16. Liar

1.2K 57 6
                                    

Selamat membaca
Semoga suka

✧✧◍⁠••⁠◍✧✧

Angkasa mengantarkan Shena sampai apartemen. Perempuan itu dengan cepat melepas sabuk pengamannya. Ia ada janji bersama teman-temannya untuk pergi setelah ini.

"Langsung tidur," Shena mengangguk. Tidak mungkin ia memberitahu Angkasa bahwa malam ini ia akan ke kelab malam.

Angkasa memanggilnya lagi saat Shena hendak menutup pintu. "Kalau kamu tidak keberatan, besok saya ingin ajak kamu ke suatu tempat. Kamu mau?"

Shena mengangguk dengan senyum. "Sure,"

"Athena, satu lagi."

"Jangan pergi ke club. Tugas kuliah kamu banyak, skripsi kamu nunggu buat kamu kerjakan. Awas kalau kamu ke club!" peringat Angkasa membuat Shena merinding.

Bagaimana bisa Angkasa membaca pikirannya dan menerawang rencananya dengan teman-temannya.

"Tenang Om, aku calon istri yang nurut kok. Jangan khawatir!" godanya mengalihkan perhatian Angkasa agar pria itu tidak curiga.

"Good then,"

"Omongan aku bisa digaransi."

Mobil Angkasa melaju meninggalkan basemen apartemen Shena.

Firasat beliau ini kok kuat banget sih.

Shena menghela napasnya. Ia meyakinkan dirinya bahwa Angkasa tidak akan tahu apa yang ia lakukan dibelakang pria itu.

Dengan cepat langkah kaki Shena masuk ke dalam unit apartmennya lalu membersihkan diri dan berdandan lagi.

"Gimana caranya lo bisa kabur dari sugar daddy lo Shen?" tanya Bella.

"Apa nggak marah tuh sugar daddy lo?" timpal Yezza.

Shena meremas pegangannya pada setir mobil. "Bisa nggak jangan panggil dia sugar daddy?!"

Ketiga temannya tergelak. Shena paling tidak suka jika mereka menyebut Angkasa yang berstatus sebagai calon suaminya dengan sebutan itu.

Angkasa sangat jauh dari istilah itu. Bukan berarti karena usianya dan Shena terpaut jauh dan Angkasa juga seseorang yang memiliki banyak harta, lantas orang menyebut Angkasa sebagai sugar daddy. Pria itu tiga ratus enam puluh derajat sangat jauh dari sebutan ayah gula.

"Iya-iya calon suami, bukan sugar daddy!"

Ketiga temannya sudah tahu bahwa ia dan Angkasa akan menikah. Hanya sampai itu, tidak pada kesepakatan pernikahan yang mereka buat tadi siang.

"Minum Shen?" Shena mengangguk.

"Wine aja, jangan banyak-banyak alkoholnya. Gue mau nyicil skripsi nanti."

Cintya terkekeh dan tak mengindahkan omongan Shena. Perempuan itu malah meminta bartender untuk menambahkan kadar alkoholnya.

"Dance floor gas!" ajak Yezza.

Shena menghentikan langkahnya saat ada pesan masuk disusul beberapa panggilan telepon. Pria itu mengirim sebuah gambar yang membuat Shena penasaran untuk membukanya.

Your Dad, My Next!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang