Walau sudah tamat, tetap jangan lupa di vote.
Happy Reading
Rintik hujan turun mengguyur Bumi yang damai. Sebagian orang berlindung agar tidak basah, namun berbeda dengan Fang yang tengah duduk di atas tanah, tepat pada tempat ramai, tetapi terasa sepi.
Rintik hujan tak membuat dia untuk segera beranjak dan pergi, justru dia enggan sekali meninggalkan tempat tenang sekaligus menyeramkan itu. Matanya terus menatap ke suatu objek dan terdiam cukup lama. Tiba-tiba, air bening luruh begitu saja di pipi itu.
"Hiks ..." Isakan keluar dari bibir tipis merah alami itu. Dia menatap sayu gundukan dengan batu nisan di atasnya, Ya, tempat ini adalah tempat pemakaman umum, ramai namun sepi.
"Abang ..., maaf ..." Lirihnya. Dia benar-benar menyesal telah membuat Kaizo marah besar. Dia ingin meminta maaf, namun gengsinya sangat besar dan sekarang membuat dia menyesal. Terlambat sudah untuk meminta maaf karena Kaizo terlanjur marah atas kejadian ini.
TPU ini menjadi tempat saksi bisu bahwa seorang Fang akhirnya menangis di samping kuburan seseorang yang berharga, dan untuk permata kalinya setelah sekian lama. Terakhir kali dia menangis, saat Mama dan Papa meninggal.
Saat sedang asik menangisi gundukan itu, tiba-tiba seseorang menepuk pundak Fang. "Dek, belum pulang juga?"
Dia melihat Fang sudah berjam-jam di sini tanpa niatan untuk pulang. Dia merasa iba melihat Fang yang menangis dengan penampilan acak-acakan. Fang menggeleng sebagai jawaban.
"Tapi, saya mau ziarah, Dek," ucapnya dengan hati-hati. Fang yang masih sedih menjadi kesal pada orang ini. Kalau mau ziarah, ya, tinggal ziarah. Kenapa harus laporan sama dia?
"Bisa tolong minggir gak, Dek? Soalnya sempit," katanya lagi.
"Om, TPU ini luas. Om nyuruh minggir, ini kan kuburan keluarga saya!"
"Loh, Dek, kok ngegas? ini kuburan keluarga saya, loh. Kamu sepertinya salah tempat buat ziarah, coba liat namanya."
Seketika, Fang melotot saat matanya membaca nama di batu nisan itu. "Akatsuki," gumamnya pelan.
Astaga. Dia salah kuburan, dia kira ini kuburan kedua orang tuanya. Dia kira itu nama Ibunya, dan dia kira dia sudah tepat membaca 'Mitshuki', tapi ternyata malah 'Akatshuki'.
Fang menyengir malu dan meminta maaf pada orang itu. Dia bangkit kemudian berlari menjauh dari sana dengan menutupi wajahnya. "Sial! Gue salah ziarah lagi! Niat hati mau ziarah ke kuburan orang tua terus curhat, eh, malah salah kuburan!" gerutunya dengan kesal.
Fang ada di tempat pemakaman umum ini karena Kaizo baru saja membentak dirinya. Itu semua salah dia, sih, makanya dia lari ke sini karena mengira bahwa abangnya tak mau memaafkannya lagi.
✯KAIFANG✯
"Kai, nongkrong, yok!" ajak Ramen Man setelah Dosen keluar. Dia rindu berkumpul dan tertawa bersama sahabatnya satu ini, semenjak insiden Kaizo sakit, seminggu lebih yang lalu. Di tambah lagi, akhir-akhir ini Kaizo sering keluar jalan-jalan dengan Kirana.
"Ay-"
"Eitss ..., gak bisa! Kaizo ada janji sama gue hari ini, jam ini, dan detik ini!" sela Kirana dan langsung menggandeng tangan Kaizo tanpa permisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐊𝐀𝐈𝐅𝐀𝐍𝐆 || END✔️
FanfictionFang itu pendiam, hanya saja pada orang yang baru dikenal. Aslinya, dia itu pemarah, blak-blakan, bar-bar, dan pendendam orangnya. Manja hanya disaat-saat tertentu pada Kaizo. Sedangkan Kaizo, dia kebalikannya. Dia itu childs benget, semena-mena, s...
