chapter 11

5 0 0
                                    

Assalamu'alaikum
Jangan lupa vote and follow!!

SEMUA INI ADALAH HASIL DARI PEMIKIRAN SENDIRI!!
JANGAN SANGKUT PAUTKAN DENGAN DUNIA NYATA KARENA INI HANYALAH FIKSI!!

Happy reading

.....

Dengan perlahan kelopak mata itu bergerak terbuka, netra hitam itu bergerak mengamati sekelilingnya. Hingga netranya terhenti saat ia menangkap sosok gadis disampingnya yang bersandar dikepala kasur sedang tertidur pulas.

Tak hentinya ia menatap gadis yang tertidur itu. Bulu mata lentik serta alis yang tebal, menambah keindahannya.

Mata itu kembali bergerak menatap tangan yang berada diatas perutnya, tentunya ia ingat, saat ia memeluk lengan gadis itu waktu tidur.

Tangannya bergerak perlahan menggenggam jari lentik itu, netranya menatap lama punggung tangan mulus nan putih gadis itu.

Dengan perlahan Erlandga mencium punggung tangan Gadis yang tertidur disampingnya. Matanya tertutup membiarkan bibirnya menyentuh kulit yang memiliki bau strawberry.

Ia kembali menjauhkan tangan Vanessa. Erlandga bangun dengan perlahan agar tidur Vanessa tidak terusik. Ia menyandar dikepala kasur memerhatikan wajah cantik gadisnya.

Ciee gadisnya ga tuhh><

Tangan kekar itu bergerak menyelipkan rambut yang menutupi sebagian wajah Vanessa kebelakang telinga.

Erlandga bergerak memperbaiki posisi tidur Vanessa agar gadisnya tidak tidur Bersandar.

Tangan kekar itu kembali bergerak mengambil selimut disampingnya dan memakaikan Vanessa hingga dada yang tertidur Pulas disampingnya.

Ternyata pergerakan itu tidak mengusik tidur Vanessa, bahkan saat ini ia kembali menarik selimut itu hingga sebatas leher, dengkuran halus mulai terdengar. Tentunya hal itu membuat lengkungan dibibir Erlandga terlihat.

Wajah yang tadinya sangat pucat kini mulai membaik. Bibirnya pun sudah tak terlihat kering. Tangan Erlandga tak hentinya mengelus rambut halus bagai sutra itu.

Kini keadaannya terbalik, jika tadi Vanessa yang bersandar dengan mengelus rambur Erlandga yang tidur sampingnya, kini Erlandga yang mengelus rambut Vanessa yang tertidur disampingnya.

🦋🦋🦋

Mata dengan bulu mata lentik itu terbuka, tangannya bergerak mengucek matanya agar memperjelas penglihatannya, sudah menjadi tradisi mengucek mata saat baru bangun bagi Vanessa.

"Eh! Jangan dikucek!" Erlandga yang tadinya bermain ponsel langsung menaruh ponselnya dan menarik lengan Vanessa.

Vanessa yang belum sadar sepenuh terloncat kaget. "Setan! Lo ngapain di kamar gue!" Teriaknya membentak kaget sekaligus marah.

"Gue laporin lo ya!" Geramnya memukul Erlandga Dengan Bantal.

"Eh, eh gue Erlandga woii" Teriaknya masih berusaha menghindar dari pukulan Vanessa padahal ia sudah berada di sudut ruangan.

"Ha?, Erlandga?" Seketika pukulan yang ingin mendarat ke Erlandga kini tergantung diudara. Vanessa menyingkirkan Bantal guling tersebut guna untuk melihat apakah benar lelaki yang ada dihadapannya ini adalah Erlandga.

BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang