5. Senandung Lirih

441 54 29
                                    

Saya update dua kali hari ini, jangan lupa vote dan komen ya.

***

Lelaki berambut panjang itu membaca satu demi satu poster yang ditempelkan di papan pengumuman di depan perpustakaan. Dia asyik mengamati sekitar karena gedung bernama perpustakaan ini tidak pernah didatangi oleh Kyungjun.  Suasana di sini sangat sepi, mungkin karena murid-murid masih berada di kelasnya masing-masing.

Kyungjun melangkah semakin ke dalam, dia menilik satu demi satu ruangan yang dia lalui, Kyungjun sedang mencari seseorang, matanya langsung berbinar ceria ketika melihat Dabeom sedang duduk di ujung lorong rak buku. 

Lelaki itu kelihatan bersemangat, seperti baru saja menemukan lingkungan yang mirip dengan habitat aslinya. Di mata Kyungjun saat ini, Dabeom tampak begitu menawan, layaknya seorang cendekiawan yang melompat dari buku komik.

"Wah, apa kau membolos, Dabeom?" Kyungjun duduk bersila di sampingnya. Dabeom hanya melirik sebentar, lalu kembali fokus membaca bukunya.

"Tidak, aku sedang belajar." Kyungjun terkekeh, dia hampir lupa kalau Dabeom itu anak yang rajin, Dabeom bahkan mengabaikan kehadirannya. Baiklah, Kyungjun tidak mau mengganggu dengan mengajak Dabeom berbicara. 

Lelaki itu lebih memilih duduk diam, tangannya menopang dagu, secara terang-terangan Kyungjun memerhatikan Dabeom sembari senyum-senyum sendiri. Yang diperhatikan, lama-lama merasa risih, Dabeom melepaskan headphone-nya, lalu menoleh kepada Kyungjun, memergoki senyuman bodohnya.

"Daripada kau menontonku, lebih baik kalau kau membantuku. Ini proyek kelompok kita, tapi kau sama sekali tidak berkontribusi."

Kepala Kyungjun menggeleng, dia malah merebut buku yang sedang dipegang Dabeom, Kyungjun menaruhnya ke atas lantai. "Apa yang sedang kau lakukan?" Dabeom tidak mengerti, Kyungjun tiba-tiba saja merebahkan kepala di atas paha kanannya yang tidak terlipat. Lelaki beralis tebal itu menghela napas dalam-dalam, matanya terpejam.

"Aku hanya ... mengisi ulang energi." Kyungjun meraih lengan Dabeom, memeluknya seperti sebuah guling yang nyaman. Dabeom tidak protes, dia membiarkan Kyungjun terlelap sebentar. Wajah yang selalu terlihat seram itu ternyata bisa berubah tenang ketika sedang tidur. 

Tanpa sadar Dabeom tersenyum, tangannya tergerak menyingkirkan poni Kyungjun yang sedikit berantakan. Tekstur rambutnya berminyak, mungkin karena buliran-buliran keringat yang jatuh dari dahinya. Sepertinya Kyungjun baru saja mengalami sesuatu yang sangat melelahkan.

Perlahan Kyungjun membuka matanya, dia memandangi wajah Dabeom lekat, tangannya terangkat untuk mengelus hidung Dabeom yang mancung, Kyungjun tersenyum manis, ternyata bermanja di pangkuan Dabeom sangatlah nyaman, Kyungjun menyukainya. 

"Ada apa, hm?" tanya Dabeom lembut. Satu-satunya orang yang bisa membuat Dabeom berselingkuh dari buku adalah Kyungjun, Dabeom bahkan sudah melupakan tujuannya datang ke perpustakaan.

 "Hyun Ho menantangku." Kyungjun beralih menarik lengan Dabeom, dia mengelusnya tepat di atas dada Kyungjun yang bidang. 

"Hyun Ho ingin berduel bermain basket denganku," lanjutnya. Dabeom memang tidak menjawab dengan kata-kata, tapi tangannya membalas sentuhan Kyungjun, mereka saling menggenggam kepercayaan yang entah tumbuh sejak kapan.

"Tapi ada taruhannya." Kyungjun menatap kulit tangan Dabeom yang putih bersih, lalu mendongak, menatap langsung ke dalam bola mata kecokelatan milik Dabeom.

"Kalau aku menang, maka aku akan diperbolehkan untuk ikut klub basket secara gratis," tuturnya.

"Kalau kalah?"

"Ada harga yang harus kubayar." Tatapan mata Kyungjun berubah, ada keraguan yang terpancar dari sana. Ternyata itu yang membebani pikirannya, yang membuat Kyungjun ingin bersandar kepada Dabeom. 

B.A.D || KyungbeomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang