Epilog: Semoga Kau Benar

400 27 19
                                    

Suara tepuk tangan penonton dan teriakan-teriakan histeris bersatu padu memenuhi gymnasium di kota. Salah satu fasilitas negara yang selalu ramai ketika ada pekan olahraga nasional. Termasuk hari ini, memang bukan atlet-atlet profesional yang bertanding. Ini hanya pertandingan basket tingkat SMA tapi sangat bergengsi.

Kabarnya banyak tim basket profesional yang diam-diam menaruh para pencari bakat di kursi penonton. Mereka mengamati setiap gerak-gerik pemain dan menilai mana orang yang cocok untuk diajak bergabung ke dalam tim mereka.

Tentu saja Kyungjun tidak ingin membuang kesempatan ini. Sejak peluit dibunyikan, Kyungjun sudah siap memamerkan skill-nya. Lelaki itu pandai berkelit, menipu lawan dengan gerakan yang gesit. Lalu tembakannya juga akurat ke dalam ring. Kyungjun mendapatkan banyak dukungan dari banyak gadis.

Namun, lelaki itu tidak pernah melirik mereka. Kyungjun selalu melihat ke tribun sebelah kiri, di kursi VIP, di sanalah pemilik hatinya sedang memantau dengan wajah dingin tanpa ekspresi.

Padahal di dalam otak Dabeom sedang gaduh, dia sibuk memikirkan bagaimana caranya dia bisa mengubah Jersey tim basket menjadi sedikit tertutup. Misalnya dengan menggunakan setelan kemeja atau baju apa pun yang dapat menyembunyikan keseksian Kyungjun.

Sementara di lapangan sana, Kyungjun mulai menghadapi lawan yang menyebalkan. Beberapa kali pemain bernomor punggung tujuh itu mendorong Kyungjun dengan sengaja, tapi Kyungjun tidak membalasnya di atas lapangan, dia sedang mempertahankan citra baik di hadapan para pencari bakat itu, kelayakan seorang olahragawan yang profesional dapat diukur dari seberapa tingginya nilai sportivitas yang mereka terapkan.

Untungnya tim sekolah Kyungjun mendapatkan hasil yang baik, mereka menang. Jadi Kyungjun bisa melupakan kelakuan si nomor tujuh yang menyebalkan. Kyungjun berniat menghampiri Dabeom ketika pertandingan selesai, tapi lelaki itu malah dikerumuni oleh para gadis.

Kyungjun saat ini memang terlihat sangat gagah. Paling bersinar di antara para pemain basket lainnya. Dabeom hanya menghela napas kasar. Mereka tidak tahu saja, bahwa si gagah perkasa itu tadi malam mengangkang di bawahnya, dia selalu mendesah karena Dabeom.

"Beom!" Kyungjun cepat-cepat menghampiri Dabeom. Dia menarik lengan itu untuk menjauh dari lapangan.

"Kenapa kau kabur, Kyungjun? Harusnya kau layani saja mereka," ketus Dabeom. Mendengar itu, Kyungjun jadi terkekeh pelan.

"Sebenernya ada yang tiba-tiba menyatakan perasaannya padaku. Aku tidak enak untuk menolaknya," ujar Kyungjun sembari berusaha mengatur napasnya. Diam-diam dia tersenyum mencurigakan.

Dabeom mendengkus, "Kau benar, Kyungjun. Jangan mematahkan hati manusia karena manusia cuma mempunyai satu hati." Kedua alis Kyungjun terangkat, jawaban itu di luar ekspektasinya, niat Kyungjun tadinya ingin menggoda Dabeom.

"Tapi manusia mempunyai 206 rangkaian tulang," lanjut Dabeom. Ternyata kalimat itu belum selesai. Sontak Kyungjun langsung tertawa. Itu artinya Dabeom menyuruh Kyungjun untuk membalas pernyataan cinta orang lain dengan tinjunya, sialan.

Suara tawanya perlahan mengecil. Kyungjun menghentikan langkahnya di tengah-tengah lorong yang masih sepi. Dia mengepal-ngepalkan tangan kanannya. "Sekarang tanganku benar-benar sembuh, Beom," ujar Kyungjun. Dia memperlihatkan tangan itu kepada Dabeom.

"Bagaimana kau tahu penyebab tanganku gemetaran adalah perasaan bersalah yang kupendam?"

Dabeom meraih tangan itu, mengelus jemarinya. "Dokter Yuna pernah menasihatiku, Kyungjun. Katanya membunuh orang lain sangat mudah, tapi yang berat itu adalah menjalani hidup dengan rasa tanggung jawab usai membunuh seseorang." Dabeom mendongak, menatap netra Kyungjun dalam-dalam.

"Aku sudah menjalaninya sejak kecil. Aku memiliki keturunan pembunuh." Dabeom berhenti sejenak untuk menghela napas. "Aku selalu membayangkan kalau aku mati dan semua darahku mengering apakah dosaku sebagai keturunan iblis pun akan ikut terhapus?"

"Beom-ah ..." Mata Kyungjun tiba-tiba terasa panas. Dia tidak mengira Dabeom memendam beban yang sangat berat. Lantas dengan entengnya Kyungjun malah membuatnya menjadi seorang pembunuh sungguhan.

"Kyungjun, jangan merasa bersalah karena aku." Dabeom menggenggam jemari Kyungjun, lantas mengecupnya lembut. "Ini pilihanku, jalan yang kupilih untuk melindungimu."

Air di mata Kyungjun jatuh satu persatu, bagai hujan yang merintik sendu. Kyungjun merasa tidak akan pernah bisa membalas pengorbanan Dabeom yang begitu besar. Mungkin orang di luar sana tidak akan membenarkan cara Dabeom mencintai Kyungjun, tapi bagi dirinya, Dabeom tidak pernah membuat kesalahan, Dabeom hanya mengekspresikannya dengan cara yang berbeda, yang tidak akan dipahami oleh orang lain.

"Beom-ah. Kini aku yang akan melindungimu." Kyungjun balas menggenggam tangan Dabeom. "Aku tidak akan membiarkanmu menjadi monster." Dabeom tersenyum, dia menarik tubuh Kyungjun ke dalam dekapannya, saat ini dia terlihat cantik, hanya Dabeom yang bisa melihat sisi Kyungjun yang feminin.

"Mari anggap semua itu hanya kesalahan, Beom." Ya, semoga saja Kyungjun benar, bahwa itu hanyalah sebuah kesalahan, meski pilihan yang salah secara alami akan membuat manusia salah memilih lagi.

Kyungjun tiba-tiba mencium pipinya. "Aku mencintaimu, Beom, sangat," ujarnya dengan wajah yang merona. Mereka berdua terlarut dalam dunianya sendiri, hingga tak menyadari ada seorang lelaki pincang yang pergi dari sana setelah memerhatikan foto Dabeom.

Lelaki itu menyeringai, tangannya membuang sesuatu ke dalam tong sampah. "Ternyata kau tumbuh dengan baik, kau sangat mirip denganku, Nak," gumamnya sebelum benar-benar meninggalkan kedua insan yang sedang dimabuk asmara itu.

***

So, apa pesan moral yang kalian dapatkan setelah membaca cerita ini? Hahaha. Bagi saya sendiri B.A.D itu definisi mencintai ugal-ugalan tanpa peduli pada nilai-nilai yang mendasari cinta. Inilah sisi lain dari mencintai yang tentu saja tidak boleh ditiru😂

Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih untuk kalian yang senantiasa memberikan semangat kepada saya. Semoga kalian merasa puas dengan ending cerita ini, ending-nya happy 'kan?

Coba sekarang sebutkan cerita kyungbeom mana yang memiliki ending membahagiakan? Pasti sedikit 'kan? Saya rasa kalian adalah korban-korban cerita angst kyungbeom✌️ meskipun cerita ini juga tidak bisa dilepaskan dari unsur angst juga, eheh.

Kalau kalian merasa cerita ini bagus, ayo kasih tahu teman-teman kalian supaya ikut membacanya juga, eheheh.

Saya akan merasa sangat senang kalau kalian menyempatkan diri untuk menulis review di kolom komentar, tak apa review singkat juga karena itu sangat berharga untuk saya. Jadi, saya bisa tahu di mana letak kelebihan dan kekurangan cerita ini.

Terakhir nih, jangan lupa follow akun saya supaya tidak ketinggalan kalau suatu saat, saya tiba-tiba kemasukan ide buat bikin cerita baru, atau kalian mau season 2 dari cerita ini? Karena sepertinya masih ada sedikit misteri di akhir epilog ya😂

What do you think?

Salam hormat,
Master dunia cerita.

B.A.D || KyungbeomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang