21

11 3 0
                                    

bro, minimal jadi sider itu yang pinter. emng bole ngevote satu part doang tengah-tengah? kocak dong, makanya jadi orang yang tulus kalo niat baca full. support orang lain, gitu. 



ㅡㅡ



seorang pria berbaju coklat menduduki sebuah kursi didekat kaca, ia sedang menunggu para seniornya datang. hari ini yang paling ia tunggu adalah bertemu dengan erina, ada banyak yang harus ia tanyakan pada wanita itu. 

secara, ia sudah beberapa kali melihat erina di kantor, biasanya erina suka berada di kafe yang ada di lantai dasar. namun karena tidak kenal, ia tidak berani menyapanya. 

beda halnya dengan lino, hamdan tak pernah melihatnya.

"mas hamdan?"

sesosok lelaki tampan nan wangi menyapanya, "eh? mas lino ya? salam kenal mas, selamat pagi." ia berdiri dari tempat duduknya dan menyalami lino.

"woww, santai saja. jangan terlalu formal begini, slow wae mas.." kata lino gembira.

diketahui lelaki berbaju coklat ini adalah hamdan ryanto, staff marketing yang dipindah tugaskan ke divisi finance.

memang agak aneh tetapi ini yang terjadi, kini dirinya menjadi asmen pak yayan dan sudah siap menghadapi rintangan yang ada.

"dari tadi mas?" tanya lino. 

hamdan menggeleng, "oh enggak mas, baru 10 menit kok."

"ohh ya sudah kalau begitu, nanti jam 8 udah bisa mulai kerja. kita masih punya 30 menit, kalau mau ngopi dulu boleh. pantry-nya sebelah situ, dekat lift. kalau men's lounge ada di pojok kanan sebelah sana, sampingnya ada toilet." jelas lino. 

"siap mas, makasih banyak."

kemudian lino kembali ke mejanya dan menyalakan komputer. diam-diam dirinya memperhatikan hamdan yang sepertinya bingung harus mengerjakan apa dihari pertamanya sebagai anggota finance. 

lino tersenyum dan menghampirinya. "mas, file kemarin udah dikirim belum sama erina?" tanya lino. 

"belum mas, katanya kemarin kurang enak badan. jadi saya tunggu sampai pagi tapi nggak ada jawaban." jawab hamdan lesu.

"hm? erina sakit, gitu?"

"kayaknya gitu mas, cuman saya nggak tahu lagi sih.."

lino buru-buru mengambil ponselnya dan mengirimkan sebuah pesan pada erina, "mungkin ini alasan kenapa dia belum dateng," ucap lino.

"bisa jadi mas, mbak erina biasanya dateng jam berapa?"

"dia mah jam 7.15 udah dateng biasanya, cuman ini udah mau jam 8 tapi belum dateng juga."

"sabar aja mas, semoga mbak erina nggak beneran sakit."

lino mengangguk dan kembali ke tempat duduknya, dia sudah memberi instruksi tugas apa yang harus hamdan kerjakan pagi ini. 

tak lama kemudian pak yayan keluar dari ruangannya dan menanyakan keberadaan erina, "itu dia pak saya nggak tahu," jawab lino kebingungan.

pak yayan membuka ponselnya dan berusaha menelpon erina. "duh, nggak di jawab juga. yaudah deh, lino hari ini ikut saya rapat. mas hamdan bisa lanjutkan tugasnya, kalau ada pertanyaan langsung ke mas lino aja ya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐝𝐢 𝐬𝐮𝐫𝐚𝐛𝐚𝐲𝐚 ; 𝐥𝐞𝐞 𝐤𝐧𝐨𝐰 𝐨𝐟 𝐬𝐭𝐫𝐚𝐲 𝐤𝐢𝐝𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang