12

13 9 0
                                    

sekembalinya dari pasar, lino langsung berganti pakaian dan sarapan rawon sisa arisan semalam. bundanya belum sempat masak lagi karena terlalu lelah.

bahkan biyan masih tidur sekarang, anak itu sungguh kerja keras semalam. ia bersama ibu-ibu komplek membersihkan rumah sampai benar-benar bersih.

"mas, bunda bisa minta satu hal gak?" ucap bunda sari sambil mengeluarkan bawang merah dari dalam plastik.

"bilang aja bun, aku akan kabulin apapun itu." jawab lino pede.

"bawa kesini dong temen satu timmu itu, siapa namanya? erin ya?"

lino menoleh tak percaya, kenapa bundanya sempat-sempatnya memikirkan nama erina.

khusus permintaan yang kali ini lino tak bisa mengabulkannya.

masalahnya disini erina bukan siapa-siapa bagi lino, wanita itu hanya teman kerjanya saja.

jadi tidak ada alasan yang masuk akal mengapa bundanya mau bertemu erina.

"bun, permintaannya diganti aja. yang ini ada pengecualian, aku gabisa ngabulin." kata lino.

sari mendekat ke arah anaknya yang sedang sarapan. "kenapa emang? kamu ga berani?"

"bukan gitu sih bun, cuman kan erina ini sebatas temen aja. jadi mau ngapain bunda ketemu erina?"

"ya bunda pengen tahu aja anaknya seperti apa."

"lah kalo itu kan bisa dari foto aja, bentar. aku tunjukin instagramnya ke bunda."

butuh beberapa detik bagi lino untuk menemukan instagram erina. sayangnya begitu ketemu, erina menyembunyikan seluruh fotonya. bunda sari tidak bisa melihat foto erina.

"kamu kan tiap hari ketemu dia di kantor, foto berdua lah kapan-kapan. masa gabisa?" pinta bunda.

"astaga, bunda jangan aneh-aneh ya."

sari tertawa dan melirik ke ponsel lino yang menyala, disana ada notifikasi dengan nama erina.

secepat kilat sari mengambil ponsel anaknya dan berlari ke teras, beliau mengangkat telepon itu.

dan tentu saja lino kaget, ia takkan membiarkan bundanya bicara dengan erina!

"ya halo? ini bundanya lino, lino lagi sarapan."

"oh iya tante, salam kenal saya erina khalid. teman sekantornya lino."

lino mengejar bundanya dan meminta ponselnya balik. "bun, jangan dong bun." lino merengek.

bunda sari punya banyak cara, beliau menghindar dan merubah suara menjadi mode speaker.

"aduh nak erina, ini loh lino masa mau ngerebut hapenya dari saya. padahal kan bunda mau bicara sama kamu. sebentar aja loh," kata bunda sari.

diseberang sana erina hanya terkekeh. "udah lino gapapa santai aja, biarin bunda ngomong sama aku." ujar erina.

"ya tapi kan rin, kamu telepon pasti ada perlu sama akuu bukan sama bundaku." lino tidak terima.

"ah itu nanti di chat aja," jawab erina. 

kemudian bunda sari mengambil alih. "nak erina main dong ke rumah, bunda pengen tahuu kamu. sekalian kenalan juga sama adiknya lino, namanya biyan."

"ah iya tante, kapan-kapan saya kesana kalau ada waktu."

"bilang ya, nanti biar bunda buatkan masakan yang enak."

"ehh gausah repot te, yang santai."

"gapapa kok, nanti bilang aja ke lino kapan kamu mau main ke rumah. oke?"

𝐝𝐢 𝐬𝐮𝐫𝐚𝐛𝐚𝐲𝐚 ; 𝐥𝐞𝐞 𝐤𝐧𝐨𝐰 𝐨𝐟 𝐬𝐭𝐫𝐚𝐲 𝐤𝐢𝐝𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang