10. Act like we should

981 49 1
                                    

Selamat membaca
Semoga suka

✧✧◍⁠••⁠◍✧✧

"Bagaimana dengan....Noah?"

Angkasa diam berpikir. Tapi sekejap kemudian ia meyakinkan Shena. "Itu biar menjadi urusan saya. Kita bisa buat kesepakatan Athena, kamu mau kasih saya waktu berapa buat bisa dapatin perusahaan papa kamu?"

Shena menggeleng. Dia tidak bisa berpikir rasional saat ini. Ini semua terlalu mendadak dan melebihi ekspektasinya.

"Kamu wisuda?" Perkiraan dia wisuda ialah tahun depan. Sekitar tujuh sampai delapan bulan karena saat ini Shena semester tujuh awal.

"Okay, kamu wisuda. Besok pengacara saya kasih surat perjanjiannya. Well?"

"Om!?" panggil Shena sebelum mereka beranjak pergi dari sana.

Angkasa yang sudah berdiri hendak membayar kembali berbalik badan. "Om gak brengsek kayak Noah kan?"

"Penggal kepala saya kalau saya berani selingkuh."

"Saya bisa jamin itu Athena, bahkan saya bisa tulis di surat perjanjian kita. I will act like husband, and you should act like my wife. Agree?"

Shena mengangguk. Angkasa mengulurkan tangan untuk Shena membantu Shena berdiri. Padahal seharusnya tidak perlu seperti ini.

"Besok kita mulai tulis skenario dan urus beberapa hal yang diperlukan untuk mencapai kata pernikahan."

Shena mengerjap. Apakah ini mimpi? Sialnya tidak, tangan Angkasa begitu nyata menggandengnya.

"Om Angkasa, terimakasih sudah memberi dan membuka jalan buat masalah aku." ucap Shena tulus saat keduanya sudah duduk di kursi mobil.

"Manusia ada untuk saling membantu manusia yang lain. Siapa tahu nanti ketika saya butuh kamu, kamu bisa membantu saya. We never know what happen in the future right?" Shena mengangguk. Semoga dia nanti bisa membalas budi Angkasa.

"Kamu mau bantu saya kalau saya kesusahan?"

Shena mengangguk lagi. "Of course Om, nggak usah ditanya."

"Good then," Angkasa menjalankan mobilnya hingga sampai pada hotel yang ditempati Shena.

Shena membuka seatbelt-nya. "Om thank you, buat makan malamnya, dan persetujuan Om."

Angkasa mengangguk. "Langsung tidur Athena, sudah malam." Shena tersenyum dan mengangguk.

"Athena, karena tadi kita terlalu banyak ngobrol. Saya sampai lupa satu hal,"

Shena mengernyit. "What it?"

"You look so pretty tonight," Shena tersenyum.

"Terimakasih? Om juga ganteng malam ini. Eh ralat, Om Angkasa selalu ganteng."

"Athena, jangan buat saya tidak bisa nyetir sampai mansion."

"Aku ngomongin fakta, aku keluar ya Om." Angkasa mengangguk seraya membalas lambaian tangan Shena.

✧✧◍⁠••⁠◍✧✧

Athena—23.00
Om sudah sampai mansion?

Angkasa baru saja membuka pintu kamarnya, dan sudah melihat pesan dari perempuan muda yang ia temui tadi.

Ia duduk di sofa dan membalasnya.

Your Dad, My Next!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang