13

12 9 0
                                    

"gimana mas, kapan erin ke rumah?" tanya bunda begitu melihat lino memasukkan motornya.

lino menghela napasnya, "ya ampun bun. aku baru dateng loh, sapa dulu kek anaknya.. malah nanyain erina."

"oh jadi yang bener itu erina ya bukan erin? oke oke. tapi bunda begini kan karena pengen tahu gimana kamu berteman sama perempuan. biasanya sama aji atau juan terus, bunda ga pernah liat kamu interaksi sama perempuan." jelas bunda.

"gak gak bun, wes ta bun gausah aneh-aneh."

mulai, jawanya sudah keluar maka artinya lino benar-benar kesal.

bunda berusaha mengerti, mungkin lino malu membawa erina ke rumah. jadi, bisa beliau pahami.

"yaudah, bunda gaakan tanya lagi. tapi kalo emang bener kalian ada waktu, ajak erina ke rumah ya mas." ucap bunda yang kemudian masuk ke dalam rumah.

lino sadar jika apa yang ia katakan pada bunda tadi bisa jadi menyakiti perasaan beliau. tapi mau bagaimana lagi, lino memang betulan tidak mau.

"bun, marah ta?" lino memasuki kamar bundanya.

bunda hanya tersenyum kemudian menggeleng, "enggak nak."

"terus kenapa masuk kamar? biasanya ada aja yang dikerjain di rumah.." lino duduk di pinggiran kasur.

"ini sudah malam, bunda mau istirahat. capek gara-gara kemarin.

"ohh.."

lino diam sebentar, otak dan hatinya berusaha untuk klik satu sama lain. dia memikirkan sesuatu, tepatnya alasan mengapa bundanya bersikap beda dari biasanya.

ini pasti gara-gara erina.

"yaudah, kalo bunda emang mau. aku bisa kabulin, kok." ujar lino dengan berat hati.

bunda hanya tersenyum dan duduk. "ga perlu begitu mas, bunda paham perasaanmu."

"tapi bunda jangan gini dong, maaf ya tadi mas agak ngebentak bunda. maaf ya bun," lino menyentuh kedua tangan bundanya.

"mas, bunda boleh tanya?."

"apa bun?"

"kamu kenapa malu bawa erina ke rumah?"

"karena dia bukan siapa-siapa bagiku."

"jadi?"

"ya erina nggak perlu sampe ke rumah kita, soalnyaㅡ"

"jangan gitu mas."

lino terdiam karena bunda memotong ucapannya.

"bunda cuman mau kenal aja, cuman mau tau anaknya gimana. bukan mau jodohkan kamu dengan dia, jadi mas tenang aja." jelas bunda.

apa betul ucapan bunda bisa dipercaya? kalau tiba-tiba bunda ngecie-cie in aku sama erina gimana? ah, bukan bunda. tepatnya si biyan, anak itu semoga nggam berulah.

"iya bun, mas ngerti." jawab lino lirih.

bunda menepuk bahu lino dan menyuruhnya untuk mandi dan istirahat sebelum makan malam siap.



ㅡㅡ



bapak


mas, sibuk?

nggak pak, kenapa?

𝐝𝐢 𝐬𝐮𝐫𝐚𝐛𝐚𝐲𝐚 ; 𝐥𝐞𝐞 𝐤𝐧𝐨𝐰 𝐨𝐟 𝐬𝐭𝐫𝐚𝐲 𝐤𝐢𝐝𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang