10. Efek Samping Kehilangan

294 35 10
                                    

Hyun Ho adalah orang pertama yang menyadari bahwa Dabeom tidak normal. Lelaki itu sejak kecil selalu membuat siapa pun takut dengan tatapan matanya yang seperti orang mati. Sampai sekarang pun tidak berubah, hanya saja sekarang Dabeom bisa berpura-pura normal, sebab Se Eun yang mengajarinya bagaimana cara berekspresi.

Dabeom sering menjalani sesi terapi dengan psikolog karena dia didiagnosis menderita alexithymia. Kondisi ini sering dikaitkan dengan gangguan mental, mirip seperti autisme. Hanya saja autisme itu lebih kompleks, di samping menderita alexitymia orang yang autis biasanya juga menderita gangguan sensori, atau gangguan bicara. Penyebab alexithymia itu beragam, bisa dari genetik, trauma masa kecil ataupun gangguan otak.

Dalam kasus ini Dabeom seringkali mengira bahwa penyebab dirinya tidak bisa merasakan emosi adalah karena faktor keturunan dari ayahnya yang memang biadab. Meski tak sekali pun Dabeom pernah bertemu dengan ayahnya dan dia tidak pernah berharap hal itu akan terjadi.

Dabeom hanya ingin menjalani hidup yang normal seperti orang kebanyakan. Dia tidak ingin menjadi monster seperti ayahnya dan Kyungjun adalah satu-satunya orang yang bisa membuat Dabeom merasa normal, sayangnya tanpa dia sadari, Dabeom sudah menyakiti Kyungjun. 

Kini tatapan Kyungjun berubah, ada banyak ketakutan di sana, lelaki berambut panjang itu terus mundur menjauhi Dabeom, dia baru menyadari bahwa Dabeom sangatlah berbahaya. "Kalau kau tidak mencintaiku, lalu kenapa kau mendekatiku, Brengsek!" 

"Karena aku menginginkanmu, kau harus jadi milikku, Kyungjun." Mendengar itu Kyungjun hanya bisa tertawa, lucu saja, apa selama ini Dabeom menganggapnya hanya sebagai barang yang bisa dimiliki seenaknya? Kyungjun manusia, dia punya hati yang rentan terluka.

"Kenapa harus aku? Dari sekian banyak murid di sekolah kenapa kau mengincarku, Bajingan?"

Dabeom menggeleng lagi, kali ini dia menolak untuk menjelaskan apa yang ada dipikirannya karena Kyungjun pastilah tidak akan paham. Tidak akan pernah ada yang memahami Dabeom.

Kyungjun hanya bisa berteriak frustasi. Dabeom benar-benar membuatnya gila. "Baiklah, anggap saja kita selesai, aku memohon padamu, Dabeom. Mulai sekarang tolong jangan ganggu aku lagi. Aku tidak ingin melihat wajahmu!"

Lelaki itu pergi tanpa bisa dicegah, meninggalkan Dabeom yang entah kenapa tiba-tiba merasakan sesak, seperti ada sebuah batu seberat ratusan ton yang ditimpakan ke ulu hatinya, mengimpit dadanya.

Tanpa terasa kedua mata yang memandangi punggung Kyungjun itu meneteskan setitik air, tidak berwarna, layaknya embun di pagi buta. Dabeom tidak pernah merasakan sakit yang begitu misterius, bahkan otaknya tidak bisa menjelaskan alasannya, mungkin karena itu memang bukanlah tugas otak, melainkan hatinya.

Hati yang sayangnya sudah dikira mati.

"Kau sengaja melakukannya, Hyun Ho?" Dabeom tiba-tiba berbalik, otaknya tidak pernah mati, Dabeom dengan cepat bisa memahami situasinya saat ini.

"Bingo! Aku memang ingin menyelamatkan Kyungjun dari monster sepertimu." Hyun Ho menyeringai, dia mendekati Dabeom dengan ekspresi penuh keangkuhan.

"Sejak kapan kau peduli kepada orang lain? Jujur saja, kau hanya ingin menjatuhkanku, bukan?" Mendengar itu, Hyun Ho Refleks bertepuk tangan. Dia mengakui kinerja otak Dabeom sangatlah brilian.

"Kau sangat cerdas, Saudaraku. Aku memang ingin kau ditinggalkan sendirian, seperti kau merebut semua sumber kebahagiaanku."

Dabeom tidak tahu apa yang dikatakan Hyun Ho kepada Kyungjun, tapi strategi liciknya memang berhasil. Kyungjun sudah melepaskan tali kekang yang dipasang Dabeom. Maka tak ada yang bisa dia lakukan. Semuanya sudah hancur.

B.A.D || KyungbeomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang