2. Enggan Untuk Saling Menyapa

170 57 18
                                    

🥀🥀🥀

Saat itu aku hanya mengagumimu, tapi tak kusangka, aku malah menginginkanmu.

-Juni Aulia-

☘️☘️☘️

Ini adalah jam pelajaran terakhir, tapi kelihatannya Juni terlihat tidak baik-baik saja. Gadis itu terlihat sangat pucat, dan entah kenapa dia tiba-tiba sakit seperti itu.

"Juni, kamu sakit, ya?" Tanya Pio khawatir pada temannya itu, sesekali ia memeriksa suhu tubuh Juni dan merasakan kalau dia memang sakit.

"Aduh, aku nggak tahu Pio. Kepala aku sakit banget," tutur Juni sambil menahan rasa sakitnya, dan meletakkan kepalanya ke atas meja dengan tas sebagai alasnya.

"Ya, udah, kita ke UKS aja ya?" ajak Pio pada Juni, sambil membantunya untuk berdiri.

"Iya," balas Juni, dan mulai berdiri dari kursinya itu.

"Buk, Juni sakit Buk. Boleh nggak Buk kalau saya antarin Juni ke UKS?" Tanya Pio pada guru, yang tengah mengajar di kelas mereka saat ini.

"Eh, Juni, sakit? Ya udah kamu boleh ke UKS. Tapi, Pio, kamu nggak bisa nganterin Juni ke UKS ya? karena setelah ini kita bakalan langsung ulangan," jelas guru itu pada Pio, dengan tatapan menyesalnya.

"Yah, si Ibuk. Kasian Juni Buk," tutur Pio yang sedikit khawatir, sambil terus merangkul Juni, agar temannya itu tidak terjatuh.

"Makasih Buk, saya bisa sendiri kok Buk," jelas Juni pada gurunya itu, berusaha untuk membuat Pio kehilangan kata-katanya. Karena dia bisa saja memperpanjang semua ini.

"Kamu yakin, bisa sendiri?" tanya Pio khawatir, walaupun dia tahu kalau saat ini Juni sedang kesakitan.

"Kamu tenang aja, aku bisa kok," jelas Juni meyakinkan, sambil memberikannya sebuah senyuman agar temannya itu percaya padanya.

"Baiklah, hati-hati, ya?" balas Pio pada gadis itu, yang hanya diangguki oleh Juni.

Perlahan, Juni pun melangkah untuk menuju ke ruang UKS, dengan pandangan yang sedikit buram ia berusaha, sekuat mungkin agar bisa cepat samapai ke ruangan itu.

Duh, ini kepala kenapa pakek acara sakit segala sih," batin Juni sambil terus memegang kepalanya.

Juni terus berjalan, sesekali ia memegang tiang yang ada di sekitar lorong sekolahnya itu.

Saat, tinggal beberapa langkah lagi, tiba-tiba, Akel berdiri tepat di hadapannya, saat ini. Tapi, Juni sama sekali tidak menggubris pria itu.

Ia hanya terus berjalan, melewati pria itu begitu saja. Begitu pula dengan Akel, ia berjalan sambil menatap lurus kedepan, seolah tidak ada siapa pun saat ini, kecuali dirinya sendiri.

Mereka sama sekali tidak saling menatap satu sama lain, dan bahkan, mereka juga enggan untuk saling menyapa.

Kini, Juni telah sampai di UKS, ia langsung duduk di atas salah satu sofa, dan tiba-tiba...

Bruk

Juni pingsan, dan untungnya, dia pingsan saat dia sudah duduk di atas sofa itu.

WE'RE DONE (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang