26. Memelukmu Dikala Pertikaian Waktu

95 39 56
                                    


🥀🥀🥀

Senyuman itu tidak akan pernah menjadi milikku

☘️☘️☘️

-Juni Aulia-

Sejak kejadian itu, Juni semakin menjauh dari Akel dan yang lainnya. Bukan karena dia kekanak-kanakan, tapi ini karena rasa sakit yang terus menyiksanya.

Kenapa sesakit ini sih kak, seharusnya Juni mundur saat itu. Tapi Juni gak bisa karena Juni masih berharap sama kakak waktu itu.

Juni yakin suatu saat nanti, walaupun itu bukan sebuah rasa sayang. Tapi setidaknya kata maaf dari kakak akan keluar untuk Juni.

Pio dan yang lainnya tengah asik menikmati makan siang mereka saat itu, benar mereka memang tidak pernah membahas keberadaan Juni sekalipun. Itu karena Juni yang memintanya pada mereka.

Tapi disisi lain, Akel tampak berbeda sejak kejadian waktu itu. Dia terlihat gelisah dan sedikit murung, tapi itu tidak berjalan lama.

Saat Sifa datang Akel kembali tersenyum bahagia, bahkan wajahnya murungnya itu hilang begitu saja. Kehadiran Sifa memang segalanya buat Akel saat ini.

Tanpa mereka sadari, Juni tengah memperhatikan mereka secara diam-diam namun tanpa sengaja Akel melihat ke arah luar dan mendapati Juni yang tengah menatapnya saat ini.

Juni yang sadar bahwa Akel tahu keberadaannya langsung pergi meninggalkan tempat itu, sementara Akel langsung mengejar gadis itu. Pio, Petir, Langit dan Sifa bingung dengan sikap Akel yang tiba-tiba pergi tanpa mengatakan apapun.

"Berhenti!" tegas pria itu pada gadis yang kini tengah mencoba lari darinya.

"Gue kira lo udah pergi, tapi ternyata belum," tambahnya lagi yang membuat Juni hanya diam.

"Kapan lo mau pergi?" tanya Akel serius.

"Secepatnya," balas Juni lirih.

"Baguslah gue tunggu berita kepergian lo," sambung Akel.

Setelah itu Juni melangkah pergi meninggalkan pria itu, namun dengan sigap Akel melangkah cepat dan memeluk Juni dari belakang. Juni yang kaget dengan perlakuan Akel padanya saat ini hanya diam, ia masih bingung dengan situasi saat ini.

"Jujur, ada rasa sakit yang gak bisa gue jelasin. Tiap gue ketemu sama lo semua perasaan itu campur aduk, gue bahkan gak bisa ngendaliin semua itu," cicit Akel yang masih memeluk Juni saat ini.

"Gue gak tau ntah ini perasaan sayang atau benci. Gue pikir rasa benci guelah jauh lebih besar dari pada rasa sayang gue ke lo, ternyata gue salah ada rasa sakit yang sangat menyiksa gue saat ini dan setiap harinya," lirih Akel yang tak mendapatkan gubris apapun dari Juni.

"Saat gue ngebentak lo dan meminta lo untuk pergi dari gue, hati gue mendadak sakit. Gue bingung sama perasaan gue saat ini," sambung Akel sambil menenggelamkan wajahnya di kepala gadis itu.

"Kak, tolong lepasin Juni," lirih gadis itu, namun tak digubris oleh Akel.

"Kak lepasin Juni," sambung nya lagi dengan sedikit memberontak, nihil Akel masih terus memeluk Juni untuk beberapa menit lamanya.

WE'RE DONE (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang