Kenyataan - 1

197 36 4
                                    






Setelah kemarin menghabiskan waktu cukup lama untuk tiga manusia yang memaksa freen mengajari mereka melukis, hari ini saatnya Freen kembali ke rutinitas sekolahnya.

Berhubung hari ini senin, freen datang lebih pagi dari biasanya. Freen memasuki area parkir sepeda dan memarkiran sepedanya kemudian  menuju kelas.

Melewati lorong kelas yang nampak masih sepi, belum terlalu banyak orang yang datang karena kebanyakan murid di sini tinggal di daerah yang dekat dengan sekolah.

Tidak seperti freen yang harus pergi pagi agar tidak terlambat karena jarak yang bisa di bilang cukup jauh dari sekolah nya. Seperti saat ini Freen sudah di sekolah jam 7 kurang untuk menghindari keterlambatan.

Namun di belokan menuju kelas, freen tidak sengaja melihat Rebecca bersama seseorang pemuda yang sepertinya dari kelas lain tengah berbicara serius di ruang kelas Rebecca.

"Rebecca apa kau mau menjadi kekasihku?"

"..."

"Maaf tapi.."

"Seperti yang kau tau, aku tidak bisa menerimanya."

Pemuda itu menghelah nafas kemudian tersenyum lalu mengangguk tanda mengerti.

"Kalau begitu terimalah coklat ini"

Cukup lama rebecca melihat coklat pemberian pemuda di depan nya ini, rebecca ingin menolak tapi ia merasa tidak enak. Sifat murah hati inilah membuat rebecca banyak di sukai semua orang.

"Baiklah aku menghargai pemberianmu, Terimakasih."

Pemuda itu mengangguk lalu berlalu pergi, freen cepat-cepat berjalan menuju kelasnya kembali agar tidak terciduk sedang menguping.

Ada rasa takut yang freen rasakan saat setiap pemuda datang untuk menyatakan perasaanya kepada Rebecca, tentu tidak sedikit yang Freen tau bahkan hampir semua pemuda di sekolah ini menyukai Rebecca termasuk  pemuda populer seperti Edgard ini salah satunya.

Tapi ia sedikit merasa lega setiap Rebecca menolak para pemuda itu, ada rasa senang tersendiri bagi Freen saat para pemuda itu tertolak walaupun dengan cara yang sangat halus, Freen rasa itu masih menyakitkan untuk orang yang tertolak.

Bisa di bilang hari ini adalah hari sial pemuda populer itu, tersenyum. Pemuda kaku yang bernama Freen Askara Sadewa itu tersenyum sendiri mengingat wajah pemuda tadi yang nampak kusut setelah tertolak.

"Kenapa kau tersenyum begitu, menakutkan tau."

"Billy!"

Terkejut? Tentu saja Freen sangat terkejut, masalahnya Freen kepergok senyum seperti orang yang habis mengintip wanita di toliet sekolah.

"Kenapa kau di kelas ku!?" menetralkan rasa terkejutnya lalu cepat memasang wajah cueknya, kini Freen penasaran dengan sahabatnya yang pagi-pagi sudah di kelas orang lain padahal dia punya kelas sendiri.

"Kenapa kau bertanya seolah melarangku kemari?"

"Aku tidak ingin menggangu seseorang menyatakan perasaanya di dalam kelas, itu sangat menyebalkan untuk dilihat." sambung billy berucap kepada Freen.

"Maksudmu rebecca?"

"Kau tau?!"

"Aku tidak sengaja mendengar saat akan kemari."

"Bagaimana hasilnya?" tanya billy sedikit antusias.

"Seperti biasa"

"Tertolak!?" billy menebak jawaban yang sangat ia harapkan.

EVERYTHING - FreenBeckyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang