19. You're best father

895 44 0
                                    

Selamat membaca
Semoga suka

✧✧◍⁠••⁠◍✧✧

"Besok biar staf aja yang jemput Gentara, takut kamu repot." Athena menggeleng lalu menyerahkan jas milik Angkasa.

"Pakai saja, dingin." bahkan pria itu turut membenarkan letak jas itu ditubuh Shena.

"Yang ada Gentara ngambek Mas, aku aja nggak pa-pa."

"Yasudah, besok kabari saya ya." Angkasa berkata sembari menyalakan mesin mobilnya meninggalkan area rumah mewah orang tuanya.

"Papa mau gantian nyetir?" tawar Noah setelah tiga puluh menit perjalanan.

"Nggak perlu No, ribet tukaran tempat duduknya. Habis ini juga sampai. Tempat tinggal Laudya sebelah mana?"

"Lau turun di apart aku Pa," Angkasa menginjak pedal gas tanpa aba-aba membuat para penumpang terkejut. Ia mengusap keningnya seraya menghela napas.

Anaknya astaga. "Jangan berbuat macam-macam!"

"Kayak papa nggak pernah aja,"

"Ganoah!"

"Papa juga selama ini Noah nggak tidur rumah pasti bawa Shena kan?" tuduh Noah meremehkan.

Shena mengerutkan alisnya. Bisa-bisanya? Padahal ia have fun di apartemen sambil menonton drama Korea. Paling juga sama diselingi ke Dragonfly seperti kemarin.

"Mikirmu kejauhan!" ucap Angkasa tetap fokus ke jalanan.

Noah tertawa mengejek. "Halah Pa! Sekarang mana ada sih yang mau nikah sama duda kalau nggak ada feedback yang mengesankan. Ya nggak Shen?"

Shena mengangguk. "Iya. Ada sisa kondomnya juga nih, mau?" Shena menoleh ke belakang sembari membuka dashboard.

Angkasa yang hendak minum pun bahkan tersedak. Bisa-bisanya Shena menjawabnya dengan santai tanpa dosa seperti itu.

"Pelan-pelan," ia mengelus punggung Angkasa lalu menutup botol air mineralnya dan menaruh kembali di dashboard.

Noah mendecak, dia yang memulai menuduh tapi ia juga ikut geram dengan jawaban Shena.

Mobil yang Angkasa kendarai sudah tiba di basemen Apartemen Noah. Pria muda itu buru-buru keluar bersama sang kekasih, tidak tahan melihat kemesraan yang dipertontonkan ayahnya juga mantannya.
.
.
.

"Athena, kalau kamu seperti tadi malah Noah mikir yang tidak-tidak," ucapnya saat sudah sampai di apartemen Shena setelah mengantar Noah dan Laudya.

Shena yang tengah membuatkan minuman hanya tertawa. "Noah cuma denial, dia tahu gimana aku pas pacaran sama dia. Ngatain aku murah dan lain sebagainya cuma bentuk emosi dia aja, nggak usah dipikirin."

"Kamu nggak pernah diapa-apakan kan sama anak saya? Saya takut anak saya brengsek kaya saya dulu pas remaja,"

Shena menggeleng. "Aku juga yakin Om, Laudya turun di apartemennya Noah cuma alasan aja. Abis itu dibalikin pulang kok,"

Angkasa menghela napas. "Semoga ya Athena," ia selalu memikirkan kemungkinan terburuk. Takut, bahwa ia gagal mendidik anak sulungnya. Apalagi Noah memiliki tameng untuk membalikkan segala nasihat Angkasa. Ia takut Noah meniru perilaku buruknya di masa lalu. Makanya ia selalu mengawasi Noah dengan orang-orangnya.

"Om," Shena memegang tangan Angkasa.

"Om takut?"

"Saya cuma takut salah mendidik Noah, Athena. Saya dan mamanya Noah dulu terjerumus dalam dosa hingga Noah ada sebelum kami menikah, saya takut kena karmanya, saya-"

Your Dad, My Next!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang