Menggetarkan Hati

174 35 3
                                    

Happy Reading ✨









Happy Reading ✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










"Bec, mau belajar di perpustakaan tidak?"menghampiri meja gadis yang sibuk membaca buku itu setelah dengan sengaja mengagetkan nya.

"Huh? Kau yakin." Mendengar kata perpustakaan yang keluar dari mulut irin nampaknya agak membuat rebecca terkejut, sebab manusia satu ini jarang sekali menginjakan kaki ke perpustakaan.

"Pertanyaan macam apa itu bec."

"Beberapa hari lagi kita akan segera ulangan semester."

"Lalu setelah itu ujian, ya ampun aku tidak akan tahan!" irin terus mengeluh mengabaikan tatapan jijik rebecca padanya.

"Kau terus saja mengeluh lalu kenapa ingin ke perpustakaan jika bukan untuk belajar." menatap irin penuh dengan kerut di dahi kemudian menghembuskan nafas lelah.

"Pokok nya kita harus keperpustakaan sekarang juga." menarik rebecca menuju perpustakaan dengan terburu-buru.

"Oi, irin bisakah kita pelan-pelan saja." rebecca melepas tarikan tangan irin lalu mengelus pergelangan tangan yang memerah.

"Kau ini ingin mengejar apa sebenarnya."

"Kau diam dulu, ikuti saja aku sekarang." irin menarik lagi pergelangan tangan sahabatnya yang sudah mengeluh.

"Duduk di sini dan kita belajar."

"Kau aneh irin." Rebecca memicing menatap curiga saat orang di depan nya ini hanya merespon dengan senyum konyol khas nya.

Kini Rebecca mengerti jalan otak wanita ini saat si dia hanya terus tersenyum-senyum sendiri tanpa berkata apa-apa lagi saat sudah di dalam perpustakaan. Melihat kesana-kemari mencari seseorang yang melintas begitu saja dalam otaknya saat tau tujuan dari sahabat nya irin.

"Dasar kau irin, aku sudah tau kenapa kau membawa ku ke sini." menatap irin lalu beralih pada seseorang diujung sana yang juga sedang duduk sendirian.

Orang yang dibicarakan itu nampak sangat fokus dengan buku di tangan nya seolah hanya ada dia dan buku saja di dunia ini.

Rebecca kemudian menatap lagi irin lalu menggeleng saja dan mulai mencari buku yang akan di baca.

"Bec, dia hanya sendirian." irin berdiri di antara rak buku sambil menatap jauh diujung sana dengan senyum tak tertahankan.

"Aku ingin sekali menyapa atau duduk di depan nya."

"Tinggal hampiri saja orang nya kenapa memberi tahu ku irin." rebecca menjawab tanpa minat pada irin yang berada di dekat nya ini.

"Rasanya aku terus berdebar saat melihat freen, memikirkan nya saja sudah berdebar tak karuan."

"Kau nampak nya sudah gila irin, segera lah berobat."

EVERYTHING - FreenBeckyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang