Chapter 12

3 0 0
                                    

Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad, wa'ala sayyidina Muhammad

Assalamu'alaikum
Jangan lupa vote and comment

HAPPY READING

🦋🦋🦋

Flasback on

"Terserah kamu mau ngapain diluar sana!"

"TAPI JANGAN PERNAH MEMBAWA JALANG ITU KE RUMAH SAYA!?" Teriak wanita itu yang sudah bercucuran air mata.

Lelaki itu maju lebih dekat kehadapan wanita tersebut. "Kamu pikir ini rumah kamu pribadi?, kalau kamu lupa ini rumah saya juga." Pungkasnya

Ia memajukan wajahnya tepat didepan wajah wanita itu."Jadi, saya berhak membawa siapa pun ke rumah ini. Termasuk pacar saya." Ia berucap dengan suara memelan dan tekanan diakhir kalimat.

"TAPI SAYA TIDAK SUDI RUMAH INI DIMASUKKAN OLEH JALANG" Teriaknya mendorong bahu lelaki tersebut sehingga membuat lelaki itu terhuyung beberapa langkah kebelakang.

Plak

"BERANINYA KAMU!!" Murkanya, Seusai menampar ia maju menarik rambut wanita dihadapannya, hal tersebut berhasil membuat wanita itu mendongak keatas akibat tarikan kasar dari rambutnya.

Seorang anak kecil laki laki yang berada disudut ruangan tepat dibelakang pintu kamar. Ia menyekap mulut untuk mencegah isakannya keluar.

Ia duduk dengan memeluk lututnya sendiri. Pipi yang tembem itu telah basah sedari tadi akibat kristal kecil bening selalu saja jatuh.

Badannya yang kecil terlihat gemetar mendengar suara bentakan, teriakan bahkan tangisan.

Suara benda jatuh dan pecahan terdengar nyaring ditelinga. membuat ia bergerak menutup telinganya dengan tangan berharap agar ia tak mendengar suara pertengkaran itu. Walau pada kenyataannya suara suara
Itu tetap terdengar.

Sesak mulai menghampiri, ia berusaha menarik nafas untuk menenangkan dirinya, mengatur nafas itu agar kembali normal.

Ia lelah dengan semua ini, dimana yang seharusnya Anak seumurannya berada diluar bermain dengan teman-temannya, merasakan kasih sayang yang melimpah, bercanda tawa di ruang keluarga sambil menonton TV bersama keluarga namun itu semua adalah hal yang mustahil dalam hidupnya.

Ia lelah dengan alur kehidupannya yang sangat berbeda dengan teman-teman seumurannya. Ia lelah mendengar semua suara yang tak seharusnya Ia dengar, ia juga ingin merasakan apa itu kasih sayang.

Bahkan jika ditanya Hal apa yang paling mahal ia akan menjawab hal yang paling mahal adalah kasih sayang

Di umurnya saat ini yang masih tergolong anak-anak dipaksa mengerti dengan keadaan yang sangat ambigu.

Saat mendengar tak ada lagi suara dari luar, anak itu bergerak pelan membuka pintu kamarnya untuk mengintip keadaan di luar.

Ia terdiam membeku, oksigen disekitar terasa habis membuatnya menahan nafas. Badan yang mungil itu terlihat bergetar hebat kembali menatap kedua orang dewasa itu dari celah pintu tersebut.

BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang