05

14 9 0
                                    

pertemuannya dengan pak manajer akhirnya kelar juga, lino bersama erina berdiri didepan kafe melihat mobil pak yayan yang sudah siap untuk pergi. 

lino menoleh ke arah erina, dia berpikir, haruskah ia mengantar erina ke rumahnya? 

tapi jika dirasa, itu akan canggung sekali. dia tidak membawa motor, sehingga lino tak mau berakhir krik krik di dalam mobil. 

"kamu gimana pulangnya?" tanya lino. 

"aku dijemput mas cakra, habis ini sampe mungkin."

"kakakmu?"

"iyaa, kakak laki-lakiku. dia habis pergi sama temennya, sekalian deh aku stop."

"oohh, tau gitu aku anterin kamu pulang rin."

"nggak papa, aku gamau ngerepotin kamu. kalo misal mau balik duluan gapapa loh."

"aku nungguin kamu aja disini."

erina tersenyum, "oke."

lino menyipitkan matanya, surabaya sangat panas hari ini. dia mengecek perkiraan cuaca dan benar sekarang suhunya adalah 35 derajat. gila. 

pantas saja, sekeluarnya dari kafe ini tubuh lino langsung mendidih lagi. hawa panas ini kapan akan berakhir? musim hujan kapan datang? lino menantinya. 

"oh iya, aku lupa. boleh minta nomermu nggak? buat kerjaan." tanya erina. 

lino baru sadar, dia tidak punya nomor erina. "ini," lino menunjukkan barcode yang bisa di-scan oleh erina, secara otomatis maka nomornya akan muncul disana. 

"makasih, nanti aku chat. semua file kerjaan aku kirim ke kamu sama sekalian jadwal rapat dan pertemuan pak yayan. beliau emang betul manajer, tapi nggak punya sekretaris, makanya aku disini juga punya tugas ngatur jadwal pak yayan. jadi mulai sekarang, kita ngerjain ini bareng-bareng."

lino mengangguk paham. "karena pak yayan ga punya sekretaris, kamu sibuk banget dong?" tanya lino. 

"sibuk nggak ngotak banget,  aku kewalahan abis. sekarang aku bisa napas lega karena kamu ada buat bantu aku, seneng banget. akhirnya tugas ini bisa di-sharing."

"hahaha, aku siap bantu kamu rin."

"grateful to have you, lino."

"iya, jangan terharu gitu dong."

"ngaco yaa.. ada aja kamu."

lino hanya bisa tertawa melihat erina yang nampak lega. dia bisa tahu bahwa erina ini lelah, tapi ia tidak mengeluhkan kondisinya. memang wanita hebat.

"eh itu mobil masku, duluan ya no. sampe ketemu besok di kantor!" erina melambaikan tangannya dan berlari menuju mobilnya. 



ㅡㅡ



sesampainya dirumah, lino langsung mengajak adik dan bundanya pergi ke mall. sekarang sudah pukul 2 siang dan ini memanglah waktu penuh parkiran, tapi tak apa, lino akan lakukan apapun untuk keluarganya. 

"berangkat!" kata biyan, dia duduk didepan menemani lino. 

sari tersenyum melihat kedua anaknya yang selalu rukun begini. karunia tuhan yang akan selalu beliau syukuri, anak-anak yang tampan, pintar, sayang orang tua, dan bertata krama. 

tak sia-sia ajaran sari yang tegas pada mereka berdua, sari sangat senang dengan keadaan hidupnya sekarang. yah, walaupun harus menjadi single parent tapi beliau tak merasa kesepian sedikitpun. 

𝐝𝐢 𝐬𝐮𝐫𝐚𝐛𝐚𝐲𝐚 ; 𝐥𝐞𝐞 𝐤𝐧𝐨𝐰 𝐨𝐟 𝐬𝐭𝐫𝐚𝐲 𝐤𝐢𝐝𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang