15. Madness

1K 44 6
                                    

Selamat membaca
Semoga suka

✧✧◍⁠••⁠◍✧✧

PLAKKK

Tamparan sang ibu telak mengenai pipinya, Shena bahkan hampir tersungkur jika saja Angkasa tidak menahan tubuhnya. Pria itu bahkan menatap tajam kearah ibu Shena juga kekasihnya.

"Kamu dibesarkan sama orang tua kamu, besarnya malah jadi jalang. Mau apa kamu hah?" suara Malena—ibu Shena begitu menggelegar.

Untung saja mereka berada di pojok kolam renang. Tepat ibunya dan sang kekasih bermesraan.

Niat Shena awalnya hanya ingin memberitahu bahwa ia akan menikah dan menjelaskan keadaan sebenarnya setelah sang ibu mengirimkan berbagai pesan hinaan padanya.

"Shena tidak merasa menjadi jalang. Jadi terserah mama mau ngomong apa."

"Kamu itu mama besarkan dengan baik Shena! Bukan untuk melawan mama. Kamu pergi dari rumah ternyata buat jadi simpanan ayah pacar kamu. Apa yang ada dalam otak mu Shendrika Athena?!" kilat mata Malena terlihat jelas.

"Tolong jangan marahi anak kamu di tempat umum seperti ini!"

"Kamu tidak usah ikut campur dengan urusan saya dan anak saya! Lagipula apa yang kamu cari dari anak saya? Kamu itu dimanfaatkan oleh Shena! Jalang kecil seperti dia ini tidak pantas buat kamu Angkasa!" 

"Biarkan Shena memanfaatkan saya, saya tidak rugi apapun. Tolong jangan sebut kata kotor itu untuk kamu sendiri!" Angkasa maju selangkah.

Malena tersenyum miring. Sebegitunya pria ini membela anaknya.

"Seharusnya kamu sadar Malena! Hanya karena ingin menguasai harta almarhum suami kamu, kamu menghalalkan segala cara. Sekarang, jangan ganggu Shena karena kamu sudah punya semuanya. Biarkan anak kamu bahagia."

"Tahu apa kamu soal hidup saya dan Shena?"

"Tentu banyak, termasuk rencana licik kamu yang ingin mengambil alih semua hak Shena!" tanpa pamit dengan baik-baik, Angkasa menggandeng tangan Shena untuk beranjak darisana.
.
.
.

"Athena, saya peringatkan bahwa ini terakhir kalinya kamu menemui dia. Saya tidak mau tuduhan kotor dia terus menerus terdengar buat kamu." Shena hanya mengangguk.

Ia memikirkan kejadian beberapa jam lalu. Seharusnya ia sudah bisa menduga respon buruk ibunya, tidak ada hubungan harmonis antara ia dan ibunya sejak Shena memutuskan keluar dari rumah.

Tapi itu sekarang tidak penting, ia hanya akan memikirkan apa yang harus ia lakukan dengan Angkasa untuk mengambil haknya sebagai pewaris ayahnya.

"Aku pikir mama tidak sampai mempermalukan aku Om, ternyata aku salah."

Angkasa melunak. "Mama kamu masih tertutup hatinya, di matanya hanya ada uang dan uang. Percuma kita menasehatinya."

Shena kembali terdiam. Saat ini ia merasa malu karena terlalu banyak merepotkan Angkasa. Angkasa tidak hanya membantu permasalahan perusahaan saja. Tapi, pria yang merupakan ayah mantan pacarnya ini begitu melindunginya.

Ia juga malu masalah dengan sang ibu terdengar oleh Angkasa. Namun, seperti yang dikatakan oleh pamannya, hanya Angkasa yang bisa mengakuisisi perusahaan itu.

Mobil milik Angkasa sudah berhenti di basemen apartemen Shena.

"Terimakasih sudah ngajak Shena ke acara tadi, Om hati-hati pulangnya." Shena mengulurkan tangannya menyalimi Angkasa.

Angkasa menerimanya walau awalnya ragu.

"Aku salim sama Om sebagai calon istri, bukan pacar anak Om," godanya dengan memberikan senyuman kepada Angkasa.

Your Dad, My Next!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang