04

15 9 0
                                    

kafe bromo namanya, menjadi tempat pertemuan lino dengan sang manajer yang baru.

lino tidak begitu mengenalnya, hanya satu dua berita saja yang pernah lino dengar. katanya, beliau adalah orang yang tegas dan pekerja keras, ide-ide beliau selalu bagus dan menguntungkan bagi perusahaan. sehingga kini lino tak sabar untuk bekerja dengan beliau.

"halo pak? di sebelah mana ya?"

"kamu sudah sampai? kalo udah tanya aja ke pelayannya, saya sudah pesan meja. atas nama pak yayan, gitu. saya masih di perjalanan, bentar lagi sampai."

"oke siapp pak, saya tunggu."

setelah tahu bahwa atasannya belum datang, lino segera masuk ke dalam untuk menanyakan reservasinya.

"atas nama pak yayan."

"sebelah sini mas."

lino diantarkan menuju mejanya dan ternyata pak yayan memesan meja yang dekat dengan kaca, lino bisa dengan jelas melihat keindahan kota surabaya yang cerah ini.

selama 10 menit dirinya menunggu, lino hanya membuka tutup ponselnya sambil melihat jam.

ini aneh, kenapa bisa selama itu pak yayan diperjalanan? apakah rumahnya jauh? kenapa tidak bisa tepat waktu? haruskah lino maklum akan hal ini? tidak tahu, tugasnya hanya menunggu saja.

"hei, lino ya?" beliau menyodorkan tangan dan lino membalasnya.

"ah iya pak betul, saya mahardika lino."

"maaf lama, karena saya harus menjemput rekan yang lain. kenalkan ini erina khalid, dia asisten saya." jelas beliau.

lino tak asing dengan nama itu, erina khalid ya?

gadis berhijab pink dengan hoodie putihnya yang kebesaran, ditangannya terdapat setumpuk kertas dan sebuah tablet. sayangnya ia mengenakan masker. 

"bentar dulu, kayaknya saya kenal sama.. erina? teman SMA saya dulu bukan?" tanya lino memastikan.

erina melongo, dirinya hampir tak mengenali lino yang mengenakan masker hitam. penampilan lino sudah berubah, kacamatanya pun sudah berganti model. erina mengucek matanya. 

"astaga, lino temen sekelas? oemji, kamuu jadi temen kerjaku nih jadinya? wahh.. pak, ini teman saya ini pak." erina histeris. 

lino tak kalah senang, fakta bahwa erina menjadi rekan kerjanya merupakan sesuatu yang daebak.

"baguslah kalau kalian saling kenal, kerjaan kita akan mudah karena semua sudah akrab semua. saya harap seluruh proyek kita bisa lancar." ujar pak yayan penuh pengharapan.

mereka berbincang-bincang sebentar, kemudian pak yayan menyodorkan beberapa kertas yang sedari tadi erina pegang.

"mas lino saja ya saya panggil, biar enak."

"oh iya pak monggo aja."

"begini mas lino, selama ini sebagian besar kerjaan saya dan erina yang meng-handle masalah keuangan ini. jujur kami kewalahan dan kerjaan jadi banyak banget. dengan join-nya mas lino disini, saya mau membagi beberapa tugas. di kertas ini sudah tertulis semua, mana yang saya kerjakan, mana yang erina kerjakan, dan mana yang mas lino kerjakan. mulai sekarang sudah bisa dicicil, tenggat waktunya masih lama dan semuanya sudah tersusun rapi. jadi mas lino bisa tahu apa dulu yang harus di kerjakan. tapi, ada tapinya nih. walaupun semuanya terstruktur, mas lino nggak bisa santai karena sewaktu-waktu GM bisa memintanya. saya harap mas lino mampu mengerjakan ini sebaik mungkin, ya?"

"siapp pak, siap. saya akan berusaha sebaik mungkin."

"sekarang secara resmi mas lino masuk ke divisi keuangan, menjadi asisten manajer bersama erina. saya mohon kerjasamanya."

𝐝𝐢 𝐬𝐮𝐫𝐚𝐛𝐚𝐲𝐚 ; 𝐥𝐞𝐞 𝐤𝐧𝐨𝐰 𝐨𝐟 𝐬𝐭𝐫𝐚𝐲 𝐤𝐢𝐝𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang