10. Sakit Tapi Apa Itu Penting?

91 40 12
                                    

🥀🥀🥀

Mungkin merelakanmu dengannya adalah jalan terbaik.

-Juni Aulia-

☘️☘️☘️

Walau sudah tiga tahun, tapi perasaan itu masih belum sepenuhnya hilang begitu saja. Walau kesannya seperti nggak tau diri, tapi aku nggak pernah memaksakan perasaanku padamu.

"Ma, apa Juni salah sama perasaan ini?" tanya Juni pada mama tercintanya.

Alma yang mendengar pernyataan tiba-tiba dari putrinya itu, merasa heran dan mencoba menjelaskannya.

"Sayang, perasaan itu sejatinya nggak salah. Yang salah itu jika kita mengharapkan balasan darinya," jelas Alma hati-hati.

"Dan, perasaan itu seperti sebuah api yang menyala. Jika kamu tidak hati-hati maka kamu akan terluka," jelas Alma lagi pada sang putri.

"Terluka karena cemburu, benci dan kecewa ya ma?" tanya Juni pada Alma.

"Iya, perasaan itu tulus, lembut dan hangat. Hanya saja terkadang mereka tidak mengerti apa itu cinta," jelas Alma pada Juni putrinya.

"Cinta itu nggak harus memiliki kan ma?" cicit Juni yang mengerti.

"Betul, cinta itu tidak harus memiliki. Karena terkadang keadaan yang meminta kita untuk berkorban demi kebahagiaan seseorang, atau bahkan kadang kita juga yang akan di kecewakan oleh pasangan kita sendiri. Sayang, cinta itu antara luka dan pengorbanan, antara ikhlas dan kecewa, antara benci dan merelakan," jelas Alma pada Juni.

"Jadi apa Juni harus merelakan kak Akel ma? jujur sebenarnya dari dulu sampai sekarang Juni masih sayang sama kak Akel ma," jelas Juni pelan.

"Sayang, apa pria itu sangat istimewa buat kamu, hm?" tanya Alma pada Juni.

"Ma, Juni udah suka sama kak Akel dari sejak SMP. Tapi setiap kali Juni berada di dekat kak Akel dia pasti nyuruh Juni pergi," jelas Juni pada Alma.

"Apa dia tahu sama perasaan kamu ini?" tanya Alma pada sang putri.

"Eum, kak Akel tahu kok ma. Tapi tetap aja kak Akel nggak pernah nganggep Juni ada," jelas Juni pada Alma mama kesayangannya.

"Beri dia waktu ya sayang, karena perasaan itu nggak bisa kalau dipaksakan," jelas Alma hati-hati.

"Iya ma, Juni ngerti. Mungkin sebaiknya Juni lepasin aja kak Akel dan berhenti buat ngejar-ngejar dia lagi, lagian sekarang kak Akel udah ada kak Sifa," balas Juni tersenyum dan langsung memeluk Alma mama tercintanya.

"Makasi ya ma, karena mama Juni tahu apa yang harus Juni lakukan. Dan Juni juga mengerti apa itu cinta," sambung gadis itu yang masih memeluk Alma.

"Sama-sama sayang, mama bangga kalau kamu ngerti tentang perasaan yang rumit itu," jelas Alma dan membalas pelukan putrinya itu.

Ke esokan harinya. Langit, Petir, Pio Akel dan Sifa sudah berkumpul di lapangan untuk lari pagi, mereka sudah berjanji akan bertemu di lapangan ini.

Setelah semua berkumpul, tiba-tiba mereka melihat Juni dan Gery dari kejauhan. Mereka berdua tampak bahagia dan saling melemparkan canda tawa.

WE'RE DONE (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang