Prolog

48 19 3
                                    

Welcome...

HAPPY READING
.
.
.

"Sampai disini aja ya?" Ucap nya lembut, kakinya sedikit berjinjit untuk mengelus rambut cowo yang berada pas dihadapannya.

Hening.

Hanya terdengar suara ombak, keduanya terdiam dengan saling menatap.

Ia maju selangkah dan memeluk perempuan yang berada didepannya. "Jangan berhenti ya? kita jalanin aja dulu" Bisiknya lembut dengan tangan yang mengusap rambut panjang perempuan tersebut.

Seketika air mata gadis tersebut jatuh tak terbendung, tak ingin terlihat lemah ia mengusap air matanya dengan kasar, walaupun usahanya sia-sia, air mata itu tetap turun dan membasahi pipinya.

"Sampai kapan?" Tanya nya dengan suara serak dan lemah.

"Sampai salah satu dari kita mengalah?"

"Harusnya dulu kita hanya sekedar mengenal bukan menyatu"

"Karena sebenarnya Tuhan hanya mempertemukan bukan menyatukan kita" Ucapnya dengan tatapan kosong.

🦋🦋🦋

"Aku mau jadi imam untuk kamu dan anak kita nanti, tapi sayangnya ga bisa karna kita berbeda" Ujar Erlandga terkekeh.

"Bisa kok, asalkan kamu pindah ke agamaku" Balasnya tersenyum hangat ke arah Erlandga, berharap bahwa itu bakal benar-benar terjadi.

"Aku lebih dahulu mengenal Tuhan ku, dan kamu adalah sosok yang baru saja ku kenal" Ucap Erlandga dengan tatapan kosong.

"Jika sudah tau endingnya, lantas kenapa masih terus lanjut?" Entahlah, Pertanyaan bodoh tersebut keluar begitu saja tanpa kendalinya.

"Ibaratnya, ketika kamu mempunyai sebuah buku yang dimana kamu sudah tau bahwa akhir cerita dari buku tersebut akan menyedihkan, tetapi kamu tetap ingin membacanya karena kamu yakin dalam cerita tersebut pasti akan mempunyai akhir yang bahagia."

"Mungkin orang lain menganggap hubungan yang kita jalani saat ini akan berakhir menyedihkan, bahkan kita sendiri pun pernah berpikir seperti itu, tapi kita tidak tau apa yang akan terjadi selanjutnya, bisa saja akan terjadi hal baik. Yang terpenting adalah kamu masih mempunyai keyakinan bahwa kita berdua akan bahagia bersama" Jelasnya panjang lebar dengan tersenyum hangat ke arah Vanessa.

"Walaupun aku juga ragu" Batinnya.

🦋🦋🦋

"Kenapa kamu milih aku yang jelas jelas berbeda?"

"Coba aku yang nanya, kenapa kamu milih aku yang jelas berbeda dan ga sesempurna cowo di luaran sana?" Bukannya menjawab, Erlandga malah melontarkan pertanyaan yang sama.

"Ga bisa dijelasin dengan kata kata. intinya, kamu berbeda dengan yang lain, kamu itu istimewa buat aku"

"Nahh, udah kejawab kan?"

"Hah maksudnya?"

"Alasan kamu milih aku, sama dengan alasan aku milih kamu" jawabnya menjelaskan kebingungan vanessa.

"Kita bersatu karena perasaan, bukan karena kita sama."

🦋🦋🦋

VANESSA & ERLANDGA


"Jika cinta beda agama tidak direstui lantas mengapa aku dan kamu dipertemukan?"
-Erlandga-

"Jika tuhan menyatukan manusia dengan cinta, lantas mengapa Tuhan memisahkan manusia dengan perbedaan?"
-Vanessa-

"Ternyata cinta juga tak mampu membuat kita menjadi sama"
-Vanessa-

"Apakah mungkin aku dan kamu berubah menjadi kita"
-Erlandga-

"Kita saling mencintai tapi kita tak sama" -Vanessa & Erlandga-

BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang