Chapter 1

35 16 2
                                    

ASSALAMU'ALAIKUM

JANGAN LUPA FOLLOW‼️

HAPPY READING
.
.
.


🦋🦋🦋


"Kita udah lama ga jalan bareng, terakhir kalau ga salah dua bulan lalu" Ujar Caca.

"Yaudah, Nanti kita nonton yukk" ajak Rea.

"Siap sang ratu" Seketika tawa mereka lepas saat Jawaban Caca dan Vanessa kompak.

"Emang bestie kita Ca, jawab nya aja bisa kompak" Ucap Vanessa terkekeh.

"Iya dong, tos dulu bestie" Caca dan Vanessa ber-tos menirukan cara lelaki ber-tos.

Hari ini adalah hari yang sedikit berbeda dengan hari-hari biasanya karna siswa siswi dipulangkan lebih cepat karna ada kegiatan rapat guru.

Senang?
Bahagia?

Ooo jelas><

"nanti kita kumpul dirumah gue" Ucap Rea.

"Wokeeeee" Sekali lagi jawaban Caca dan Vanessa kompak, membuat mereka bertiga tertawa.

Mereka tertawa dan berjalan keluar kelas untuk pulang kerumah masing-masing.

🦋🦋🦋

sedari tadi Caca tak henti hentinya menangis hanya karna sebuah film, padahal film-nya ga sedih sedih amat, Caca-nya aja yang lebay. sudah hampir 2 jam ia menangis bahkan sekarang matanya mulai membengkak.

Saat ini mereka ada dikursi taman menenangkan Caca yang sampai saat ini belum ada tanda tanda nangis nya akan reda.

"Udah Ca, itu cuma film gausah baper" Ujar Vanessa mengusap punggung Caca untuk menenangkan.

"Alay banget sumpah ,cuma gara-gara film lo nangis kek gini" Ucap Rea jengah dengan tingkah Seorang Caca.

"Bacot lu Re, lo aja yang hati nya kek batu" Sarkas Caca mengusap air matanya.

"Ooo jadi ini yang kamu buat sampai ga balas chat dan angkat telfon dari aku?!!" ucap seseorang yang baru saja datang.

Ketiganya kompak menoleh kesumber suara.

"De-devan kamu ngapain disini?" Vanessa yang masih kaget dengan kedatangan kekasihnya reflek berdiri.

Caca dan Rea pun ikut berdiri, Perasaan keduanya mulai tidak enak sejak kedatangan Devan, bahkan Caca yang tadinya menangis tiba tiba berhenti.

"Gausah banyak tanya, ikut gue sekarang!!?" Bentaknya menarik tangan Vanessa dengan kasar.

Rea tidak tinggal diam, Ia segera melepas cengkraman Devan dari tangan Vanessa.

"Lo Jangan main kasar ama teman gue?! Vanessa ga macem-macem, dari tadi dia ama kita, handphone nya lobet jadi dia ga bisa ngabarin lo" Jelas nya dengan kesal saat sahabat nya diperlakukan kasar.

"Kalau main kasar minimal ganteng lah, ini udah burik main kasar lagi upsss" Ceplos Caca.

"Apa lo bilang?!" Devan yang merasa tersinggung membentak Caca.

"Gue kira cuma burik ternyata budeg juga" Sindirnya secara terang terangan.

"Udah udah, aku minta maaf enggak ngabarin kamu" Ujar Vanessa memegang tangan Devan.

"Ikut gue sekarang" Tak membalas perkataan Vanessa, Devan memilih mengajaknya pergi.

"Rea, Ca gue duluan, sorry ga bisa ikut ke mall" Ucap Vanessa merasa tidak enak untuk meninggalkan temannya.

"It's okay, next time kita bisa pergi sama sama" Jawab Rea memaklumi.

"Jangan macem-macem lo ama sahabat gue!?, awas aja teman gue lecet gue tendang pala lo?!" Peringat Caca dengan menendang angin seolah-olah itu adalah kepala Devan.

Devan yang mendengar hal tersebut memutar bola mata nya malas.

Caca memang tidak terlalu menyukai pacar Vanessa, karena menurutnya Devan hanya menginginkan uang Vanessa, dan yang paling Caca ga suka saat Devan main kasar ke Vanessa.

Sama halnya dengan Caca, Rea pun kurang suka dengan Devan, tapi apa pun itu ia harus mendukung keputusan sahabat nya, ia hanya bisa menasehati.

Rea masih bisa sedikit sabar saat menghadapi Devan, beda halnya dengan Caca yang terang terangan membenci Devan. Vanessa sama sekali tidak keberatan dengan sikap keduanya, selama mereka tidak melewati batas. toh Vanessa ga punya hak menyuruh mereka menyukai seseorang, itu hak mereka mau membenci atau menyukai.

🦋🦋🦋

"Aku ga bohong van"

"Kamu liat sendiri tadi, cuma ada aku, Rea dan caca, ga ada laki laki yang ikut van"

"Alah bohong, lo pikir gue percaya gitu aja!??"

"Kamu bisa tanya langsung ama Rea atau Caca kalau kamu ga percaya ama aku"

"Heh lo pikir gue bocah ingusan yang bisa dikibulin?! Kalau gue tanya ke sahabat gila lo itu pasti jawaban bakal sama, secara kan kalian sekongkol"

"Gue udah pernah bilang berhenti berteman dengan mereka, gue ga suka!!"

"Mereka berdua itu murahan?!!" Ucapnya sarkas tak peduli bahwa itu akan menyakiti hati kekasihnya.

"Stop ngehina teman gue Devan, mereka ga seperti yang lo pikir" Jelasnya sekali lagi berusaha menahan amarah.

"Gue ga ngehina, karena itu emang faktanya"

"STOP, STOP DEVAN. GUE MUAK! BERHENTI NGEJELEK-JELEKIN SAHABAT GUE!"

"Ooo jadi sekarang lo lebih bela teman gila lo itu daripada gue"

"KALAU IYA EMANG KENAPA?!!"

"KALAU GUE EMANG JALAN AMA LAKI LAKI LAIN KENAPA HAH?!!"

"DASAR PEREMPUAN GILA!!"

PLAKK

******

TBC

Maaf banget kalau ada penulisan atau tata bahasa yang kurang tepat karena ini cerita pertama ku dan masih belajar dalam penulisan cerita yang baik dan benar🙏

Jangan lupa vote and comment.

Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad, wa'ala sayyidina Muhammad

BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang