"Tak sepantasnya jika hati terus mencintai dalam luka."
Semua terlalu indah untuk dilupakan. Namun, terlalu menyakitkan untuk diingat. Akan lebih baik jika cinta ini di akhiri dan menggantinya dengan sebuah kebahagiaan. Ada banyak luka yang nantinya akan membekas, dan ada banyak kenangan yang nantinya akan menjadi kelam.
Keberangkatan Langit dan Petir akan menjadi awal bagi Akel. Tapi, tidak ada yang tahu dimana keberadaan gadis itu sekarang. Sejak dia pergi, mereka semua kehilangan kontak dengan Juni. Tapi, itu semua tidak akan pernah menjadi penghalang bagi mereka berdua.
"Kak, kakak yakin bakalan pergi menyusul Juni ke sana?" tanya Pio dengan wajah khawatirnya.
"Kita berdua memang harus pergi Pio, karena selain kita tidak tahu bagaimana kabar Juni sekarang. Kita juga butuh Juni buat kesadaran Akel," jelas Langit pada Pio. Yang di angguki oleh gadis itu.
Namun, apakah mereka berhasil menemukan keberadaan Juni di sana? Jauh di sebrang sana. Pasti ada luka yang juga sedang di obati, ada hati yang juga butuh ketenangan dan kedamaian.
Mereka semua kini tengah berdoa di dalam ruangan, dimana Akel dirawat saat ini. Perlahan Akel mulai menunjukkan pergerakan, dan tanpa sengaja Petir memperhatikan tangan dari temannya itu.
Sontak, Petir tampak shock dan juga bahagia. Karena akhirnya Akel akan segera sadar dari komanya sekarang. Mereka semua tampak antusias dengan kemajuan yang perlahan di tunjukan oleh Akel saat ini.
Walau hanya gerakan kecil, setidaknya Akel sudah ada kemajuan dari hari sebelumnya. "Kak Akel, kakak sudah sadar?" tanya Pio bahagia sambil berlari keluar dan memanggil Dokter yang bertugas.
"Kel, lo udh bangun Kel?" sambung Petir sambil menatap lirih ke arah pria itu.
"Ju-Juni mana Tir?" tanya Akel yang seketika membuat mereka diam dalam seribu bahasa.
"Juni... dia," tutur Petir yang tidak tahu harus berbicara apa sekarang.
"Juni masih di Australia Kel," jelas Langit tanpa basa-basi sedikitpun.
"Lo tenang aja, gue sama Petir bakalan jemput dia buat lo," jelas Langit menambahkan kalimatnya.
"Tapi, barusan dia disini Ngit sama gue." tuturnya dengan ekspresi yang sangat meyakinkan.
"Gue yakin, gue salah liat?" sambung Akel sambil memegang kepalanya yang masih sakit itu.
"Nggak usah dipikirin dulu Kel, mending kamu istirahat aja," jelas Sifa pada Akel dan di angguki oleh Akel.
Tak butuh waktu lama, Pio pun datang dengan Dokter dan beberapa perawat lainnya. Mereka langsung memeriksa keadaan Akel dan memastikan kondisi kesehatan pria itu.
Kondisi Akel sudah bisa di bilang membaik, hanya saja dia masih sedikit lemah dan butuh istirahat yang cukup. Luka yang terdapat di tubuhnya juga aka segera pulih, bukankah ini kabar baik, tentu saja ini kabar baik. Karena akhirnya Akel sadar setelah beberapa bulan lamanya.
Cinta itu bagaikan bunga yang tengah mekar. Indah, harum dan cantik. Namun, jika kau melukainya. Maka mahkota bunga itu akan gugur satu demi satu, begitulah cinta. Jika kau menyakiti dan mengabaikannya. Maka cinta itu akan hilang secara perlahan, dan mungkin benar-benar akan menghilang untuk selamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WE'RE DONE (On Going)
Romance⚠️Yuk Follow Dulu Sebelum Baca⚠️ Just Delusi Gimana rasanya saat semua yang terjadi, ternyata tidak pernah nyata? Dan kejadian yang sebenarnya, kamu malah terbaring lemah di dalam lukamu. "Lo ngapain ngehindar terus dari gue, ha?" tanya Akel pada J...