⚠️🔞
Ya, hati-hati membaca chapter ini karena mengandung konten 19+. Harap bijak memilih bacaan anda.***
Suara peluit terakhir terdengar sangat nyaring bersamaan dengan teriakan Kyungjun. Lelaki itu meloncat kegirangan karena dia berhasil mencetak poin penentu, pertandingan dimenangkan oleh Kyungjun dengan selisih skor tiga poin.
Teman-temannya langsung mengerumuni Kyungjun, tapi mata lelaki itu malah awas mencari seseorang yang tiba-tiba menghilang dari pandangannya, Dabeom. Senyuman di wajah Kyungjun sempat meredup, tapi kembali hadir ketika melihat Dabeom berdiri di ujung garis kuning.
Tanpa banyak berpikir, Kyungjun berlari ke arahnya. Dia melompat untuk memeluk tubuh Dabeom, hingga lelaki itu hampir ambruk, Kyungjun lupa kalau Dabeom tidak sekuat dirinya. Dia segera menapakkan kakinya ke atas lapangan, tapi pelukannya semakin erat.
"Ini kemenangan KI-TA, terima kasih sudah mendukungku, Dabeom." Kyungjun melepaskan pelukannya. Dabeom ikut tersenyum bangga, tapi sesaat kemudian pandangannya mengedar. Saat ini mereka berdua menjadi pusat perhatian.
"Apa kau tidak keberatan terlihat akrab denganku, Kyungjun?" Kyungjun baru menyadarinya, mereka sedang berada di keramaian. Lelaki itu menoleh ke belakang, Kyungjun memelototi satu-satu orang-orang yang terheran-heran itu.
"Apa, hah? Apa kalian tidak pernah memeluk orang yang kalian sayangi?" Kyungjun membentak. kerumunan yang tadi menyaksikan mereka mulai berbalik arah. Kyungjun tidak peduli lagi dengan pandangan orang-orang, dia bahkan menyebut Dabeom sebagai orang yang dia sayangi, secara terang-terangan, dalam keadaan seratus persen sadar.
Sebenarnya Kyungjun tidak pernah malu mengakui apa yang menjadi kesukaannya, tapi ada masanya dia merasakan keraguan, apakah Kyungjun benar-benar menyukainya atau sekadar sedang bingung.
Dabeom awalnya benar-benar membuat Kyungjun bingung, tapi akhir-akhir ini Kyungjun meyakini bahwa Dabeom memang berada di pihaknya. Kyungjun tidak ingin melepaskan lelaki ini. Hidupnya terasa lebih berwarna karena kehadiran Dabeom.
"Kita mau ke mana?" tanya Dabeom, dia tidak tahu Kyungjun punya rencana setelah pertandingan basket. Kyungjun bahkan segera mandi dan berganti baju.
"Merayakan kemenangan." Kyungjun menggenggam lengan Dabeom, mereka berlari mengejar bus kota yang sudah melewati halte di depan sekolah. Kyungjun menyerah karena sang sopir tidak mau menghentikan kendaraannya.
"Bangsat!" Kyungjun mengumpat, jangan heran, dia memang selalu mengumpat bagaimanapun keadaannya. Itu seperti sudah menjadi ciri khas seorang preman kelas.
"Sepertinya kita harus menunggu bus berikutnya." Dabeom menarik lengan Kyungjun, menuntunnya untuk duduk di halte yang kosong. Seketika emosi yang sempat naik itu mereda, Kyungjun tersenyum, Dabeom sudah seperti obat kebahagiaannya saja.
"Kenapa senyum-senyum?" tanya Dabeom. Kali ini dia benar-benar tidak mengerti. Beberapa detik lalu Kyungjun kesal, tapi sekarang malah terlihat bahagia.
"Aku senang mendengarmu menyebutkan 'KITA'," jawab Kyungjun. Dabeom tidak banyak merespon. Dia hanya mengangguk samar. Kyungjun merasa ada yang berbeda dari sikap Dabeom, lelaki ini memang kebanyakan bersikap dingin, tapi dia tidak pernah membuat Kyungjun merasa kedinginan.
"Apa ada yang salah?" tanya Kyungjun setelah membiarkan beberapa menit diisi oleh keheningan. Dabeom mengedarkan pandangannya, menatap jauh ke jalanan.
"Ada yang menggangguku. Hyun Ho bukanlah tipe orang yang akan menerima begitu saja kekalahannya, tapi tadi dia bersikap seolah-olah akrab denganmu." Dabeom menoleh, menatap Kyungjun. "Apa dia mengatakan sesuatu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
B.A.D || Kyungbeom
FanfictionBxB 🔞 Kyungjun x Dabeom from NHC . . Siapa yang tak kenal Kyungjun? Lelaki itu ditakuti hampir oleh murid-murid satu angkatan. Namun, tak banyak yang tahu bahwa Kyungjun tidak seberuntung anak lain dalam hal keluarga. Kyungjun hanya mempunyai satu...