐍𝐆 || END✔️
FanfictionFang itu pendiam, hanya saja pada orang yang baru dikenal. Aslinya, dia itu pemarah, blak-blakan, bar-bar, dan pendendam orangnya. Manja hanya disaat-saat tertentu pada Kaizo. Sedangkan Kaizo, dia kebalikannya. Dia itu childs benget, semena-mena, s...
