🥀🥀🥀
Cinta itu akan semakin menyakitkan, jika kamu terus memperjuangkannya tapi dia menolak untuk adanya kehadiranmu.
☘️☘️☘️
-Juni Aulia-
Semua sangat menyakitkan jika terus dipikirkan, namun semua perkataannya itu juga bukan hal yang mudah untuk dilupakan.
Awalnya semua perkataannya itu hanya sebatas angin yang berhembus, tapi malah seperti magnet yang menempel dan menjadi luka baru.
Juni gak tau kak, kalau ternyata malah semenyakitkan ini. Padahal Juni pikir kakak gak akan peduli lagi dan akan mengabaikan Juni setelah kejadian itu.
Dan juga kehadiran Juni disini, itu juga bukan hal yang disengaja kok kak, Juni beneran gak tau kalau kakak sekolah disini.
Tapi kenapa kakak terus meminta Juni untuk pergi kak? Bukankah Juni sudah menepati semua perjanjian kita itu. Kenapa kakak malah menyuruh Juni untuk pindah sekolah.
Kak, Juni juga gak berharap agar kakak membalas perasaan Juni. Dan Juni juga udah gak ngejar-ngejar kakak lagi, tapi izinkan Juni untuk tetap memiliki perasaan ini kak.
Gak papa kalau hanya Juni aja yang memiliki perasaan ini, kakak gak perlu kok untuk membalasnya. Cinta itu kan gak salah kak, dan Juni juga gak memaksa kakak untuk membalasnya. Batin Juni saat ia tengah duduk sendirian di kantin OSIS.
Namun tanpa ia sadari Akel yang sedari tadi tengah memperhatikannya, terus mengamati Juni dari kejauhan. Ntahlah, tampaknya ia memiliki maksud lain saat ini.
Saat ini, Juni masih terus menghindar dari dirinya. Karena Akel yang terus meminta hal itu pada Juni, maka ia harus mengabulkan permintaan pria itu.
Lelah saat berada di kantin seorang diri, Juni memilih pergi dari kantin OSIS itu. Ia berjalan dan langsung menuju ke kelasnya, namun dengan cepat seseorang menarik tangan gadis itu dan membawanya ke taman kecil dekat sekolah mereka.
Sesampainya mereka disana Juni mulai terlihat kesal dengan sikap orang itu, dan terus berusaha melepaskan genggaman tangan pria itu dari tangannya, nihil usahanya sia-sia.
"Apaan sih kak?" tanya Juni kesal pada pria itu.
"Lo ngapain ngehindar terus dari gue, ha?" tanya Akel pada Juni.
"Itu kan yang kakak mau?" kesal Juni sambil memegang tangannya yang sedikit sakit itu.
"Bukan itu yang gue mau, gue mau lo itu pergi dari kehidupan gue ngerti," jelas Akel pada Juni sambil sesekali memperhatikan tangan Juni yang sakit karenanya itu.
"Kakak tu kenapa sih kak? Apa sih salahnya kalau Juni sekolah disini? Dan Juni juga gak bakalan ganggu kakak kan?" tanya Juni yang mulai kesal dengan kalimat pergi itu.
"Salah, itu adalah kesalahan besar, gue gak mau satu sekolah sama lo gue juga gak mau kalau kita ketemu tiap hari," tekan Akel pada Juni.
"Kakak tu jahat tau gak," lirih Juni yang kini menahan tangisnya.
"Juni gak pernah ganggu kakak lagi kan selama ini? Juni gak pernah ngusik kakak, ngejar-ngejar kakak lagi atau bahkan sekedar nyapa kakak aja, Juni udah gak kernah lagi," tutur Juni dengan air mata yang berhasil lolos dari pelupuk matanya itu.
"Juni cuma mau sekolah kak, Juni cuma mau main sama temen Juni. Juni cuma mau ngerasain indahnya masa SMA cuma itu kak gak lebih," jelas Juni sambil memukul dada bidang pria itu.
"Kakak kenapa sejahat itu sih kak sama Juni? Kalau kakak marah sama Juni gara-gara Juni ngejar kakak, maafin Juni. Tapi tolong jangan kek gini sama Juni kak," pinta gadis itu sambil menahan rasa sakitnya selama ini.
"Kenapa sih kak, sesakit ini banget buat sekedar suka sama kakak," tambah Juni yang kali ini dengan wajah yang ia tundukkan.
"Apa mencintai kakak itu adalah sebuah kesalahan?" sambungnya lagi yang membuat Akel diam seribu bahasa.
Pria itu hanya diam tanpa mengatakan apapun, bahkan saat Juni terus memukul dada bidangnya itu ia hanya diem. Tak ada kata atau bahkan pergerakan yang ia tunjukan saat ini.
Kenapa dada gue rasanya sangat sakit. Batin Akel yang bingung dengan perasaannya sendiri.
"Tapi, kakak tenang aja Juni gak bakalan lama kok kak buat sekolah disini," jelas Juni sambil menghapus air matanya itu.
"Karena sebentar lagi Juni juga bakalan pergi jauh dari kakak," sambungnya lagi.
"Gue tunggu secepatnya," balas Akel dan pergi meninggalkan Juni seorang diri disana.
Juni hanya diam dan melihat kepergian Akel yang kini kembali membuatnya menangis itu, gadis itu terus menatap punggung gagah milik Akel hingga hilang dari pandangannya.
Kak, ternyata memang benar. Mencintai kakak adalah kesalahan buat Juni, tapi apa kakak tahu seberapa besar rasa sayang Juni ke kakak? Kalau kakak udah tahu itu pasti itu sudah terlambat kak. Batin Juni yang masih terus berdiri di taman kecil itu.
Akel hanya sesekali menemui Juni seperti ini, namun setiap kali ia bertemu dengan gadis itu Akel pasti memintanya untuk pergi.
Asal lo tau Kel, ada banyak kebenaran yang masih belum lo ketahui dan semua itu akan membuat lo menyesal nantinya.
Perjanjian kalian, dan hasutan seseorang yang sangat lo kenal. Ada orang yang takut kehilangan lo, hingga dia melakukan sesuatu yang membuat lo benci sama Juni.
Tapi apa lo lupa, kalau lo sendiri pernah suka sama Juni. Nyatanya disini permainan masih belum selesai.
Kalian harus melewati beberapa rintangan lagi, mulai dari rasa sakit, kecewa, kehilangan, perselisihan dan kesalah pahaman.
------------------------------💔--------------------------
Kalau lo memang suka sama dia, kenapa lo harus percaya sama omongan orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
WE'RE DONE (On Going)
Romance⚠️Yuk Follow Dulu Sebelum Baca⚠️ Just Delusi Gimana rasanya saat semua yang terjadi, ternyata tidak pernah nyata? Dan kejadian yang sebenarnya, kamu malah terbaring lemah di dalam lukamu. "Lo ngapain ngehindar terus dari gue, ha?" tanya Akel pada J...