"Haloo kak Hanbiinnn ... " panggil Gyuvin dari arah pintu masuk kantin sambil melambaikan tangan dan duduk di depan Hanbin. "Kok gak nungguin gue?"
"Lo lama kalau habis olahraga."
"Bagiii dong." Gyuvin mengambil satu potong buah dari piring Hanbin membuat si empunya mendengus kesal.
"Vin, katanya ada anak baru di angkatan lo?" tanya Heeseung, teman satu kelas Hanbin, yang berarti teman Gyuvin juga.
Gyuvin tampak bingung dan tidak menjawab.
"Ah lama lo vin," celetuk Taesan, teman satu kelas yang selalu bareng Gyuvin. Katanya sih biar kecipratan populernya. "Ada kak, katanya anak baru itu selebriti sosial media. Selebriti instagram a.k.a. selebgram."
"Bisa-bisanya gue ketinggalan berita ini. Yang mana sih anaknya?" tanya Gyuvin.
Taesan berdecak remeh, "Anaknya mudah banget dikenali. Cari aja yang rambutnya pirang, make up on point dan pakaiannya rapi dari yang paling rapi. Pokoknya mencolok."
"Rambutnya pirang? Memang boleh?" tanya Hanbin.
Heeseung mendekat dan berbisik, "Privilege. Keluarganya berada."
"Wow, diskriminatif sekali." Ucap Gyuvin.
"Tapi cara bicara dan suaranya lembut banget, kontras sama penampilannya." Lanjut Taesan.
"Namanya siapa?"
"Dia dari Cina, namanya aslinya susah," Taesan tampak berpikir keras, "dia minta dipanggil Ricky aja biar mudah. Ricky Shen."
"Kok lo tau banyak?" tanya Heeseung.
"Ck, gue punya banyak informan."
"Gaya banget, bilang aja lo demen gossip." Sahut Gyuvin.
"Guys, sekarang gue tahu kayak apa Ricky itu." Kata Hanbin. Matanya melihat ke arah pintu masuk kantin, dimana siswa lainnya juga melihat ke arah yang sama tempat sosok lelaki berambut pirang tertata bergelombang, dengan pakaian sekolah paling rapi dan licin serta cara berjalan yang entah kenapa seolah sedang di atas karpet merah. "Bersinar sekali, gue mencium kepopuleran yang gak ada habisnya."
Gyuvin, Taesan dan Heeseung juga sama kagumnya. Mereka terdiam menikmati pemandangan indah menyilaukan.
"Cakep banget." Celetuk Heeseung.
Hanbin tersenyum jahil kemudian mencolek lengan Gyuvin, "Kelihatannya ada yang bakal kalah nih popularitasnya."
Mendengus sebal, Gyuvin berkata, "Berbeda dong kak. Lo gak bisa bandingin gue sama dia, jauh banget bagaikan langit dan bumi. Gue kan bukan selebriti."
"Tapi anak selebriti." Sahut Taesan.
"Bercanda aja. Seru deh kalau lo berteman sama Ricky." Lanjut Hanbin yang langsung mendapat gelengan mantap dari Gyuvin.
"Gak bakal. Pergaulan dia juga pasti berbeda. Mana mungkin dia temenan sama yang kayak gue." Jawab Gyuvin. "Orang kayak gitu bakal susah diajak main kemana-mana."
"Eh lihat deh. Ricky sepertinya dekat banget sama Zhang Hao." Kata Heeseung. Kalimat itu membuat ketiga lainnya kembali memperhatikan sang selebriti.
"Seorang Zhang Hao? Kok bisa?" balas Taesan.
Memang benar sedari masuk kantin, siswa lelaki bernama Zhang Hao selalu berada di samping Ricky. Terlihat menjaga dan memperhatikan segala perilaku Ricky sampai ketika duduk dan makan.
"Jangan-jangan dia kayak kak Hanbin. Kerjaannya ngurusin Ricky dan penggemarnya." Tebak Heeseung, sekaligus meledek Hanbin.
"Mereka sama-sama Cina, mungkin kerabat? atau sebelumnya sudah kenalan." Kali ini tebakan dari Taesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Him | HaoBin ✔
FanfictionTidak pernah terpikirkan sebelumnya oleh Hanbin untuk menjalin hubungan non-platonik di masa remajanya. Apalagi jika berteman dengan Gyuvin yang tebar pesona sana sini, Hanbin hanya selalu menjadi penonton kisah asmara sahabatnya yang tidak serius. ...