9. Kala Iblis Jatuh Cinta

384 33 11
                                    

Tangan Kyungjun terulur meraih telepon yang bukan miliknya, meski mirip, tapi Kyungjun tentu bisa membedakannya, casing ponsel milik Kyungjun diwarnai oleh A-ra, sedangkan yang lainnya hanya berwarna abu-abu saja.

Ketika Kyungjun menggeser tombol hijau, layar ponsel miliknya ikut-ikutan menampilkan durasi lamanya sambungan telepon itu. Kyungjun mendengarkan si penelpon sembari menatap Dabeom. Kepalanya mengangguk-angguk paham, tapi raut wajah Kyungjun tidak terlihat senang. Tatapan matanya menajam.

"Apa yang kau lakukan dengan ponselku, Jin Dabeom?" tanyanya setelah memutuskan sambungan telepon. Dabeom terdiam. Dia bingung bagaimana harus menjelaskannya. Sejak dia melihat Hyun Ho menghubungi Kyungjun, Dabeom memutuskan untuk mengkloning ponsel milik Kyungjun.

Dabeom bahkan sengaja membeli ponsel baru yang serupa dengan yang dimiliki oleh Kyungjun. Setiap kali Kyungjun tidak bersamanya, Dabeom memantau aktivitas Kyungjun lewat ponsel itu.

Di sela-sela kegiatan belajarnya, dia selalu menyempatkan untuk mencatat semua hal-hal baru tentang Kyungjun, tidak heran Dabeom jadi serba tahu apa pun tentang lelaki itu, bahkan sampai privasi paling mendalam, termasuk pencarian Kyungjun tentang Park Se Eun.

Hari ini Dabeom salah membawa ponsel, harusnya dia membawa handphone miliknya, bukan ponsel yang sengaja dia beli untuk memata-matai Kyungjun. Kalau sudah seperti ini Dabeom tidak bisa menyembunyikannya lagi. Lelaki itu menghela napas panjang.

"Kenapa kau bertanya padaku? Itu ponselmu."

"Karena aku merasa hanya kau yang bisa melakukan ini."

"Apa yang mungkin kulakukan?"

Kyungjun melemparkan ponsel yang digenggamnya ke arah Dabeom. "Kau- kau menyadapku, apa aku benar?" Suaranya sempat tercekat, diam-diam Kyungjun berharap Dabeom menyangkal tuduhannya, meskipun jika pembelaan itu merupakan sebuah kebohongan.

Namun, lelaki itu dengan mudahnya mengangguk. Membuat Kyungjun seketika tertawa getir. Dia merasa dibodohi. "Bangsat! Bisa-bisanya kau hanya mengangguk, Dabeom. Kau harus menjelaskannya padaku, Bajingan ..." Intonasi suaranya menukik tajam, Kyungjun membentak.

"Katakan kenapa kau melakukannya?"

Dabeom meraih ponselnya, dia sama sekali tidak terpengaruh dengan suasana yang tiba-tiba berubah, Dabeom tahu Kyungjun benar-benar marah, tapi apa yang bisa dia lakukan? Semuanya sudah terjadi. "Karena kau adalah milikku, Kyungjun. Aku berhak mengetahui apapun yang kau lakukan."

Kyungjun berdecih, kalimat itu entah kenapa terdengar menyakitkan untuknya, terasa dingin dan sangat pahit untuk diterima. "Apa kau tak pernah berpikir untuk menghargai privasiku, Dabeom?"

Sekarang semuanya jadi masuk akal. Kenapa hidup Kyungjun akhir-akhir ini terasa lancar-lancar saja, dia mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang layak, tidak ada lagi rentenir yang datang ke rumahnya, bahkan orang yang tadi menelepon pun tidak menuntut Kyungjun untuk membayar, dia malah memberitahukan bahwa utang Kyungjun sudah lunas dan mereka tidak akan menggangu kehidupan Kyungjun lagi.

Memang semua yang terjadi itu adalah hal yang baik, tapi bukan hanya itu keanehan yang selama ini Kyungjun anggap sebagai kebetulan saja. Ternyata biang keroknya adalah Dabeom, satu-satunya orang yang dianggap Kyungjun berada di pihaknya.

Dabeom tidak menjawab. Lelaki itu berusaha menggenggam lengan Kyungjun, tapi Kyungjun malah berdiri dari tempatnya. "Beom, apa kau juga melakukan ini kepada Se Eun?" tanya Kyungjun, sekarang pikirannya sangat kacau, dipenuhi pemikiran-pemikiran negatif.

"Apa Se Eun bunuh diri karena dirimu? Kau mencintainya 'kan, Beom? tapi kenapa kau malah membiarkan dia mati?"

Dabeom selalu tidak mampu kalau dituntut untuk menjelaskan apa yang terjadi kepada Se Eun malam itu. Meski sebenarnya kejadian itu tidaklah seratus persen menjadi kesalahan Dabeom, tapi rasanya dia lebih suka dipersalahkan daripada harus memberitahukan kebenarannya.

B.A.D || KyungbeomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang