Bicycle and Rain

263 42 3
                                    

Enjoy reading!







Enjoy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








- EVERYTHING -

.

.

.

.

.





Setelah minggu lalu freen mendadak dapat gangguan kecil dari sahabatnya billy yang tiba-tiba memohon untuk datang ke perlombaan memancing tempo hari.
Membuat freen terpaksa meninggalkan lukisan yang harus ia selesaikan secepatnya dan berakhir di tempat pemancingan.

"Freen berangakat sekarang ." Freen berpamitan kepada ibu dan ayah nya yang tengah berada di ruang makan.

"Kenapa pergi terburu-buru nak, makanlah walau hanya sedikit." sang ibu berucap sambil menyiapkan sarapan untuk freen.

"Benar kata ibumu, kau harus makan dulu." kali ini sang ayah berucap penuh perhatian.

Melihat kedua orang tua nya yang begitu khawatir, membuat freen mengurungkan niatnya pergi Kemudian mulai duduk dan menyantap sarapannya.

"Kenapa pergi pagi sekali nak?" sang ayah berucap di sela makannya.

"Freen harus mengantar lukisan yang di pesan beberapa bulan lalu yah" ucap freen sembari menunjuk 2 gulungan lukisan yang harus diantar nya pagi ini.

Ayah david mengangguk paham kemudian kembali bertanya."kemana kamu akan mengantar ini, apa perjalanan nya jauh?"

"Tidak terlalu jauh ayah, freen harus mengantarkan nya ke pusat kota." ucap freen sambil tersenyum.

"Paman gerd dan tuan atom yang memesan lukisan kepada freen ayah."

"Baiklah, jangan lupa sampaikan salam ayah kepada tuan atom dan paman gerd dan suruh paman gerd untuk berkunjung ke rumah.

" baik ayah akan freen sampaikan."

Freen adalah anak tunggal dari pasangan naila dan david. Keluarga freen terbilang sederhana karena ayah dan ibu freen hanyalah seorang petani dan pertenak di desa, Meskipun begitu mereka tidak pernah merasa kekurangan.

"Aku sudah selesai." Freen bergegas untuk pergi setelah berpamitan dengan kedua orang tuanya menuju sepeda ontel nya.

Cuaca pagi ini sangat cerah, secerah senyum freen sembari menggayuh sepedanya di pinggiran ladang dan melalui beberapa hutan untuk menuju perkotaan.
Menyatu dengan alam adalah hidup freen, aroma, dan apapun yang ada di desa nya ini menjadi candu tersendiri bagi freen.















***

Waktu yang menunjukan jam 7 pagi bukanlah waktu untuk tertidur pulas dan bermalas-malasan diatas kasur. Lihatlah penduduk kota di jam 7 ini sudah sangat ramai bukan main, freen sampai kewalahan melewati orang-orang yang berhamburan di tengah kota dengan kegiatan dan tujuan mereka masing-masing.

EVERYTHING - FreenBeckyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang